47🔪Akhir?!🔪

1K 71 1
                                    

Maya pun segera bersiap dan menuju rumah sakit untuk menemui Dean.

Setelah menemukan kamar tempat Dean di Rawat Maya melangkah masuk. Tatapannya terpaku pada Dean yang berbaring menghadap jendela.

"Aan?" panggil Maya. Dean membalikkan badannya. Senyumnya mengembang perlahan.

"Maaf nyuruh kamu mendadak datang" katanya merasa bersalah. Maya menggeleng pelan.

"Mana yang sakit?" tanya Maya. Dean menunjuk bagian perutnya.

"Sakit" keluh nya. Maya tersenyum kecil.

"Kata dokter apa?"

"Gaboleh gerak" ujarnya. Maya mengangguk.

"Yaudah kamu istirahat"

Dean menggeleng. "Entar kamu pergi" bantah nya. Maya menggeleng.

"Aku temenin"

"Janji?"

"Iya"

Dan pada akhirnya Maya melupakan janjinya kepada Kenath.

"Ini minum dulu". Dean memberikan Maya air dalam botol mineral. Dan tanpa ragu Maya meminum air itu. Lima menit terasa berat di matanya dan Maya menguap lebar. Rasa kantuk menyerang dan Maya tertidur di sebelah Dean dalam posisi duduk dan menelungkupkan wajah.

.
.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, Kenath telah sampai di taman dengan se bucket bunga di tangannya. Rambutnya sudah terpotong rapi dan Kenath memakai kacamata antiRadiasi berlensa putih. Ketampanannya bertambah dua kali lipat.

Kenath melirik arloji yang melingkari pergelangan tanganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenath melirik arloji yang melingkari pergelangan tanganya. Sudah lewat lima menit dari jam 5. Dan tanpa peduli pan
jang Kenath tetap setia menunggu hingga Maya datang. Dan pada kenyataannya Maya tidak datang.

.
.

Mila menyeret kopernya memasuki rumah mewah di depannya. Mila memutar knop pintu dan bersamaan ada seseorang yang keluar. Dahi Mila mengerut rapi.

"Mau kemana Ma?" tanyanya dan mulai menyalim mamanya itu.

"Ke kantor, ada masalah sayang. Mama harus temenin Papa. Kamu baik baik ya disini" belum sempat menjawab pertanyaan Mamanya. Lila sudah melangkah menjauh dengan langkah terburu buru memasuki mobilnya.

Mila berjalan masuk dan rumahnya sangat sepi. Dilihatnya seorang sedang berbaring di atas sofa.

"Oma Opa mana?" tanya Mila. Tiwi melirik sekilas.

"Pergi" jawabnya. Mila mengangguk.

"Maya mana?" tanyanya lagi.

"Pergi sama Deandra" jawabnya lagi. Mila membola seketika.

"Serius lo?!" tanya Mila ngegas. Tiwi mengangguk.

"Kenapa?" tanya Tiwi malas. Mila berlari menuju ponsel cadangan dirumah nya karena ponselnya Mati.

My Sweet Boyfriend (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang