-10-

23 1 0
                                    


"aku mengikuti dan mencari tau tentangnya sebelum bertemu dengannya di taman itu, tapi yakinlah dia mencintaiku, dan pintaku sekarang ... tolong jangan sekalipun bersikap seolah kamu suaminya, ikhlaskan ia dan biarlah ia bahagia bersamaku"

-------------------------------------------

Hari ini adalah hari pernikahanku, untungnya aku sama seperti Reno, sama sama tidak memiliki orang tua. Jadi tak ada yang namanya perkenalan dari dua keluarga. Reno bercerita kalau pak Albert sudah meninggal karena gagal jantung 2 tahun yang lalu dan ibunya yang ku tahu sedari dulu sudah meninggal saat ia masih kecil.

Aku berjalan sambil berkacak pinggang  di depan cermin, gaun yang ku pakai ini sangatlah indah, gaun putih menjuntai kebawah dengan manik-manik indah bertaburan di setiap incinya.

"aku sangat cantik" gumamku puas menatap diriku di cermin.

Tok...tok...tok...

"Non Vinia, bersiaplah dengan cepat. pangeranmu sudah datang" Teriak Bi Ijah di luar kamarku. Aku berlonjak kegirangan. Sebentar lagi aku akan melepas masa lajangku. aku segera memakai flat shoes putih dan segera melangkah membuka pintu.

Ku lihat di bawah sudah banyak tamu yang duduk, dan mataku tertuju pada Reno, dia mendongak melihatku yang sedang melihatnya juga, senyumnya mengembang diiringi senyumku yang sudah sangat lebar, bahagia sekali rasanya....

"mari nona , kami antarkan ke bawah" kata salah satu pegawai dekorasi yang mengatur konsep pernikahanku, kemudian aku di tuntun oleh tiga orang, dua di sisi kanan dan kiriku sambil memegangi lenganku, dan yang satunya lagi memegang kain gaunku yang menjuntai ke belakang.

Aku duduk di samping calon suamiku, dan saling tatap sekejap dan kembali menatap ke depan dengan rasa campur aduk yang kami miliki masing-masing. Lalu kulihat Mas Reyhan berjalan menuruni tangga, dia terlihat sangat gagah sekali dengan baju koko putih dan sarung hitam, tak lupa peci hitam , sungguh sempurna. Tapi ... saat kulihat matanya, ada yang aneh. Mata Mas Reyhan sangat merah dan agak sembab.

"ada apa dengan Mas" kataku dalam hati, tapi segera ku tepis dan fokus pada acara ini.

----------------------------------------

"Aku tikahkan kamu Reno Albert dengan adikku, Vinia Elisya Rey Antonio dengan seperangkat alat shalat dibayar tunai"

"Aku terima nikahnya Vinia Elisya Rey Antonio dengan seperangkat alat shalat dibayar tunai"

"SAHHHHHH" gemuruh suara para tamu.

" alhamdulillah" ucapku lalu menyalami tangan laki-laki yang sudah resmi menjadi suamiku. aku sangat bahagia, tak ada yang mengalahi rasa gembiranya seorang pengantin di hari pernikahannya. Sungguh hari ini tidak ingin aku lewatkan dengan cepat.

Para tamu mulai memasuki area belakang untuk bersantap ria, disana sudah tersedia bangku bangku dan makanan yang sudah disiapkan tim catering. Menggiurkan....

Aku dan suamiku duduk di atas pelaminan dan mulai menerima para tamu yang naik untuk memeberi ucapan, banyak sekali bucket yang ku terima hari ini. Kemudian datanglah Pak Jon memanggil suamiku yang katanya ada yang ingin dibicarakan Mas Reyhan dengannya.

" aku pergi dulu" pamitnya.

aku mengangguk dengan senyum dan Reno pun pergi diantar oleh Pak Jon ke kamarnya Mas Reyhan.

---------------------------------------------

"ada apa mas memanggilku?" tanya Reno

" aku ingin bicara serius dengan kamu, aku adalah walinya Vinia, walaupun aku bukanlah kakak kandungnya tetapi aku sangat menyayangi dia, dia adalah adik yang sesungguhnya bagiku"

" ya mas aku tau" kata Reno.

" aku minta tolong jaga dia, jangan buat ia kecewa, aku menitipkan tanggung jawabku terhadapnya kepada kamu" mata Reyhan berkaca-kaca.

"aku tau kamu adalah suaminya"

Reyhan terkejut, bagaimana bisa dia tau sedangkan dia baru saja ada dikehidupannya, sedangkan orang sekitar sudah diberitahu agar tidak buka suara demi kesehatan Vinia.

" darimana kamu tau?" kata Reyhan sangat penasaran.

"aku mengikuti dan mencari tau tentangnya sebelum bertemu dengannya di taman itu, tapi yakinlah dia mencintaiku, dan pintaku sekarang ... tolong jangan sekalipun bersikap seolah kamu suaminya, ikhlaskan ia dan biarlah ia bahagia bersamaku"


Reyhan menyerah dan menyanggupi perkataan Reno, bagaimanapun kebahagiaan Vinia yang terpenting saat ini, Reyhan pun kemudian mempersilahkan Reno keluar kamar dan menutup pintu kamarnya perlahan, dia sangat hancur, dia akan pergi ke London nanti malam, tak ada yang boleh mengganggu ketentraman Vinia, termasuk dirinya. Lagipula ada urusan penting yang harus ia selesaikan  di sana, biarlah rumah ini ia serahkan pada Bi Ijah , Pak Harjo dan Pak Jon, biarkan Vinia tinggal bersama dengan suaminya di  Bandung ,di rumah yang Reno belikan untuk Vinia, tak apa jauh dari Jakarta setidaknya Vinia akan menempuh hidup baru dan bahagia bersama Reno. Begitulah pikir Reyhan...

Reyhan mulai memasukkan segala kebutuhannya ke koper hitam miliknya, pak Jon ikut serta membantu. Tak bisa dipungkiri, walaupun Reyhan terlihat kuat tetapi dia sebenarnya sangatlah rapuh, dia mencintai istrinya tapi apalah daya, kebahagiaannya yang terpenting, Vinia segalanya di hidupnya. Untuk kali ini tak ada kesedihan yang terpancar dari raut muka Reyhan, tak ada mata yang berkaca-kaca, mungkin hatinya sudah kebal dan tak ada air mata lagi yang bisa keluar, seolah persediaan air mata yang ia miliki telah kering.

Lain halnya dengan Pak Jon, dia menangis tersedu-sedu sejak tadi malam, mungkin kalau saja kulitnya seputih Reyhan matanya terlihat sembab, tapi sayang... kulitnya yang gelap dan hidupnya yang selalu begadang menjadikan matanya menghitam, tak terlihat jika ia sudah menangis semalaman.

" sudahlah pak, aku sudah ikhlas" kata Reyhan menenangkan Pak Jon.

" jika aku jadi Tuan, aku pasti sudah bunuh diri, atau teriak pada nyonya bahwa aku suaminya" tangisnya langsung pecah.

Reyhan memeluknya " sudahlah pak, nyatanya kan bapak bukan aku dan Vinia bukan istri bapak" kata Reyhan dengan kekehan.

pak Jon melepas pelukan Reyhan " kan,,, jika... tuan" kata Pak Jon sambil mengelap air matanya, dan Reyhan pun menyuruhnya untuk mengawasi acara yang masih berlangsung di area belakang, satu jam lagi pesta akan usai.....


MENEBUS DOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang