CHAPTER 5

458 16 0
                                    

bel pulang sekolah sudah berbunyi satu jam yang lalu. Sekolah sudah sangat sepi. Hanya tinggal guru-guru yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Selain itu sudah tidak ada. Mereka sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Tapi, di perpustakaan masih ada suara. Siapa dia?

Gadis yang sama seperti yang tadi. Dia adalah Rani Putri Ganesa.Sepulang sekolah di akan menyempatkan waktu untuk mengunjungi ruangan itu. Dia adalah salah satu murid yang selalu hadir di sana. Setiap istirahat dia juga kesana. Selain membaca dia juga selalu mengerjakan PR di sana. Dia lebih memilih di ruangan itu karena ruangan itu sunyi dan tenang. Maka dari itu dia lebih suka mengerjakan semua tugasnya disana.

Kembali ke cerita!

"AXEL LO PULANG APA NGGAK? " suara Banu nyaring dari dapur. Dia sedang memasak untuk kami semua. Selain hobi membunuh dia juga hobi memasak. Dia selalu bikin makanan buat kami. Dia sudah biasah dengan hal itu. Seperti pembantu. Wkwk

"GUE NGINEP DI SINI! LO MAU PULANG? " suara Axel juga menyaring dari ruangan depan. Dia sedang membaringkan seluruh tubuhnya terlentang di lantai. Hari ini cuaca sangat panas kipas angin dan AC pun tidak mempan. Maka dari itu dia membiarkan tubuhnya terlentang di lantai.

"gue ikut sama lo aja! Di rumah pasti di omelin bokap sama nyokap. Udah persis kayak nenek lampir yang lagi kumat saat malam jum'at! " Suaranya semakin mendekat. Dia sudah menghampiri kami semua. Kedua tanganya memegang meja dorong. Diatas sana sudah ada berbagai macam makanan.

"Makan dulu bro! " Dia menata rapi makanan di atas meja.

Axel bangkit dari posisi lentang nya. Dia berjalan sambil membuka kancing baju sekolahku. Axel membuangnya ke sembarangan arah. Suka-suka! Mereka mau berbuat apapun pasti nggak akan ada yang ngelarang. Anak Sultan ma bebas! Apa? Iri bilang boss!!

"Mana Bella sama Dinda? " Aku mengangkat kedua bahuku dan menggeleng singkat.

"Gue punya informasi penting! " Axel menghentikan suapan ku. Axel mendekatkan diri ke tempat dimana Banu berada.

"Apa? " Dia masih menatap layar handphone nya. Jari-jarinya juga masih mengetik sesuatu. Entah apa yang dia tulis.

Axel berdecak kesal. "Ni coba lo lihat!" Dia mengulurkan layar handphone nya. Disana ada foto cewek yang cantik. Sempurna untuk di buat korban yang selanjutnya.

"Oke banget tu bro! " Axel memukul pundak kirinya dengan kegirangan.

"Mana sih tu orang! Kok belum dateng juga!" Banu berdiri dan melangkahkan kaki menuju pintu. Dia membuka pintu dan menengok ke kanan dan kekiri.

"Mungkin lagi keluar! " Axel menjawab sambil mengunyah nasi goreng ala psikopat berandal itu.

"Gimana kalau besok kita sikat tu orang! " Ide yang sangat sempurna.

"Nanti malem kita culik tu orang setelah itu kita buat dia pingsan!" Otak mereka memang cerdik.

"Nanti gue akan lacak nomer HP nya! Setelah itu kita jalankan rencana! " Dia memetikkan ketiga jarinya.

Setelah rencana sudah dibuat mereka berdua sudah datang. Dinda dan Bella.
Dia akan ikut untuk rencana malam ini. Biasanya dia hanya ikut untuk ngehabisi korban tapi, kali ini tidak mereka akan mereka akan tertawa puas.

"Nanti malem kita jalanin rencana!" Dinda dan Bella tersenyum bahagia.

"Oke! Nanti malem kami berdua akan ikut. Tapi, siapa yang akan jadi korban? Gue kan nggak tau orang nya. Jadi mana fotonya? " Telapak tangannya Bella mengulur di depan wajahnya Axel. Dia memberikan handphone itu yang masih menggambarkan foto wanita itu.

"What? Ini korbannya? " Bella tampak terkejut setelah melihat wajah korban itu.

Axel pun mengangguk. "Emang kenapa? Lo kenal? " Axel mengangkat kedua alisku.

Bella mengangguk. "Orang tuanya dia sudah membuat usaha bokap gue hancur satu tahun yang lalu! " Semua terkejut. Pas banget cewek ini untuk di jadikan korban.

"Menurut gue sekalian sama bokapnya saja! Biar mulut yang najis itu tau batunya. Gimana? " Aduh Axel lo itu emang pintar deh. Ada aja ide lo. Gue kasih dua jempol deh buat lo!

"Langsung ke rumahnya aja! Gue tau rumahnya! " Mereka kompak banget!

"Lo tau dari mana? " Dinda bertanya sambil mengunyah makanan yang sudah di sediakan dari tadi.

"Ada para pengawal bokap gue! Mereka selalu ngawasin gerak-gerik keluarga cewek ini! " Bella mengangguk sambil menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

"Gimana kalau sekalian kita kerja sama pengawal bokap lo? Mereka semuakan udah tau hobi lo. Mereka semua juga udah tau kalau lo psikopat kan? " Dia juga ngasih ide yang sempurna. Semakin di pikir dalam semakin matang juga rencana ini di lakukan.

"Oke! Sekarang gue akan pulang dan bilang ke bokap gue. Setelah itu gue akan bilang ke pengawal bokap gue kalau kita akan habisin keluarga cewek ini. Gimana? Kalian setuju apa nggak? " Semua mengangguk dan tersenyum.

"Oke sebelum gue pulang gue mau nyicipin makanan ala psikopat ini! " Bella mengacak rambutnya pelan.

Rencana mereka sudah siapa. Memang pemikiran psikopat lebih cerdik daripada pemikiran manusia biasa. Mereka akan selalu berfikir dengan matang untuk melakukan aksinya. Mereka akan melakukan hal yang tidak mungkin dan tidak akan kita duga. Semua rencana yang di lakukan dengan psikopat akan selalu lancar seperti apa yang dia rencanakan pada saal awal.

Seorang psikopat harus bisa mendapatkan apa yang dia mau. Jika mereka tidak mendapatkan apa yang dia mau mereka akan selalu mengganggu dan akan terus berusaha untuk mengahabisimu. Mereka akan melakukan hal apapun meskipun berujung pada penjara.

Tapi, kelompok psikopat berandal ini sudah di incar oleh para polisi selama bertahun-tahun. Tapi, kalau sudah di incar kenapa mereka masih berkeliaran di sini? Mereka ber empat juga pernah masuk penjara karena aksi pembunuhan yang pertama kalinya. Tapi, saat pembunuhan itu gagal semakin cerdik pikiran mereka. Saat mereka di penjara setiap malam dia memikirkan bagaimana caranya dia biasa ke luar. Sekitar setengah tahun mereka bangkit dan mulai menjalankan aksinya yang sudah di pikirkan sekian lama itu.

*****
👋👋👋👋

Hay semua!

Kesan untuk bab ini!

Jangan lupa vote dan comment sebanyak-banyaknya!

Salam: natasha Nur s

PSIKOPAT[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang