—Happy Reading—
( ❛◡❛ )
Pagi itu, Bella berjalan sendiri. Menuruni
anak tangga dengan kepala tertunduk. Ia melangkah gontai, netranya tak beralih sedikitpun dari ubin lantai tangga yang ia tatap. Bahkan Bella tidak sadar ketika dirinya berpapasan dengan Hema di tangga.Hema melirik gadis itu, ia berdehem pelan. Seketika Bella mendongak kaget. Mereka saling menatap tapi tidak berkata apa-apa. Hanya senyum simpul yang mereka perlihatkan. Tak lama, Hema pergi meninggalkan Bella yang masih terdiam di tempat. Dengan memandang punggung kecil Hema yang kian menjauh.
Bella melanjutkan langkahnya, hingga berhenti di depan loker. Diambilnya kunci loker dari saku seragamnya, lalu Bella memutar anak kunci loker. Ia menarik kaos olahraga yang ada di dalamnya. Selembar kertas melayang dari dalam loker dan terjatuh ke dekat sepatu. Bella menunduk, menatap tajam kertas itu.
Dengan dada berdebar-debar, Bella mengambilnya. Sebuah perasaan penasaran memenuhi hatinya ketika melihat aksara yang sedikit rumit saat ia baca. Tulisan tangan yang sedikit kurang rapi, membuat netranya mendelik meneliti aksara tersebut.
Isi surat :
Bell, gue tunggu lo, di lapangan sebelum pemanasan olahraga.
See you, Hema.
Bella mendengus pelan. "Hufft, ternyata dari Hema. Surat selebar ini, eh tulisannya sesingkat itu. Pemborosan kertas banget tuh, anak."
"Eh, tapi. Sepenting ini sampai dia ngasih surat?" pikir Bella.
Bella menghela nafasnya gusar. "Tapi nggak apa deh, sekalian gue juga mau ngucapin terima kasih sama Hema."
☀
Terik matahari tak mematahkan semangat kelas 11 IPA 2 untuk berolahraga. Bella, Reina, Jasmine, Yora, dan Leora sedang sibuk melakukan streaching kecil sebelum melakukan olahraga. Begitupun dengan siswa laki-laki, mereka sibuk jogging kecil untuk melemaskan otot kaki mereka.
Drrtt...
Sebuah ponsel berdering dari saku celana olahraga Pak Bandi. Seorang guru olahraga killer, berbadan tinggi dengan otot-otot yang.... ini sangat ditakuti oleh siswa-siswi Gold School.
Pak Bandi pun segera menjauh beberapa langkah untuk menerima panggilan telepon tersebut.
"Brifing sekarang, Pak. Baik, Pak. Saya akan segera kesana." Pak Bandi menutup telepon tersebut dan berjalan pelan menuju ke tengah lapangan.
Pritt....
Pak Bandi membunyikan peluit dengan sangat keras lalu berucap, "Anak-anak ayo sini. Ayo merapat sebentar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH ⚘
Teen FictionDalam hidup, terkadang ada hal yang tidak sesuai ekspetasi. Termasuk cinta. Hal itu seringkali menenggelamkan kita ke bawah hingga menyerah. Kisah perjalanan cinta yang menyiksa menurut Bella. Kali kedua, ia menelan pil pahit dalam cintanya. Pikirn...