wedding

2.1K 235 4
                                    

Taehyun akhirnya resmi menikah dengan Lee Heeseung. Pernikahan mereka digelar secara private, hanya tamu undangan dan sebagian jurnalis saja yang bisa datang menghadiri acaranya secara langsung.

Kebanyakan tamu undangan adalah rekan-rekan sesama artis, seperti teman-teman idol Heeseung dan teman-teman aktor Taehyun. Soobin dan Hyuka juga datang, bahkan Yeonjun dan Beomgyu juga.

Acara berjalan lancar. Heeseung dengan gentle menarik pinggang Taehyun untuk mencium pria yang telah resmi menjadi suaminya. Tepuk tangan riuh pun terdengar sebagai bentuk selamat pada pasangan baru.

Setelah acara inti, tamu undangan dipersilahkan untuk menikmati santapan yang telah disediakan. Pasangan pengantin itu sendiri berbaur dengan mereka, yah sekadar mengobrol ringan.

Teman-teman idol Heeseung seperti Sunghoon, Jay, Jake, semuanya memberi ucapan selamat pada pasangan tersebut. Sambil sesekali menggoda Heeseung yang dikatai memakai pelet untuk menarik aktor setampan Taehyun.

Taehyun sendiri menanggapi dengan ramah. Dia memang sepopuler itu di kalangan sesama selebriti.

Hal yang sama juga dirasakan Heeseung saat menyapa teman-teman aktor Taehyun. Seperti Kim Taehyung, Kim Seokjin, Park Jimin, dan Soobin.

Well, sesungguhnya mereka sedang berusaha menghindari Beomgyu, tapi Huening Kai dengan santainya mengumpulkan mereka bertiga dalam satu meja yang sama. Yah meskipun tidak hanya mereka bertiga saja, karena ada Hyuka, Yeonjun dan Soobin juga.

"Selamat atas pernikahan kalian, ya. Kudoakan semoga langgeng sampai kakek-kakek," kata Yeonjun seraya menjabat tangan Heeseung.

"Terima kasih, Hyung," balas Heeseung sambil tersenyum. Senyumnya itu kemudian dia berikan pada pria di sampingnya, yang masih merangkul lengannya.

"Kalian cocok sekali. Sama-sama punya mata dan hidung besar. Kalau semisal bisa punya anak nih, pasti bakal tampan sekali anaknya," seru Hyuka dengan heboh. Well, dia kan memang tukang heboh.

"Jangan mengada-ada, aku mana bisa hamil," sahut Taehyun, agak ketus di sela kunyahannya saat makan kue kering.

"Aku kan juga bilangnya semisal. Ih sensian."

"Boleh kutau rencana kalian setelah ini? Honeymoon mungkin?" tanya Soobin pada Heeseung.

"Ah, soal itu masih belum direncanakan. Mungkin bisa jadi dalam waktu dekat," jawab Heeseung sembari mengelus rambut Taehyun. Sejak tadi suami mungilnya ini tak hentinya nyemil, kelaparan apa ya?

"Maldives! Kalian harus honeymoon di sana. Aku pernah ke sana sekali untuk pemotretan, sungguh keren sekali tempatnya itu," ujar Yeonjun dengan hebohnya.

"Ah haha, baiklah akan kucatat itu."

Mereka terus mengobrol seru di sana, beda sekali dengan satu orang yang sejak tadi hanya diam, memandangi yang sedang nyemil seolah kalau berkedip sekali saja dia bakal kehilangan orang itu.

Baru dia mau berpaling, saat Hyuka berseru dengan hebohnya sambil menunjuk Heeseung.

"Hyung kau mimisan!"

Heeseung tampak tidak terlalu terkejut. Dia refleks mengusap darah yang mengalir dari lubang hidungnya, tapi tangannya itu ditarik dengan sigap oleh Taehyun untuk menjauh. Darah yang masih mengalir itu kemudian dibersihkan dengan tisu oleh Taehyun. Selembar tidak cukup, butuh sampai 10 lembar sampai darahnya berhenti mengalir. Setelah itu Taehyun menyumpalkan dua lembar yang dibentuk lonjong ke lubang kiri hidung Heeseung.

"Kau baik-baik saja, Heeseung-a?" tanya Soobin, masih khawatir dan shock dengan mimisan mendadak tadi.

"Tidak apa-apa, Hyung. Heeseung hyung hanya kelelahan kok. Dia harus istirahat sekarang," jawab Taehyun, mewakili Heeseung. 

Taehyun pun segera menggandeng Heeseung untuk beranjak menuju kamar tempat mereka menginap di hotel yang disewa untuk pernikahannya.

Begitu sampai di kamar, bukan perasaan lega yang Taehyun dapat, tapi panik. Darah keluar lagi dari hidung Heeseung, dan lebih banyak dari sebelumnya.

"Ah kenapa tidak mau berhenti? Tolong berhenti ... hiks. Hyung ... ini kenapa tidak mau berhenti? Tisunya sudah mau habis."

"Sepertinya waktuku tidak akan lama lagi, Taehyun," kata Heeseung sembari mengelus pipi Taehyun yang basah karena air mata.

"Jangan bilang begitu! Kau masih ada harapan sembuh."

"Realistis saja, Taehyun. Dokter kemarin bilang ini sudah stadium akhir. Sebentar lagi aku akan berakhir."

Tisunya habis. Padahal dia tadi membawa tisu satu pack besar berisi 250 lembar, dan semuanya sudah berceceran di lantai ternodai warna merah gelap. Menyedihkannya lagi, darah itu masih saja mengalir dari lubang hidung Heeseung. Taehyun tidak punya pilihan selain menggunakan pakaiannya untuk membersihkan darah itu.

"Maaf, aku tidak bisa membahagiakanmu seperti yang kujanjikan sebelumnya."

"Hyung! Hentikan. Jangan bicara aneh-aneh lagi, kau pasti sembuh."

Heeseung tersenyum lemah. Dia pun menarik lembut dagu Taehyun, mencium bibirnya dengan durasi yang tidak lama karena napasnya pun sudah pendek-pendek bahkan sampai berbunyi. Kondisinya sudah sangat kritis. Dengan gemetaran, dia mengeluarkan ponselnya dari saku, untuk diberikan pada Taehyun.

"Tolong panggilkan ambulans untukku. Aku sudah tidak kuat lagi Taehyun."

Taehyun menerimanya dengan berat hati. Berurai air mata, dia menelepon 911 untuk mengirimkan ambulans ke hotel lokasi pernikahan mereka.

Sambil menunggu tim medis tiba, dia tak bosannya menemani Heeseung yang benar-benar sudah lemah kondisinya. Pria itu berbaring dengan berbantalkan paha Taehyun. Kelihatan sedang tidur, tapi sebenarnya tidak. Pandangannya sudah tidak fokus lagi, belum ditambah dengan kepalanya yang berdenyut-denyut. Dengan jari ramping Taehyun yang lembut mengusap wajahnya, dia merasa lebih damai dan nyaman untuk tidur di sana.

Hari itu terasa sangat panjang untuk Taehyun. Masih hari yang sama dengan hari pernikahannya, Heeseung harus dirawat di rumah sakit. Penyebaran kanker sudah sampai ke dada, yang mana membuat pernapasannya jadi bermasalah juga. Heeseung sudah tidak sanggup lagi untuk sekadar duduk tegak, tubuhnya benar-benar lunglai di ranjang dengan rambut asli--yang tadinya ditutupi dengan wig--sudah rontok parah menyisakan hanya beberapa helai saja.

Dengan mata bengkak, Taehyun tak hentinya mengecupi pipi tirus Heeseung. Sambil berbisik bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dia sedang berusaha menghibur Heeseung, begitu juga dirinya sendiri.

"Kita berjuang bersama, Hyung. Kita pasti bisa."

Dia berharap, ini hanya mimpi buruk yang akan berakhir secepatnya.

dramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang