Hening.
Begitulah suasana diruang utama sekarang. Selain delapan orang yang diserang dan semua sensei, ada juga Isogai dan Lida yang diminta untuk ikut datang. Tak ada yang berbicara diantara mereka semua. Akhirnya, Karasuma-sensei membuka pembicaraan.
"Jadi, bisakah seseorang menjelaskan apa yang terjadi?" Pinta Karasuma-sensei.
Akhirnya, Nagisa yang menjelaskan semuanya. Mulai dari mereka saling bertemu, sampai si wanita menyerang mereka. Nagisa sendiri masih belum bisa beradaptasi dengan tubuh Yaoyorozu.
"Hm... Begitu. Apa kalian menghafal wajah wanita itu?" Tanya Karasuma-sensei.
"Aku memperhatikan wajahnya dengan seksama." Jawab Nagisa.
"Baiklah, sekarang kita pastikan dulu siapa yang berada ditubuh siapa." Ujar Karasuma-sensei.
Kira-kira seperti ini.
(Yang bagian kiri jiwanya, yang bagian kanan tubuhnya)
Nagisa > Yaoyorozu
Karma > Tokoyami
Chiba > Todoroki
Hayami > Karma
Midoriya > Nagisa
Todoroki > Hayami
Tokoyami > Midoriya
Yaoyorozu > Chiba
"Hm.... Jadi mau bagaimana pun, kita harus menemukan si pemilik quirk untuk mengembalikan kalian seperti semula." Ujar Aizawa-sensei.
"Kita harus bergerak cepat. Untuk sementara, kalian berdelapan harus tetap berada diasrama. Dengan kondisi kalian yang seperti ini, musuh dapat menjatuhkan kalian dengan mudah. Isogai-kun, Lida-kun, kalian juga akan membantu kami mencari wanita itu. Lalu untuk sekolah, aku rasa tidak masalah jika kalian tetap sekolah. Tapi saat pelajaran olahraga, kalian harus izin supaya hal ini tidak diketahui." Jelas Karasuma-sensei.
"Baik, sensei!!!"
"Lalu untuk masalah tidur, itu terserah pada kalian. Jika kalian ingin tidur sesuai dengan tubuh, tidak masalah. Tapi jika kalian ingin tidur sesuai dengan jiwa, maka kalian harus berpindah kamar saat yang lain sudah tidur. Yang manapun tidak masalah selama kalian tidak mengganggu siswa lain." Ujar Aizawa-sensei.
Mereka semua mengangguk. Mulailah diskusi tentang kamar tidur.
"Jadi, kita akan tidur sesuai apa?" Tanya Nagisa yang memulai percakapan.
"Aku tidak mau tidur sesuai tubuh!" Tegas Hayami.
"Aku juga!" Sambung Chiba.
"Aku juga tidak mau." Lanjut Yaoyorozu.
"Untuk kali ini, aku juga tidak mau." Ujar Karma.
"Begitu ya.... Yang lain bagaimana?" Tanya Nagisa.
"Yang manapun aku tidak masalah." Jawab Todoroki.
"Aku juga tidak keberatan." Sambung Tokoyami.
"Aku juga tidak masalah." Lanjut Midoriya.
"Kau sendiri bagaimana, Nagisa?" Tanya Karma.
"Aku? Aku tidak masalah manapun yang akan dipilih." Jawab Nagisa.
"Kalau begitu kita akan tidur sesuai jiwa!" Kata Karma.
Setelah itu, mereka pun kembali ke kamar sesuai tubuhnya. Seperti rencana Aizawa-sensei, mereka akan berpindah kamar setelah yang lain tidur.
Kamar Midoriya.
"Jadi begini suasana kamarmu...." Gumam Tokoyami.
"Ahaha.... Maaf kalau kau tidak nyaman." Balas Midoriya.
"Tidak. Ini cukup nyaman." Kata Tokoyami.
"Fuh.... Untunglah pemilik kamarnya disini..." Ucap Midoriya lega.
"Bagaimana nasib kamarku nanti....?" Ujar Tokoyami murung.
"Tokoyami-kun...."
Kamar Todoroki.
"Ini kamar Todoroki." Ujar Chiba.
"Seleranya tidak buruk." Komentar Hayami.
"Untunglah kita tidur sesuai jiwa. Aku tidak bisa membayangkan kalau kita tidur sesuai tubuh." Celetuk Chiba.
Seketika, wajah keduanya memerah. Mereka pun saling menutupi wajah.
'Bodoh! Apa yang barusan kukatakan?!' Batin Chiba.
'Apa maksudnya perkataan Chiba barusan?' Batin Hayami.
Kamar Tokoyami.
"Astaga, lagi-lagi kita terlibat dalam hal yang rumit." Keluh Karma.
"Jangan mengeluh, Akabane-kun. Sepertinya ini baru awal dari sesuatu yang besar." Ujar Yaoyorozu.
"Haah.... Sepertinya kau benar." Balas Karma.
Mereka pun kembali terdiam karena memang tidak terlalu akrab. Mereka sudah larut dalam pikiran masing-masing.
Kamar Yaoyorozu.
"Kalau kita tidur sesuai jiwa, kita akan kembali ke kamar masing-masing saat semuanya sudah tidur. Berarti kita juga harus bangun sebelum semuanya bangun, ya?" Tanya Todoroki memastikan.
"Sepertinya begitu. Kalau yang lain melihat tubuh kita keluar dari kamar orang lain, mereka pasti akan curiga." Balas Nagisa.
"Sepertinya masalah ini mulai rumit." Keluh Todoroki.
"Ya, kau benar." Timbal Nagisa.
Waktu terus berjalan. Malam pun sudah larut. Delapan orang itu pun mulai bergerak untuk kembali ke kamar masing-masing. Mereka bergerak tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Semuanya langsung bergerak, kecuali Midoriya karena sudah berada dikamarnya. Midoriya pun membiarkan pintunya terbuka sedikit. Menunggu Nagisa datang. Tak lama bagi Nagisa untuk sampai dikamar Midoriya.
"Nagisa-kun!"
"Izuku-kun."
Nagisa pun langsung memasuki kamar Midoriya. Midoriya langsung menutup pintu kamarnya. Nagisa mengatur nafas sejenak. Ia sedikit lelah karena harus berlari-lari kecil.
"Untunglah semuanya berjalan lancar..." Kata Nagisa lega.
"Sebaiknya kita segera beristirahat. Kau pasti lelah. Selain itu, besok kita harus bangun lebih awal, kan?" Ucap Midoriya.
Nagisa pun mengangguk tanda setuju. Mereka pun beristirahat.
SKIP
Midoriya membuka matanya perlahan. Ia menyalakan lampu dan melirik ke arah jam. Masih dini hari. Tapi Midoriya ingat kalau mereka harus bangun awal untuk berpindah kamar. Ia melirik ke arah Nagisa.
'Ya ampun, rasanya seperti tidur bersama Yaoyorozu-san!' Batin Midoriya.
"Nagisa-kun, ayo bangun."
"Em.... Baiklah."
Nagisa mengucek matanya. Ia mengumpulkan kesadaran.Ia melihat Midoriya yang sudah bangun.
"Izuku-kun, kenapa kau juga ikut bangun? Bukankah kau tidak pindah kamar?" Tanya Nagisa.
"Ya.... Aku merasa tidak enak kalau hanya kalian yang melakukannya. Karena aku tidak pindah kamar saat malam hari, setidaknya aku juga harus ikut bangun awal." Jawab Midoriya.
Nagisa tersenyum kecil. Midoriya pun membuka pintu kamarnya dan keluar secara perlahan.
"Aku akan memeriksa keadaan sebentar. Kalau aman, aku akan menghubungimu." Kata Midoriya.
Nagisa mengangguk sambil bersiap untuk mandi.
Midoriya melangkah perlahan melewati lorog asrama. Lampu lorong masih dimatikan sehingga cukup gelap. Tiba-tiba, seseorang berpapasan dengan Midoriya.
"Kacc--Bakugo-kun? A...Apa yang kau lakukan?" Tanya Midoriya yang hampir saja kelepasan.
"HARUSNYA AKU YANG BERTANYA PADAMU, COWOK PALSU!" Seru Bakugo kesal.
"Cowok palsu? Oh ya, ini kan, tubuhnya Nagisa-kun. Ja...jangan berisik, B..Bakugo-kun. Ini masih pagi. Kau bisa mengaggu yang lain..." Kata Midoriya gugup.
"Cih! Entah kenapa kau jadi mirip si Deku sialan itu!" Ujar Bakugo kesal.
'Gawat!!' Batin Midoriya.
"Ahaha..... Se...sebaiknya kau segera kembali ke kamarmu, Kacc--Bakugo-kun!" Kata Midoriya yang hampir kelepasan lagi.
Bakugo mendecih pelan dan pergi meninggalkan Midoriya. Midoriya langsung menghubungi tujuh orang lainnya.
"Semuanya, jangan ada yang keluar kamar terlebih dahulu! Aku bertemu Kacchan dilorong! Akan ku kabari lagi jika keadaannya sudah aman." Bisik Midoriya melalui ponselnya.
'Kacchan...?'
'Maksudmu Bakugo-kun, ya?'
'Oh, si bom berjalan itu....'
'Bagaimana keadaanmu sendiri, Izuku-kun?'
"Aku baik-baik saja. Sepertinya Kacchan tidak curiga. Walau aku hampir memanggilnya 'Kacchan' dua kali." Bisik Midoriya.
Midoriya mengawasi keadaan. Memastikan tak ada yang berada diluar kamar. Tiba-tiba, seseorang menepuk pundaknya. Midoriya tersentak kaget dan menoleh ke belakang. Ternyata itu hanya Aizawa-sensei!
"Shiota-kun? Ah, maksudku Midoriya. Apa yang kau lakukan?" Tanya Aizawa-sensei.
"Anu.... Kami sedang bersiap untuk berpindah kamar. Tadi Kacchan keluar kamar dan aku tak sengaja bertemu dengannya. Sekarang aku hendak memastikan tak ada orang lagi." Jelas Midoriya.
"Baiklah kalau begitu. Maaf tak bisa banyak membantu. Kami akan segera mencari si pemilik quirk." Balas Aizawa-sensei.
"Tidak apa-apa, sensei." Ucap Midoriya.
Aizawa-sensei pun berlalu meninggalkan Midoriya. Setelah merasa keadaan aman, Midoriya menghubungi yang lain untuk segera berpindah kamar.
"Keadaan sudah aman! Sebaiknya kalian segera berpindah kamar!"
'Baiklah...'
'Baik, terima kasih Izuku-kun.'
'Kami berhutang padamu, Midoriya-kun!
Midoriya sendiri juga langsung kembali menuju kamar. Samar-samar, ia melihat yang lain juga bergerak menyelinap tanpa suara. Ketika sampai dikamar, Midoriya mendapati kamarnya kosong. Berarti Nagisa sudah pergi menuju kamar Yaoyorozu. Tak lama setelah itu, Tokoyami pun datang.
"Sepertinya ini akan menjadi hari yang berat...."
TBC
Maaf banget..... Author baru bisa update. Minggu kemaren awalnya mau update, tapi author lagi gk enak badan sama agak buntu ide....
Kali ini author update 2 chapter sekaligus karena udah terlalu lama gk update.
sekian~