selamat baca
.
.
."Abang lucknat ku how are you ?" Xian terus mencari Jack di lantai atas , dia masih ingin manja-manja bersama abangnya itu , ya karna sudah 3 tahun ga ketemu , Xian yang kuliah di Inggris , sedangkan Abangnya tinggal di Indonesia , walau bukan abang kandung , tapi Xian butuh kasih sayangnya , ya kasihsayang , Xian bagaikan anak yang haus oleh kasihsayang , menutupi semua kerapuhannya hanya dengan pura-pura bahagia , selalu iri saat melihat orang tua mengantar anaknya ke Mall , sekolah , atau apapun itu , ya iri dengan kelengkapan mereka.
"SINI BY" teriakan dari Jack terdengar , sepertinya orang itu di ruang TV.
Xian mulai jalan ke ruang TV agak setengah berlari , dan benar saja Jack ada disana , sedang duduk di sofa sambil menonton TV yang menyiarkan berita korban tabrak lari , tanpa aba-aba Xian duduk di pangkuan Jack , menyender pada dada bidangnya , mencari kenyamanan dan membawa tangan Jack untuk memeluknya , Jack yang mengerti langsung memeluk perut Xian , kepalanya tak henti menciumi puncak kepala Xian , Xian yang nyaman mulai memejamkan mata , tidak lama dari itu Xian tidur di pangkuan Jack.
"Tidur yang nyeyak by , abang bakal selalu jagain kamu , love you" suara lembut itu mengalun memenuhi pendengaran Xian , hanya ada senyum samar yang terbit dari bibirnya , tanpa mau membalas perkataan Jack.
Jack mulai mengangkat tubuh Xian , lalu menuruni tangga , membawa Xian menuju mobilnya , lalu pulang ke apartemennya.
Apartement
Saat sudah sampai , Jack mulai berjalan ke pintu sebelah mobilnya , lalu mulai mengangkat tubuh Xian dan menutup pintu mobil dengan kuncinya.
Jam yang menunjukan pukul 8.30 malam , dan jalan yang masih terlihat padat , serta apartement yang masih ramai orang-orang di Cafe-cafe dalam apartement itu , banyak kaum adam maupun hawa memandang mereka berdua aneh , mungkin karna rambut Xian yang berantakan , ya karna selama di dalam mobil Xian tidak mau diam saat tidur , Jack hanya acuh dan mulai menaiki lift menuju kamar Xian.
Di depan pintu Jack masih diam , dia bingung bagaimana cara membuka pintunya , sedangkan kedua tangannya membopong tubuh Xian , kepalanya tidak berhenti melirik kanan dan kiri.
Ditempat lain
Dikamar apartement yang sederhana itu , seorang remaja sedang berkutat dengan berkas di depannya , dia Alvero , lebih tepatnya Alvero Denendra Putra , anak satu-satunya keluarga Denendra.
"gaada cemilan apa" monolognya sambil membuka pintu kulkas lalu menutupnya kembali.
Alvero mulai mengambil jaketnya yang tergantung , mulai memakainya , lalu keluar apartement untuk beli stok cemilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile
Mystery / Thriller#Cool Girl Mafia/1 #Pluviophile/2 . . . ~Bukan Hujan Kalau Tidak Bisa Menutupi Tangisan.~ Gadis tanpa orang tua tetapi dengan kekayaan melimpah. Gadis pecinta hujan , gadis penguasa kegelapan , dan gadis muda cantik yang cerdas Xiana Aldebaran Putri...