Pagi itu, pukul sepuluh tepat sesuai permintaan Hyura, mereka berdua telah berada di dalam mobil milik Chan. Hyura serius akan perkataannya yang ingin mengantar Chan menuju bandara, setelahnya ia berencana ke kampus sebentar untuk menemui dosennya. Lalu malamnya, ia akan ke cafe Jihoon untuk bekerja.
Hyura melirik Chan yang terlihat khawatir, "Kenapa kau tidak percaya padaku sih?"
"Bagaimana aku bisa percaya, aku saja tak pernah melihat kau menyetir!"
"Tuan Christoper Bang yang terhormat, silahkan duduk saja dan nikmati perjalanannya"
Hyura berkata demikian sambil memasang sabuk pengamannya, yang kemudian membuat Chan melakukan hal yang sama walaupun masih ragu.
Hyura kemudian menyalakan mesin mobil, lalu mulai mengemudi dengan tenang. Meninggalkan pekarangan rumah mereka dan mulai memasuki jalan besar.
Terdengar hembusan napas lega dari Chan, "Bagaimana? Aku bisa kan?"
Chan hanya berdehem membalasnya.
"Ck, kau selalu tidak mau mengakui kehebatanku" protes Hyura ketika mendengar lelaki itu hanya memberikan reaksi seadanya.
"Diam dan fokuslah menyetir saja"
"Omong-omong Chan, eum-"
"Apa?"
"I-itu, kau pulang kapan?"
"Hm mungkin sekitar dua atau tiga hari lagi, jadwal penerbanganku berturut-turut jadi tidak akan sempat untuk pulang"
"Begitu, a-anu n-nanti ketika kau ada waktu-"
"Tenang saja aku pasti mengabarimu saat aku sampai ataupun saat akan berangkat" ujar Chan seakan mengerti yang ingin disampaikan oleh Hyura.
Hal itu membuat Hyura bersemu, "I-iya kau harus menghubungiku agar aku tahu kapan harus menjemputmu"
Bohong, tentu saja Hyura ingin tahu kabar lelaki itu. Walaupun hanya pernikahan kontrak, tapi tetap saja ditinggal suami bekerja setelah pernikahan pasti akan sangat membosankan.
Perjalanan berlalu begitu saja, tak terasa karena keduanya larut dalam obrolan mengenai rumah dan kegiatan-kegiatan yang akan Hyura lakukan ketika Chan bekerja. Mereka juga bergurau dan sedikit beradu mulut ketika kejahilan Chan muncul. Sampai akhirnya mobil yang dikendarai Hyura mulai masuk ke bandara.
"Sampai sini saja" Chan menginstruksikan Hyura untuk menghentikan mobilnya.
"Kenapa? Aku tidak boleh masuk ke dalam ya?"
"Boleh, tapi kau harus ke kampus kan?"
Hyura mengangguk lesu, kemudian turun setelah mematikan mesin mobil. Chan mengikutinya dan mengambil tas ranselnya di bagasi.
"Aku pergi dulu, jaga dirimu. Jangan berbuat hal aneh selama tidak ada aku!"
Hyura mendengus, "Hati-hati Chan!"
"Hati-hati Hyura!"
Ya, mereka berkata bersamaan yang membuat keduanya langsung salah tingkah dan saling memalingkan wajah.
"E-eum aku pergi dulu, aku harus segera cek kesehatan"
"Baiklah, semangat!"
"Kau juga, semangat untuk kuliahmu!"
Setelahnya Chan berlalu, meninggalkan Hyura yang menunduk lesu menatap kepergiannya.
======
Cerita yang dipromosikan
Kamu akan menyukai ini
Hyura tidak bisa konsentrasi mendengarkan penjelasan dosennya. Bagaimana bisa konsentrasi kalau Chan saja belum mengabarinya. Padahal belum genap sehari mereka berpisah. Hyura memang sudah jatuh cinta pada lelaki itu.
"Baiklah Ji Hyura, sementara hanya itu saja yang perlu kau perbaiki"
"Ah? Baik, Prof. Terima kasih atas bimbingannya"
Lelaki paruh baya itu mengangguk, mempersilahkan Hyura keluar ruangannya. Hyura memutuskan untuk berjalan ke kantin fakultas, menunggu Chan dan mendengarkan dosennya membuat perutnya lapar.
Setelah memesan makanan dan menemukan tempat duduk. Ia mulai memasukkan sesuap makanan ke dalam mulutnya, sampai suara notifikasi ponsel menginterupsinya. Ia buru-buru meraih ponselnya dan benar saja lelaki yang ia tunggu mengiriminya pesan.
Chan👮 Aku sudahsampai di Jeju Maafbarumengabarimu
Hyura (Me) Tak apa, kau sudahmakan?
Chan👮 Belum, sebentarlagi di hotel Kau di mana?
Hyura (Me) Segeralahistirahat Aku di kampus Mobilmu aku bawa untukkerja ya?
Chan👮 Baiklah, bawa saja Aku harussegerake hotel Sampainanti
Hyura menatap ponselnya, lega karena akhirnya mendapat kabar dari lelaki itu. Tapi ia juga khawatir karena jadwal penerbangan Chan menjadi sangat padat.
======
Setelah mendapatkan apa yang ia tunggu sejak tadi, Hyura akhirnya memutuskan untuk pergi ke cafe Jihoon. Masih terlalu sore sebenarnya, tapi ia juga bingung mau melakukan apa lagi. Kalau dulu sih biasanya ia akan di rumah sakit menjaga ibunya, tapi sekarang benar-benar tak ada yang bisa dilakukannya selain bekerja dan kuliah.
Hyura memarkirkan mobil Chan di lantai bawah, bertepatan dengan itu, Hyura melihat Jihoon yang keluar dari mobilnya. Sepertinya bosnya itu baru datang.
"Sore Kak Jihoon!"
"Hyura? Kupikir tadi Hyung yang datang karena melihat mobilnya, lagipula kenapa kau datang lebih awal?"
"Ahh, tidak ada yang bisa kulakukan kak. Jadi aku ke sini saja."
"Chan hyung mana? Kenapa kau membawa mobilnya?"
"Dia berangkat tadi siang dan aku mengantarnya dengan mobil ini"
"Hahaha kau pasti bosan ya? Jam kerjamu kubebaskan saja, kau boeh datang ke sini saat ingin"
"Tapi aku tetap akan datang setiap malam kok, Kak."
"Baiklah, ayo masuk"
Hyura mulai memasuki cafe itu, ia pergi ke toilet karyawan sebentar untuk merapikan pakaian dan riasannya. Setelah itu ia segera menuju panggung yang disiapkan oleh cafe itu, tempat ia bisa menyalurkan hobinya sekaligus mendapat uang.
Hyura tetap bersyukur, meskipun mimpinya untuk menjadi idol harus ia kubur dalam-dalam karena tuntutan ekonomi. Uang yang sudah ia tabung harus ia relakan saat mendengar satu-satunya keluarga yang dimilikinya, yaitu sang ibu terkena gagal ginjal.
Kala itu, ia sangat ketakutan, ia rela mengambil banyak pekerjaan paruh waktu demi kesembuhan ibunya belum lagi kisah cintanya kandas, membuat kondisi hati Hyura terpuruk. Sebelum akhirnya ia bertemu dengan Chan, lelaki itu bagai malaikat. Membayar semua pengobatan ibunya, menikahinya walau hanya sebatas kontrak dan membuatnya jatuh hati.
Ia tak tahu bagaimana perasaan Chan kepadanya, tapi kali ini ia hanya ingin mencintai Chan. Ia tak menuntut balasan apapun dari lelaki itu, karena sudah banyak merepotkannya.
Memikirkan Chan seperti ini membuat Hyura ingin menyanyikan lagu bahagia, ia ingin menyampaikan seberapa bersyukurnya ia karena Tuhan telah mempertemukannya dengan Chan.
Hyura mulai memetik gitar yang dipegangnya, tersenyum seraya berbasa-basi menyapa orang-orang yang ada di cafe itu. Kemudian bibirnya mulai melantunkan lagu milik boygrup Super Junior berjudul Our Love.
Melodi-melodi ringan penuh perasaan ia lantunkan, Hyura terlihat sangat menghayati lagu itu sampai-sampai tak sadar ada dua pasang mata yang memperhatikannya dengan intens, salah satunya mulai merekam Hyura dan mengirimkannya pada seseorang.
Di sisi yang lain, Chan segera meraih ponselnya tatkala benda persegi panjang itu menampilkan notifikasi pesan.
Jihoonie Sent a video Hyunglihatistrimukkkk~
Chan tersenyum setelah membuka videonya yang menampilkan Hyura sedang terlihat bahagia ketika menyanyikan lagu. Tak seperti yang terakhir kali ia lihat ketika pertemuan kedua mereka.
Tetapi jangan lupakan sepasang mata lain yang juga memperhatikan Hyura menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan siapapun. Lelaki itu memakai pakaian yang sangat tertutup, kemudian bibirnya menggumamkan sesuatu dengan suara lirih yang mungkin hanya ia dan Tuhan yang mendengarnya.
'Ji...' 'Kenapa kau terlihatbahagia setelah putusdariku?'
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.