PENGGODA

1

Ketukkan pintu itu terus saja menggangguku ketika aku ingin menyuapkan mie yang sudah ku gulung dengan nikmat.

" tunggu!  "

Cepat cepat aku memasukkan kedalam mulutku dan beranjak membuka pintu dengan mulut penuh. Hujan-hujan begini, mengapa harus ada tamu?

Aku terkejut kala melihat temanku basah kuyup dan sangat menggigil, membuat giginya bergetar cepat. Aku membawanya masuk dan menyodorkan handukku yang biasa kupakai.

Setelah mengeringkan badannya, ku suruh ia mengganti pakaiannya karena bisa-bisa dia masuk angin. Aku tahu betul mengapa ia datang selarut ini, karena hanya aku yang tinggal sendiri.

" gue buatin lo mie mau? "

" masak buat lo aja, ini buat gue, "

" punya temen bangke banget emang! Kenapa Ryan? "

Sebut saja namanya Maurah, sadgirl yang tengah berada diambang penyesalan. Satu sisi ia menyesal pernah mencintai cowo yang kusebut tadi, sisi lain ia tidak ingin berpisah dengannya, lantaran sudah terlanjur jatuh cinta.

Aku jadi ingin merasakannya.

" dia kemarin ke vila bareng anak dancer. "

" yaudah si, gausah lo kekang amat kali, Ra. Cowo modelan Ryan bakal makin gabetah kalau terus dikekang, "

" lo ga ngerti gue, masalahnya Ryan lari bareng sama Desta waktu disana. "

Aku pernah mendengar nama itu, jika tidak salah Desta Adelga. Anak pengusaha yang katanya hidupnya amat sempurna. Gadis itu memang menyebalkan.

Pernah tersangkut beberapa kasus denganku, karena Desta selalu membandingkan keluarganya yang harmonis dengan aku yang broken home.

Dan dia adalah mantannya Ryan, beredar rumor jika mereka ada kedekatan 'lagi' setelah Ryan memacari temanku Maurah. Kuharap kalian tidak begok akan kata 'lagi' yang kumaksud.

Ryan sendiri tidak jauh beda dengan Desta, dan Maurah tidak jauh beda denganku. Keluarga Ryan dan Desta ku akui memang terbilang sangat dekat, jauh jika dibandingkan  kedekatannya dengan keluarga Maurah.

Kami menghabiskan mie bersama dan nonton tv sambil minum soda.

Uang jatahku tahunan, jadi aku bertemu orang tuaku pun tahunan. Bisa kalian bayangkan betapa rindunya aku. Maurah itu golongan satu atap rasa tahunan.

Aku tidak keberatan soal itu, karena uang jatahku pure tidak tersangkut masalah apartement, tagihan rumah juga makanan dan pastinya sekolah. Itu semua mereka sediakan.

" gue mau lo jadi pelakor buat hubungan gue, "

Ditengah-tengah film Maurah mengacaukan segalanya, aku tidak mengerti dengan akal sehatnya. Bisa-bisanya ia menyuruhku menjadi orang perusak.

Itu pekerjaan yang bodoh jika didengar.

" dengerin gue dulu! " gadis itu berdecak melihat aku yang begitu terkejut

" handphone lo kan baru, lo chat Ryan ngaku aja jadi siapa ke terserah. Lo godain tu pacar gue, reaksi dia bakalan gimana. Gue percaya lo bisa, Del. "

Aku menolak keras masalah itu, bagaimana jika Ryan kesal dan nomor yang sudah kurahasian akan disebarluaskan dengan memajang nomorku diinstastory atau segala sosial media yang dia miliki.

Aku membeli handphone pun bukan karena Iphone lamaku sudah rusak, tapi karena nomor juga email yang kumiliki didalamnya sudah tersebar luas entah bagaimana caranya.

Sudah kucoba mengganti dengan yang baru agar tidak membeli handphone baru tetap saja tersebar.

Fyi, kontak di Iphone baruku hanya ada delapan. Tidak ada grup dan lain-lain.

Jika penting bisa menelfon telepon rumah, tweet, line dan lain-lain. Atau mengirim surat kerumahku.

Itu masih berlaku hingga sekarang, bahkan ada kalanya tidak bisa kutampung saking banyaknya.

Tidak hanya menyangkut soal diriku saja, ada juga soal pekerjaan orang tuaku yang aku pun tidak mengerti mengapa mereka salah alamat.

" gak bisa. "

" Ryan kalo punya masalah ga akan gitu ko, gue cuman pengen tau aja reaksinya. "

" yauda lo minta Jena aja, gue ngantuk kalo lo mau tidur nyusul aja, kalo mau makan atau apa disini lengkap ko, renang juga gapapa. " ujarku dengan kaki yang terus melangkah kearah kamar

Disini tidak ada pembantu, karena itu aku tidak pernah merusak untuk bebenah. Kalau hanya sekedar nyapu ngepel dan masak itu sudah menjadi makananku, terkecuali untuk hal-hal yang cukup berat aku pasti akan menyuruh orang.

Aku benar-benar sendiri jika temanku tidak bermain ke rumah.

.
.
.
Tbc

June 2020
By al