Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Wow, Alvan. Dari dua ratus foto yang lo potret, 90% isinya adalah foto Altana?" tanya Jaka yang sibuk mengoprek isi kameranya.
"She's beautiful, isn't she?" tanya Alvan balik dengan tersenyum.
Kalau saja Alvan ditakdirkan untuk menjadi orang kaya, mungkin saat ini ia sudah membuka pameran seni dengan Altana sebagai model utamanya.
"Cantikkan juga Riley," jawab Jaka, memberikan kameranya pada Alvan.
Alvan mencibir saat kalimat itu keluar dari mulut sahabatnya. Ia mengotak-atik kamera dan menggeser setiap foto yang dipotret. Dari sekian banyak foto, Alvan lebih menyukai foto di mana Altana tersenyum saat berhasil mengoper bola basket pada temannya.
Sorotan matanya yang tulus dan senyum yang terpatri membuat Alvan senyum-senyum sendiri.
"Dih, lo boleh bucin, tapi jangan kebangetan!" seru Jaka sembari melempar bantal padanya.
"Abis Jak, lo lihat deh! Gemes banget!"
Julukan illegirl memang pantas untuk kekasihnya, senyuman yang Altana berikan bisa membuatnya ambyar seketika.
Hari ini Jaka memang bermalam di rumah Alvan, karena keluarga besarnya sedang menginap di rumahnya. Jaka pusing karena terlalu banyak orang di kediamannya dan cara kabur lalu menginap di rumah Alvan menjadi satu-satunya solusi. Ia bisa tidur dengan nyaman tanpa kebisingan dari para sepupunya yang masih kecil.
"Heh, buka grup angkatan sekarang! Artikel baru dari blog sekolah bikin heboh!"
Alvan menggapai ponselnya yang berada di meja lalu membuka grup angkatan dengan mengernyit. "Ini kenapa pada nyebut nama gue?"
"Wah anjir!" seru Jaka tertawa terbahak-bahak. Ia mengarahkan ponselnya pada Alvan. Membuat lelaki itu beranjak lalu merebutnya.
5 Momen Romantis Saat Pertandingan Olahraga, yang Terakhir Bikin Gemes!
Ditulis oleh: Pita Maheswari
Alvan membaca headline artikel dengan mulut menganga. Ditambah foto dirinya yang sedang mengobati kaki Altana menjadi gambar pembuka artikel. Ia cepat-cepat mengunduh gambar tersebut lalu berdecak tidak percaya. "Wah, si Pita gila. Dia bikin artikel tentang gue dan Alta tapi nggak minta izin?"
"Inget-inget, lo pernah buat salah sama dia nggak?"
Alvan memberikan ponsel tersebut pada Jaka lalu mengambil kembali ponselnya. "Setahu gue sih nggak ada. H-1 sebelum pertandingan justru gue ngebantu tugasnya wawancara buat bahan artikel mading karena pengin banget dispen bareng Alta."
Kedua tangannya sibuk bermain di layar gawai sembari mencari kontak Pita untuk meneleponnya.
Sejujurnya, Alvan sendiri tidak masalah dengan artikel yang diunggah Pita melalui blog sekolah. Bahkan, menurutnya menggemaskan. Masalahnya ada di Altana, kekasihnya itu belum tentu setuju. Saat menjadi perhatian banyak orang saja, ia mengeluhkannya pada Alvan. Bagaimana dengan dirinya yang dijadikan bahan artikel? Marah besar nantinya.
Cerita yang dipromosikan
Kamu akan menyukai ini
Di dering kelima, Pita mengangkat teleponnya. "Sebelum lo marah, gue tahu apa yang lo mau katakan Alvan."
"Kenapa nggak minta izin?" tanya Alvan langsung pada intinya.
"Gue udah berusaha untuk konfirmasi sama Alta, tapi chat nggak dibales. Telepon juga nggak diangkat. Kalo gue izin sama lo, pasti dibolehin. Makanya gue langsung publish."
"Kok tahu?!" seru Alvan dengan nada tinggi.
Terdengar helaan napas dari balik telepon. "Ya iyalah, dari mata lo aja udah jelas kali kalau lo ingin memperkenalkan pada dunia bahwa 'ini loh pacar gue' jadi ya gue santai aja. Kalau Alta tahu artikel ini dan nggak setuju, gue bakal hapus ko-"
Kalimat Pita terpotong oleh suara jeritan Alvan. "Eh jangan deh!"
Suara kekehan dari balik telepon membuat Alvan berhati-hati melirik Jaka lalu berbisik pada ponselnya. "Keep it."
"Yes! Aye-aye, Captain! Traffic blog juga lumayan naik karena artikel ini. Lo bisa kan konfirmasi ke Alta? Lagipula kalau artikel ini gue hapus, sayang banget, Van."
Alvan keluar dari kamarnya dan melangkah menuju balkon. Sesekali melirik ke arah Jaka yang terus memerhatikannya. Lelaki itu merespons ucapan Pita dengan berbisik agar tidak terdengar oleh Jaka. "Iya, nanti gue bantu bilang. Sekarang, tolong kirim semua foto gue dan Alta yang lo ambil, ke e-mail gue. Foto harus high quality."
"Just send it on e-mail, check it."
Alvan melihat notifikasi email dari ponselnya kemudian tersenyum. "Thanks! Jangan dihapus dulu dan tunggu kabar dari gue, oke?"
Lelaki itu mematikan ponsel setelah Pita mengiyakannya. Pesan elektronik dari anak jurnalistik itu melampirkan sekitar belasan foto Altana dan Alvan saat pertandingan tadi. Dari mulai saat lelaki itu merangkulnya menuju kursi pemain cadangan, sampai memelintir kaki Altana dengan Alvan yang menertawainya. Semua foto itu terlihat candid. Alvan memasang senyum lebarnya dengan gembira tiada tara.
Tanpa sepengetahuannya, Jaka di belakang melirik isi ponsel Alvan. Ia mencibir dan merebut ponselnya. "Halah sok marah-marah karena artikelnya di-posting, tapi minta hasil fotonya juga."
"Berisik lo! Jangan merusak kebahagiaan orang deh!" seru Alvan melotot.
Jaka mencibir lalu mengikuti kalimat Alvan. "Birisik li jingin mirisik kibihigiin iring dih, hilih!"
• • • • •
Dengan keadaan kaki yang pincang, Altana membuka pintu pagar rumah Zach dan melihat lelaki itu sedang bermain basket di taman rumahnya. Zach menengokkan kepalanya saat tahu siapa yang akan datang. Ia segera menghampiri Altana dan membantunya berjalan. "Utuk-utuk, kakinya sakit ya?" goda Zach, membuat Altana memukul bahunya.
Mereka duduk di sebuah pendopo. Di sana, terletak juga tas kecil milik Altana yang berisi sepatu olahraganya.
"Nih," ucap Zach, memberikan tas itu pada Altana.
"Thanks."
Zach mengeluarkan ponselnya dari kantong celananya. "Lo udah lihat postingan di blog sekolah?"
"Postingan apa?" tanya Altana penasaran.
Sahabatnya itu memberikan ponselnya pada Altana. Membuat mata Altana terbelalak dan langsung menggulir laman artikel bagiannya.
5. Kaki Terkilir, Pacar Terpanggil!
Momen pertandingan Highschool Basketball League (HSL) antara SMA Jaya melawan SMA Bharatayudha pada Rabu (11/3) berhasil menarik perhatian banyak penonton nih, Jayantic! Salah satu pemain dari tim basket putri SMA Jaya dengan nomor punggung 9, Altana Ivory, cedera saat pemain dari tim lawan melakukan pelanggaran dengan menyandungnya, hingga membuat cewek itu tersungkur mengenaskan. Eitsss, tapi tunggu dulu! Momen ini berlangsung cukup epic karena sang pacar, Alvan Dimitri, tiba-tiba datang bagaikan malaikat dan membantunya untuk berdiri. Bahkan sampai mengobati kakinya di kursi pemain cadangan langsung lho! Berikut potret kebersamaan mereka, menggemaskan sekali bukan?