Perasaan baru beberapa menit yang lalu Lisa ninggalin Hanbin sama Yoora yang asik bercanda sambil mencuci mobil dihalaman rumah. Tiba-tiba Hanbin dengan baju setengah basahnya masuk kedalam rumah dengan wajah tertentu kita. Suaminya itu bahkan melewati Lisa yang hendak bertanya dan langsung menempatkan diri disamping Hyunbi yang sedang asik dengan biskuit ditangan dan kartun yang tengah terputar.
"Bin jangan duduk di sofa, nanti basah!" mendengar teriakan sang istri, Hanbin hanya menoleh lalu turun dan duduk diatas karpet. Lisa cuma memutar bola matanya jengah sambil membawa Hyunbi pada gendongannya.
Hanbin menatap tajam kearah televisi, lalu tiba-tiba telunjuknya terangkat kearah layar, "Lisa lihatlah! Kalau aku ayahnya, aku akan melarang Anna dekat-dekat dengan pangeran sepertinya!" pekiknya dengan wajah marah.
Lisa cuma menautkan kedua alisnya, "Hah? Kau ini kenapa si Hanbin?"
Hanbin tidak menjawab, ia kembali diam. Lisa mengedarkan pandangannya, tak menemukan presensi putri sulungnya, "Yoora kemana?" Hanbin terlihat acuh sambil mengedikan bahunya. Lisa cuma mencubit pipi berisi sang suami gemas dan beralih menuju halaman rumah.
Sesampainya di ambang pintu. Lisa kini mengerti alasan dibalik sikap Hanbin tadi. Yoora sedang asik bermain digenangan air dengan Soobin, anak berdimple yang tinggal tepat di sebelah rumahnya. Lisa senyum lalu menggeleng pelan sebelum meneriaki sang anak.
"Yoora! Sudah dulu! Nanti kamu masuk angin nak." dengan senyum sumringah gadis kecilnya berlari kearah Lisa diikuti dengan bocah lelaki berdimple dibelakangnya yang juga tak kalah sumringahnya.
Soobin membungkuk memberi salam. Lisa terenyuh karena kesopanan bocah kecil itu. Bagaimana bisa Hanbin tak menyukai bocah tampan dan menggemaskan ini? Kalau Lisa sih mau banget punya mantu kaya Soobin.
"Hai, mama Lisa!" sapanya sambil tersenyum.
"Mama! Tadi Yoora bermain bersama ka Soobin, menyenangkan!" girang putri sulungnya. Keduanya kini bergandengan dan melompat berbarengan. Membuat Lisa juga ikut merasakan euforia keduanya begitupun Hyunbi digendongannya yang juga ikut menggumamkan ocehan riangnya.
"Hei bocah! Siapa yang kau sapa mama?" Hanbin muncul dari balik punggung Lisa dengan tampang menyeramkannya. Yoora dan Soobin berhenti, keduanya merunduk. Lisa memutar tubuhnya, memegang kedua bahu suaminya, memutar dan menyuruhnya kembali kedalam dengan susah payah.
"Kakak masuk yah, mandi dengan papa." Yoora menuruti titah sang mama. Lisa kini beralih pada si dimple yang sudah hampir menangis. Hanbin benar-benar akan membuat mereka terlihat buruk oleh tetangga baru mereka. Lisa mengelus lembut surai kecokelatan Soobin dengan satu tangannya,
"Maafkan papanya Yoora yah? Lagi lapar jadi sedikit galak. Soobin sekarang pulang dan mandi yah? nanti kamu masuk angin. Salamkan ke mami Irene." Lisa berhasil. Soobin mengangguk dan kembali tersenyum.
"Mama Lisa! Soobin pulang dulu yah, jangan lupa papa Hanbinnya dikasih makan. Nanti Soobin bawa makanan deh supaya papa Hanbinnya berubah baik."
Lisa gemas sekali. Ia terus tersenyum menatap punggung kecil yang kini pergi dari halaman rumahnya. Lisa menatap Hyunbi yang sedang memainkan ujung rambut sang mama sambil mengoceh, "Hyunbi setuju kan kalau kita jadikan Soobin sebagai kakak iparmu hm?"
"Jajablubabaa."
"Okey, mama anggap kamu setuju sayang." Jawab Lisa sambil mengecup dahi lebar warisannya pada sang putra. Tidak tau saja kemungkinan besar gen Hanbin akan turun pada sang putra. Bisa saja arti ocehannya adalah sebuah larangan bukan?
Lisa melangkah masuk setelah menutup pintu utama, "Hanbin! Mandikan Yoora!" teriak Lisa menggelegar setelahnya.
"TIDAK MAU! AKU SEDANG MARAH!"
"YOORA JUGA TIDAK MAU DIMANDIKAN PAPA!"
Lisa menghela nafas. Kalau sudah seperti ini Lisa juga yang kerepotan untuk mendamaikan keduanya. Lisa mengalihkan atensinya pada Hyunbi yang kini nampak penasaran dengan gelang handmade yang melingkar di pergelangan tangannya--gelang hadiah Hanbin sewaktu sekolah, "Hyunbi, mama harus apa?"
Seolah mengerti Lisa tengah berbicara padanya. Bayinya itu menengadah dengan mata bulatnya yang mengerjap-ngerjap lucu. Hyunbi baru akan membuka suara, Lisa sudah lebih dulu memotongnya.
"Jangan memikirkan hal-hal yang berat, kamu masih bayi. Bagaimana kalau kita ikut marah saja? Biar tau rasa mereka berdua. Mama sudah terlalu pusing." Lisa memijat pangkal hidungnya.
Hyunbi menggeleng-gelengkan kepalanya seolah mengerti saran negatif sang mama. Lisa mendengus pelan lalu berkata, "Mama anggap gelenganmu adalah anggukan. Kamu masih bayi, harus menurut. Pasang wajah marah terbaikmu putraku sayang." mutlak Lisa dengan penuh ketegasan.
"HEI DENGAR! AKU DAN HYUNBI SEDANG MARAH DENGAN KALIAN!" Lisa memasang wajah marah sedangkan Hyunbi tersenyum dan bertepuk tangan. Bayinya memang tidak bisa diajak berkompromi.
"Kalau begitu mama marah sama Hyunbi juga." Lisa menyebikan bibirnya, sepersekian detik kemudian Hyunbi menggembungkan pipinya dan mengoceh. Lisa yang tak tahan langsung memeluknya dan menciuminya.
"Argh! Mama mana bisa marah kalau kau terlalu menggemaskan seperti ini putraku sayang."
*********
Long time no see!
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi
KAMU SEDANG MEMBACA
HANBIN'S FAMILY
Teen FictionKehidupan menarik rumah tangga Hanbin dan Lisa pasca pernikahan.