Kisah Sekolah Kita -22

176 19 14
                                    

[tinggi]

Hari ini pengambilan nilai basket. Underring dan free-throw.

Petaka untuk orang-orang berpostur mini—saya juga.

Melihat Kikaito melakukan underring tanpa kesulitan sama sekali, Fukase dan Piko gigit jari.

Yah, bagaimana lagi? Melakukan underring untuk Kikaito yang tercipta dengan tinggi semampai dijamin mudah sekali—kelihatannya Kikaito begitu santai melempar bola dengan satu tangan, masuk, ditangkap lagi dengan satu tangan, oper ke tangan satunya, lempar, masuk, tangkap, oper, lempar. Begitu terus—seperti pierrot sedang juggling.

"Kuning-kuning sialan." Fukase menggeram, mengingat dia hanya berhasil memasukkan dua puluh satu lemparan dalam dua menit—semuanya untung-untungan.

"Huft." Piko berpundung ria, rambutnya yang biasanya mencuat pun ikut lemas bagaikan gaun mengepel ala model papan atas.

Curang, ya?

[anjing]

"Kok cepat?" Ars mengangkat alis melihat Luki tiba di sekolah, menyelesaikan ujian lari sejauh delapan ratus meter. Urutan kedua setelah Muyo. "Biasanya belakangan?"

"Dikejar anjing pak!" Luki ngos-ngosan, tepar di sisi kanan Tuhan—maksud saya sisi kanan Muyo yang facepalm dan sweatdrop melihat kelakuannya.

[mading]

"Teman-teman, besok classmeeting ada lomba mading, wajib diikuti!" Taito mengumumkan hal tersebut pada kawan-kawannya.

"YEEEEEEEY MADING! DING DING MADING DING EUY DING DING MADING DING OYEY!" Yohio spontan joget-joget.

"Temen lu kalo belom potong rambut jadi gini ya?" bisik Aria pada Yuuma sambil sweatdrop.

"Pura-pura gak kenal aja dulu."

[roti]

"Tet, lu kan suka makan roti nih. Gua mo nanya sesuatu." Nero menengok ke belakang dengan santai.

"Nanya apa?"

"Lu kalo berangkat sekolah kesiangan gitu pernah lari-lari sambil gigit roti gak?"

"Dikira aing protagonis shoujo anime?" Teto tepuk jidat. "KESELEK LAH BEGO, JANGAN WIBU-WIBU AMAT JADI ORANG!"

[potong]

"Kenapa sih cabe-cabean pada sering banget motong rok? Dikira seksi kek gitu?" cibir Piko.

"Daripada motong celana gara-gara kontet." Mikiya menabok pundak Piko dengan tampang berjuang menahan tawa.

"BACOT ANDA YAAAAAAAAA!" Piko meledak bagaikan mercon di malam takbir.

[rumah]

"Soal apaan nih? Lu bisa ngerjain gak?" Luki menyenggol Clara, menyodorkan lembaran tugas geografi padanya.

"Mana sini lihat."

Rumah Patrick termasuk batuan apa? Jelaskan!

"...ooh ini... Jawab aja... BATU GINJAL BAPAK KAU!" Clara membanting soal dengan emosi.

Murid's Stories? [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang