Stop it!

1.6K 79 3
                                    

Katakan dengan jelas
Iya atau tidak
Hanya dua pilihan itu yang bisa kuberikan
Jangan datang jika tak ingin, jangan tersenyum jika tidak bisa kau lakukan dengan benar.

Terkadang hidup memang sekonyol itu, saat kau berpikir semua orang bisa menyukaimu, nyatanya itu hanya sebuah upaya kamuflase. Cara mereka bertahan didalam dunia yang penuh kepalsuan ini yaitu dengan cara yang sama, ikut turut menipu. Karena pada dasar jika kau ingin bertahan ditempat menyedihkan ini kau harus juga sama menyedihkan atau bahkan lebih rendah dari dunia yang busuk ini.

Aku sudah banyak bertemu dengan macam jenis manusia, entah itu yang pintar berkamuflase, tulus, penipu ulung, licik dan seperti sampah. Dari sekian banyak terlibat dengan macam jenis manusia, sialnya aku terjebak pada sosok yang paling buruk.

Walaupun aku tahu, ini akan berakhir menyakitkan. Walaupun aku tahu, ini akan melukaiku. Aku tetap memilih pura -pura tak tahu dan berakting polos. Mengikuti permainannya dan berharap dia bisa menyadari ketulusan ini.

"Hari ini akan turun hujan, kau bawa payung?" Intrupsiku saat dikoridor kampus melihatnya sambil bersandar disalah satu tiang penyangga.

"Tidak, mungkin nunggu reda" sahutnya singkat sambil melemparkan senyuman teduhnya.

"Bawa ini, aku tahu kau membutuhkannya nanti" ujarku sambil menyodorkan payung tersebut padanya.

"Bagaimana denganmu?" Ia berusaha menolak namun, aku berusaha meyakinkannya bahwa aku baik -baik saja.

"Aku masih ada payung cadangan diruang klub, jadi tenang saja" bohong. Payung yang kumiliki hanya satu dan kuberikan padanya. Aku hanya ingin memastikan bahwa ia baik -baik saja, untuk diriku aku bisa mengurusnya belakangan.

"Baiklah, thanks Gyu. Kau memang yang terbaik" senyuman itu terbit begitu indah. Hanya untuk melihat senyuman itu aku rela melakukan apapun. Akan aku usahakan apapun itu agar senyuman itu bisa nampak dengan indahnya. Karena bagiku hanya itu satu-satunya yang dapat menenangkan hati ini dari rasa gundah yang begitu membuncah ini.










✨✨✨









Ditengah guyuran hujan yang deras itu, aku berdiri ditengah lapangan. Sengaja membiarkan diri ini basah kuyup. Berharap kesedihan ini ikut turut terlarut dengan jatuhan air hujan. Sungguh konyol walau tahu akhirnya akan menyakitkan tapi masih tetap berusaha bersikap bodoh akan semuanya.

Begitu menyedihkannya, membiarkan dia dan sosok itu pulang bersama dibawah payung yang baru saja aku pinjamkan. Mereka serta merta tertwa penuh romansa dan hawa bunga-bunga bermekaran itu terlihat sangat jelas disekitar keduanya. Sungguh membuat iri. Dan disini, dibawah guyuran hujan aku seperti orang bodoh menyaksikan kebahagiaan kedua insan itu.

"Sampai kapan akan berpura-pura dungu seperti ini Kim Mingyu?"rutukku lirih sambil menahan gejolak rasa dingin yang kian menusuk-nusuk tulang.











✨✨✨








Hari ini, aku tak menemuinya. Kurasa itu tak akan berguna. Mau datang ke perlombaan basketnya atau tidak. Tak akan berdampak apapun, ada banyak orang yang akan mendukungnya. Jadi lebih baik diam dan merenungi kebodohan ini jauh lebih baik.

Jung Jaehyun, pria dengan jutaan pesona. Pria licik yang sialnya aku begitu menyukainya. Jatuh pada pesonanya yang ia tebarkan kesemua orang. Dan bodohnya aku terhanyut akan pesonanya itu. Tahu bahwa cinta ini tak akan ada harapan tapi masih tetap berharap pada sosok itu.

"Kau bergantung harapan pada tempat yang tak tepat Kim Mingyu"














✨✨✨

"Ming kau dimana? Kenapa tidak datang keperlombaan basketku?" Ujarnya disebrang sana dengan nada ketus yang sangat kentara.

"Aku sibuk."

"Sibuk? Kau yakin? Memang sibuk apa sampai tak bisa datang ke perlombaan pentingku?"Masih dengan nada sebal yang sangat kentara
Jung kumohon jangan bersikap seperti ini! Jangan biarkan aku berharap lebih.

"Aku sibuk kencan Jung, kau mengganggu kencan orang deh!"

"Kau yakin kencan heh? Yang kulihat saat ini seseorang sedang duduk sendirian dengan wajah putus asanya di tepi lapangan sepak bola. Kau yakin itu sedang kencan?" Sergah pria tersebut dengan nada meledeknya yang sangat kentara.

"Tsk! Sial,"

"Kususul kau ya -"

"JANGAN! Diam ditempatmu Jung, jika kau beranjak lebih jauh, aku pastikan tak akan melepaskanmu. Biarkan aku menyerah dengan benar, jangan datang padaku jika kau tidak ingin kumiliki."

"Gyu..."

"Yang kau butuhkan sekarang hanya Eunwoo, bukan diriku. Cukup bermain-mainnya ya Jung, kau harus mulai serius dengan Eunwoo. Eunwoo orang tulus, jadi jangan sakiti dia, kau bisa percaya padanua Jung. Kali ini aku tak bisa lagi meladeni permainan konyolmu, rasanya ternyata melelahkan. Aku tak sanggup lagi...

Jadi pergilah Jung"

Jangan pergi! Kumohon hampiri aku. Jangan biarkan aku pergi, tahan aku Jung, kumohon...

"Baiklah, maaf Kim. Aku pergi, kau benar aku membutuhkan Eunwoo, terima kasih sudah menyadarkanku Kim, kau yang terbaik"












Tut tut tut
Berakhir, memang harus berakhir. Seperti ini memang seharusnya dan aku memang harus kembali pada jalur yang sudah ada. Mana ada yang akan menahanku, tak ada yang menginginkan perasaan tulus ini. Jadi begini rasanya dibuang dan tak dijadikan pilihan. Jujur saja rasanya menyakitkan. Dan sialannya air mata ini tak bisa berhenti!

"Hiks! Jangan tinggalkan aku, Jung..." penyesalan, hanya itu yang tersisa. Seseorang yang tak terpilih sepertiku hanya bisa berakhir menyedihkan seperti ini. Menyesal pun tak akan ada gunanya, walaupun kukatakan jangan dan tidak. Semua itu tak akan ada yang mendengarkannya.






Hujan kali ini begitu deras namun, air mata ini tak dapat mengalir lagi. Bahkan dada ini sudah terasa kebas.
Hujan kali ini cukup mewakilkan bagaimana derasnya air mata yang tak dapat mengalir lagi dan hanya menyisakan rasa hampa setelahnya










See you next chapter
Don't forget vomment juseyonggg


Salam manis dari

Degem kak wonu✨

Lovelist | kmg x allTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang