REY & SYANIN - PART 7

4.3K 505 108
                                    

Rey sudah berada di dalam mobilnya sekitar dua setengah jam, menunggu Syanin yang sekarang masih sibuk dengan penutupan acaranya.

Rey bisa melihat dari dalam mobilnya, Syanin sedang memberikan kata sambutan sebagai ketua panitia acara, tak lupa dengan senyum andalannya.

Kadang, Rey pikir, apa yang sering dikatakan orang tentang Syanin benar, hanya dengan melihat senyuman di bibir itu bisa membuat orang menyukai perempuan yang sedang berdiri di podium sana.

"Terlalu suka jadi pusat perhatian," gumam Rey.

Pasalnya Rey sangat tahu kenapa Syanin rela ikut organisasi kampusnya padahal jadwal kuliahnya sangat padat. Ditambah lagi, Syanin mengambil jurusan kedokteran umum, bisa dipastikan sangat banyak praktikum yang akan dijalankan selama masa kuliahnya.

Sewaktu Syanin masih menjadi mahasiswa baru, ia pernah bercerita pada Rey tentang ia yang akan mendaftar sebagai anggota BEM fakultasnya. Tentu saja Rey tidak setuju.

Menurut Rey, kuliah lebih penting. Jika ada waktu luang, baru boleh ikut organisasi, tapi mengingat jurusan Syanin, sangat tidak memungkinkan ada waktu luang.

Saat itu ia berdebat panjang dengan Syanin soal penting atau tidaknya ikut organisasi di kampus.

Kemudian, Syanin berkata, "Aku tahu kamu udah banyak yang kenal, banyak yang mau karena kamu udah baik dan pintar dari sananya. Jadi, nggak perlu ikut organisasi lagi. Beda sama aku."

Akhirnya setelah Syanin mengatakan itu, Rey memilih untuk mengalah dan membiarkan perempuan itu melakukan apa yang dia inginkan.

Dua jam setengah Rey menunggu Syanin, hampir semua yang bisa ia lakukan sudah dilakukan. Mulai dari merevisi skripsinya, main game, nonton, sampai hanya memperhatikan perempuan itu dari dalam mobil. Semua sudah Rey lakukan.

Setengah jam yang lalu perempuan itu mendatangi Rey ke mobilnya lagi, katanya acara penutupan baru akan dimulai dan setelah itu akan ada evaluasi seputaran acara seminggu ini.

Tentunya hal itu akan memakan waktu yang lama dan Rey akan makin bosan, maka dari itu tadi Syanin meminta Rey untuk pulang duluan karena mereka bisa keluar besok. Tetapi, Rey memutuskan untuk tetap menunggu Syanin. Syanin pun membiarkan itu.

"Bang," panggil Syanin yang tanpa Rey sadari sekarang sudah membuka pintu mobilnya.

"Apa?" tanya Rey.

"Bosen, ya? Ikut aku aja, yuk."

"Kemana?"

"Evaluasi. Aku udah bilang Ikhsan, katanya nggak papa kamu ikut daripada nggak ada kerjaan disini," jelas Syanin.

"Aku disini aja."

"Yaudah kalau nggak mau, kamu pulang aja. Aku masih lama takutnya kamu bosen." Ketika mendengar itu, Rey mau tidak mau ikut turun dari mobilnya dan bergabung dengan orang-orang yang tidak dia kenali sebelumnya.

Hanya ada empat orang yang Rey kenal, yaitu ketiga teman dekat Syanin yang sekarang sedang menatap Rey bingung dan juga Geri.

Sembari duduk di tengah-tengah orang yang sedang rapat, Rey memainkan ponselnya. Lagi pula, apalagi yang bisa ia lakukan disana selain memainkan ponsel? Akan sangat awkward jika Rey tidak memainkan ponselnya. Dia hanya mendengar orang-orang berceloteh saja.

Saat Rey sedang membuka aplikasi instagram dan men-scroll postingan yang ada di berandanya, sebuah notifikasi chat grup masuk ke ponselnya. Rey langsung membuka pesan tersebut.

(Group chat)

Redho

Woi, Rey!

Rey & Syanin (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang