12. [Undangan]

944 80 42
                                    

Yuhuuuu!! Heyy kita balik lagi dongg jejeran para mantan siap menghibur anda wkwk

I'm so sorry gaisss karna lama banget ya aku update nyaaa:'(
But, I'm really really busy 😩

Once again, s-o-r-r-y!

Vote ya! Jan jahat-jahat napa 😂

Jangan jadi siders juga wkwkw

"Love me like you do."

❤❤❤❤❤

Pagi yang cerah, sebuah mobil mewah melewati gerbang dan memasuki SMA elit di Jakarta. Waktu menunjukan pukul tujuh lewat lima menit yang artinya sebentar lagi bel akan berbunyi.

Seorang gadis cantik dengan seragam sekolah yang terlihat pas di tubuhnya,rambut yang tergerai indah sedikit bergelombang di ujungnya itu tampak sedang keluar dari mobil yang di bawanya. Mengamati sekitar, semua pasang mata yang menatap dengan tatapan kagum dan penasaran kini sedang tertuju ke arahnya.

"Siapa itu woy?! Anak baru ya?"

"Eh.. Siapa itu?"

"Body goals njirr!"

"Bukan anak baru geh kayanya."

"Bukannya itu si cupu ya?"

"Mantan Ares?!"

"Cantik parah!"

"Njay tau gitu gue pacarin!"

Tak perduli dengan semua ucapan itu, dia melangkahkan kakinya meninggalkan area parkiran menuju kelasnya. Semilir angin yang berhembus membuat helaian rambutnya menari kesana-kemari.

"Itu.. Zetta?!" pekik Arkan seperti bertanya sekaligus memberi tahu kepada kawan-kawannya.

"Ck! Gila ini mah gak ngotak banget emang cantiknya Zetta!!" decak Arshen kagum. Bahkan air liur Gilang saja sampai menetes-netes. Jangankan Gilang! Zein yang memiliki wajah super duper ganteng aja sampe gak berkedip liat Zetta.

"Nikmat Allah emang luar biasa!" ucap Diego sambil geleng-geleng kepala.

"Allah lagi bahagia kalik ya saat nyiptain wajahnya." sambung Gara yang masih memperhatikan Zetta.

Cakra mendengus, "Udah biasa liat!!"

Semua menatap ke arah Cakra. "Apa?!" ucap Cakra dengan menaikkan sebelah alisnya namun mereka tidak jadi bertanya kepada Cakra.

Zein mendengus kasar, darahnya seketika mendidih melihat Zetta yang dengan terang-terangan terus di tatap oleh cowok-cowok yang menatapnya dengan kagum.

"Cabut!" ucap Zein yang langsung di ikuti oleh ke-enam teman-temannya. Mereka meninggalkan parkiran yang biasa menjadi tempat mereka nongkrong tepatnya di pojokan yang terdapat bangku panjang.

Berjalan tepat di belakang Zetta seperti bodyguard, Zein masih menatap punggung Zetta yang terus berjalan menyusuri koridor. Ngapain?

Grasak! Grusuk!!

Suara mereka yang ingin berjalan mendahului masing-masing. "Anjenk!! Gak usah dorong-dorong juga!" teriak Gilang. Mereka bertujuh ralat lebih tepatnya berlima kecuali Zein dan Cakra yang anteng berjalan tepat di belakang Zetta.

"Gue yang di sini!" ucap Arkan yang mengambil tempat sedikit maju di depan.

"Gak bisa!! Gue duluan yang di sini." ucap Gara mutlak. "Lo kira jalanan nenek moyang lo?" kesal Diego.

"Gak usah rebutan gitu donggg! Ni tanah punya engkong gue ya!" timpal Gilang yang terus mendorong-dorong tangan teman-temannya yang menarik badannya.

          

"Halu aja kerjaan lu! Ni tanah ya milik pemilik sekolah ini lah, ngaco lo ah!!" ucap Diego. Nah loh nah lohhh

"Gak percayaan! Ini tanah emang punya engkong gue, tapi du-lu." lanjutnya santay.

Pltak!

Gubrak!!

Brukk!!!

"Anak setan lo semua! Oy kampret sakit pantat gue anjirr!! Emang bener-bener bangsul lo semua." teriaknya kesal akibat teman-temannya meninggalkan dirinya sendiri setelah berhasil membuatnya jatuh tersembab.

"Enak kalo jatuhnya elit, macam Jin yang anak holkay. Atau jatuh swag ala bang Agus lahh boro-boro jatuh cute ala baby Jungkook ehh malah jatoh kek Taehyung bobrok! Astagfirulloh nihh mulut sadar Taehyung bias lo!" umpatnya sambil berdiri yang tidak dibantu oleh seorang pun. Kebiasaan warga plus enam dua, kalo ada orang jatoh bukannya cepet ditolongin eh malah diliatin.

"Apa lo liat-liat! Bokap lo tukang sunat!!" delik nya tajam kepada siswa yang menatapnya sambil tertawa. Semua siswa bergidik ngeri menatapnya. Gilang berjalan menyusul teman-temannya yang sudah jauh.

Zetta yang merasakan adanya keributan dibelakangnya pun hanya diam tak perduli, toh bukan urusannya kan. Semua manusia memiliki hak asasinya masing-masing, jadi mereka mau ngelakuin apa-pun selagi tidak mengusik ketenangnyanya yaa sok atuh silahkeun.

"Kalo kangen ya samperin," samar-samar ia mendengar suara yang berasal dari belakangnya. Dia tak perduli dan terus berjalan sesekali membalas sapaan para cowok yang mimisan menatapnya.

Mantab! Kuat banget kan auranya!!

Cantik dan elegant! Kata-kata yang dapat mendeskripsikan Zetta saat ini. Modelan Zetta di lawan! Udah ngaku aja kalah hihihi.

Zein mendengus, "Siapa yang kangen!!"

Cakra tersenyum miring dan mengejek, "Keliatan dari mata lo! udah gue bilang kan, lo bakalan nyesel di saat dia udah bersinar."

Zein berdecak sebal, apaan sih Cakra? Bersinar dari mananya coba?? "Ck! bersinar darimananya?! Lo liat kan badannya gak ngeluarin cahaya."

Cakra memutar bola matanya malas. "Lo tau apa yang gue maksud!" dengusnya sebal.

Tiba-tiba langkah mereka terhenti karena seseorang yang berjalan di depan mereka berhenti.

"Lo Zetta kan?" tanya cowok yang bernama Axel, dia sengaja menghadang langkah Zetta.

Zein mengepalkan tangannya dan menatap tajam kearah cowok itu saat tau bahwa itu Axel. Axel, ketua tim futsal AHS sekaligus rivalnya sejak dulu.

Zetta mengerutkan keningnya, "Lo ada urusan sama gue?" ucapnya datar.

Benar-benar, Zetta yang dulu sudah kembali. Tidak terlalu perduli dengan orang yang tidak di kenalnya dekat. Itu semua karena?

Axel melirik ke arah belakang Zetta sekilas, senyum miring tercetak.
"Awalnya gak ada, tapi setelah tau yang jadi trending topic pagi ini itu elo gue jadi berubah fikiran. Gue jemput lo nanti istirahat. I hope you don't refuse." ucapnya enteng, lalu dia melirik Zein sekali lagi. "and.. Gue harap gak bakalan ada yang marah atau ngelarang-ngelarang elo."

Zetta mengerti, dia melirik ke arah Zein tanpa menolehkan kepalanya. "Sure, I'll be waiting for you!" Zetta terdiam sebentar, "Don't worry about what you think! I'm solo now." lanjutnya sambil menaikkan alisnya sebelah, seperti menyindir orang.

Zein yang mendengar Zetta menerima ajakan Axel mengepalkan tangannya lebih kuat. Jika saja ada telur yang di pecahkan di kepala Zein, sudah dipastikan telur itu akan matang.

Mantan Where stories live. Discover now