🌼 Bagian Tiga

Mulai dari awal
                                    

Tentu saja Alea langsung menerima uang itu dengan senang hati. "Nah gitu dong, makasih Abang."

"Nyengir lu!" Cerca Aldo.

Alea melengos sambil melahap roti bakarnya, menghabiskan sarapannya dengan segera.

Karena jam sudah mulai siang, mereka memutuskan untuk segera berangkat ke sekolah menggunakan motor sport warna hitam milik Adrian. Sedangkan Aldo berangkat ke kampus setelah mereka pergi duluan.

15 menit kemudian mereka sampai sampai di kawasan sekolah. Adrian memarkirkan kendaraannya di parkiran sekolah. Cowok itu turun dari atas motor setelah gadis yang ia bonceng itu turun lebih dulu. Mereka langsung di sambut beragam tatapan dan juga sapaan dari para siswa-siswi yang tengah berlalu lalang, maklum mereka memang termasuk murid famous di sekolah. Jadi tidak heran jika mereka memiliki banyak penggemar.

Alea hanya mengangguk dan sesekali tersenyum tipis sebagai jawaban. Alasannya ia tidak mengenal beberapa orang yang menyapanya tadi, atau mungkin ia kenal namun ia saja yang lupa namanya. Sedangkan Adrian, cowok itu hanya diam dengan muka datarnya sambil terus melangkah ke depan.

Alea hanya geleng-geleng saja melihat tingkah Adrian, sebenarnya Adrian itu tipe orang yang ramah dan humoris. Namun sikap itu hanya ia tunjukkan pada orang tertentu saja, seperti Alea contohnya. Jadi jangan heran saat di tempat umum cowok itu tiba-tiba menjadi dingin.

"Woy, Adrian!" Teriak seorang cowok yang kini tengah berlari mengejar mereka. Itu Kenzo, cowok bule yang menjabat sebagai teman dekat Adrian. "Tungguin kek!" Serunya.

Adrian berhenti sambil menatap Kenzo. "Apaan?" Tanyanya.

Kenzo terlihat mengatur napasnya sebentar. "Lo di cariin Pak Broto tuh, katanya ada yang mau di omongin soal tanding basket minggu depan." Ujar Kenzo.

"Sekarang banget nih?"

"Iye buruan, orangnya dah nunggu Lo dari tadi tuh!"

Adrian menatap sebentar ke arah Alea yang ada di sebelahnya, menyimak obrolan mereka barusan. "Lo ke kelas duluan gak papa kan, Lea?" Tanyanya.

Alea terkekeh. "Iya-iya, santai aja kenapa sih."

"Eh, ada neng Alea juga. Pendek banget sih, jadi kagak keliatan deh." Ejek Kenzo yang baru menyadari keberadaan Alea di sebelah Adrian.

Alea menatap Kenzo dengan tatapan nyalang. "Sembarangan, Elo berdua aja yang pada cosplay jadi pohon kelapa." Balas Alea ketus.

Sebenarnya Alea itu gak pendek, ia termasuk tinggi jika di bandingkan dengan gadis-gadis lain. Tinggi Alea saja 170, namun saat berada di tengah-tengah Adrian dan Kenzo membuat Alea terlihat sangat pendek. Bayangkan saja tinggi Adrian sekitar 188 dan tinggi Kenzo sekitar 189. Bisa bayangkan sendiri kan seberapa pendek Alea sekarang saat sedang berada di antara 2 tiang listrik.

"Hehe santai dong neng, btw tolong bilangin ya sama neng Flora, dapet salam dari Bang Kenzo ganteng." Ujar Kenzo dengan muka sok gantengnya, ya memang ganteng sih.

"Iya-iya. Udah sono buruan Lo samperin Pak Broto nya. Ntar kena semprot lagi."

"Lo langsung masuk kelas, gak ada acara bolos-bolosan lagi, ngerti!" Pesan Adrian sebelum meninggalkan Alea.

"Iya-iya, gua ngerti! Udah sana." Ujar Alea sambil mendorong tubuh Adrian.

Akhirnya Adrian pergi dari hadapan Alea dengan Kenzo yang menarik kerah cowok itu dari belakang karena kalau tidak di tarik Adrian tidak akan pergi-pergi dari sana. Alea melanjutkan langkahnya untuk menuju ke kelas. Melewati koridor sekolah yang hanya di lewati beberapa murid saja. Namun–

KaraferneliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang