Jika orang-orang mengawali tahun barunya dengan melakukan hal baru yang menyenangkan, aku malah mendapatkan setumpuk tugas yang membuatku dua kali lipat lebih sibuk dari tahun lalu. Tak hanya itu, aku juga mendapatkan undangan untuk menghadiri berbagai acara dari sana sini. Belum lagi aku juga memutuskan untuk mengadakan fashion show untuk hasil rancanganku dalam 3 bulan. Sebenarnya untuk fashion show tersebut aku tidak perlu mengadakannya, namun aku sendiri yang menginginkannya. Sudah sangat lama sejak butik-butik ku tutup, dan semenjak itu aku hanya menerima pesanan dari label-label atau perusahaan tertentu saja. Namun sekarang aku akan mencoba meluncurkan rancanganku lagi."Seungkwan-ah! Apa ada pesanan lagi?" Tanyaku pada Seungkwan sambil mengerjakan rancanganku.
"Tidak sih, noona. Segini dulu deh noona, ini saja sudah banyak sekali." Ujar Seungkwan. Aku hanya mengangguk sebagai balasan.
"Jadi bagaimana kau akan menyelesaikan pesanan-pesanan ini ditambah merancang busana untuk fashion show mu dalam 3 bulan? Kau sanggup noona?" Tanya Seungkwan.
"Well, bagaimanapun pesanan harus diutamakan karena tidak boleh kelewat waktu kapan mereka akan memakainya. Jadi rencanaku, aku akan menyelesaikan semua pesanan bulan Januari ini, kemudian menutup pemesanan dan mulai mengerjakan rancanganku sehingga akhir maret sudah bisa ditampilkan." Jelasku.
"Kau yakin bisa? Jangan dipaksakan loh. Noona kan sedang mengandung."
"Aku akan baik-baik saja. Tenang."
"Baiklah kalau begitu. Semangat, noona!"
Aku pun tersenyum ke arahnya dan melanjutkan pekerjaanku.
***
Drrt
Satu pesan masuk ke ponselku.
"Nomor tidak dikenal?" Ujarku setelah melihat notifikasinya. Aku pun membukanya dan disana tertulis 'aku kembali'.
Tanpa mengkhawatirkannya, aku pun segera menaruh ponselku dan kembali bekerja, berpikiran bahwa itu hanya orang iseng. Namun tak lama kemudian ponselku berdering. Nomor yang sama tengah menghubungi ponselku.
"Halo." Ucapku.
"Aku kembali." Balasnya dari sebrang sana yang terdengar seperti suara perempuan.
"Berhenti menggangguku. Aku sedang si-"
"Wen Junhui. Kau merebutnya dariku!" Ujarnya penuh amarah.
"Siapa kau!?"
"Hahaha. Bodoh! Pikir saja sendiri. Kau yang mempermalukanku malam itu. Kau menghancurkan semuanya! Harusnya aku yang menghabiskan malam itu bersama Jun, tapi kau! Kau mempermalukanku di depan semua orang. Prom hanya bisa dilakukan sekali seumur hidup dan kau mengacaukannya."
*Flashback
(Malam prom)
Jun mengambil mic dari tangan Soora.
"Aku tidak kuat bersandiwara lagi, soora-ya" ujar Jun dingin.
Sandiwara? Apa maksudnya?
"Dari sejak lama, hingga sekarang. Hanya ada satu gadis yang ada di benakku. Yang selama ini sudah meluangkan waktunya hanya untuk menemani dan membimbing lelaki sepertiku. Satu ucapan terimakasih saja tidak cukup"
Jun kemudian membalikkan badannya dan berjalan ke arahku. Ia mengambil tanganku dan menuntunku ke depan.
Aku yang terkejut tidak bisa berkata apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring 2.0 • Junhui ✔
Fanfiction"Namanya Wen Bomi" (kelanjutan dari cerita Spring , disarankan untuk membaca cerita pertama terlebih dahulu)