16. Menjenguk Aldina

386 63 81
                                    

"Si Boss yang mendadak baik adalah salahsatu keajaiban dunia yang masih dipertanyakan."

-Aldina curiga

***

Sudah hampir 3 hari Aldina dirawat di rumah sakit ini, dan selama 3 hari itu ia selalu mengeluh tentang jarum suntik yang tertancap di tangan kirinya.

"Untung saja hasil rontgen kepalamu tidak kenapa-napa, kalau kamu sampai gagar otak, Mamakmu ini bisa gila!" ucap Mamak dengan emosi.

"Apa hubungannya sampai bisa gila?" gumamnya pelan.

"Ini nih yang suka nyepelein kasih sayang Emaknya, nanti kalau kamu sudah punya anak, kamu ngerasain sendiri gimana rasanya!" Mamak berkata dengan keras sampai pasien yang lain melihat ke arahnya.

"Punya emak bar-bar banget," batinnya meringis.

Dari arah pintu depan masuklah segerembolan pegawai berseragam biru, bukan hanya pegawai ternyata, ada Managernya.

"Loh kok kesini ramai-ramai? Penuh nanti ruangan ini!"

PLETAK

"Dijenguk bukannya terima kasih malah ngusir," dumel Mamak.

"Mari-mari silahkan duduk," Mamak mempersilahkan. Sekitar 10 orang teman-teman gadis itu menjenguk, membuat ruangan penuh saja.

"Mamak keluar dulu ya, kalau ada apa-apa panggil aja diluar." Dina tambah kesal dengan Mamaknya. Bisa-bisanya ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya :)

Sepeninggal Mamaknya keluar, gadis itulah yang menjadi pusat perhatian mereka, ah bukan. Lebih tepatnya satu ruangan melihatnya penuh kekepoan.

"Ngopi ngapa ngopi, diem-diem bae." ujar Dina kesal, ia benci dengan tatapan mereka.

"Udah enakan, Din?" tanya Niha membuka pembicaraan.

"Udah sih, cuma kadang kepalaku tiba-tiba pusing gitu," jawab Dina sambil memegangi kepalanya.

"Makanya kalau nyebrang liat kanan kiri dulu, jangan asal nyelonong!" tahu kan siapa yang berbicara?

"Bentar-bentar, ini Pak Brama kok bisa tahu?" pancing Fitri mewakili kekepoan yang lain.

"Soalnya yang nolongin Aldina itu saya, dia tetap ceroboh dimana-mana." mereka saling berpandangan sejenak, seolah-olah ini adalah moment langka.

"CIE-CIEE, UHUYY " kata mereka serempak dengan keras. Benar-benar mulut keturunan toa.

"Ini kalau dibikin ftv judulnya, 'Penyelamatku Pak Boss Gantengku." kata Kania membuat teman-temannya tertawa.

Ralat, satu ruangan tertawa. Jadi mereka semua mendengarkan pembicaraan karena ruangan ini biasanya hening, jadi adanya teman-teman gadis itu membuat mereka menguping dan sedikit terhibur.

"Kalau kalian mau gajinya dipotong, silahkan lanjutkan bicaranya." ucap Brama dengan datar.

Lelaki yang tidak memiliki rasa humor itu keluar ruangan, membuat mereka hening sejenak.

Sweety HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang