Hari ini aku merindukanmu, esok pun merindukanmu.
Rowoon terbatuk, menandakan dia telah sadar pasca operasinya. Rasa haus yang melanda membuat mulutnya kering, berharap ada orang yang menjaganya, dia meminta minum. Perlahan tangan Rowon terangkat, dan mulai memanggil meminta bantuan. tapi anehnya bukan nama teman atau tunangannya yang disebut, tetapi nama Danoh lah yang keluar pertama kali dari mulutnya.
"Eun Danoh," lirihnya, berharap wanita itu datang mengunjunginya.
"Hei, dude..kamu sudah sadar?" Inseong menghampiri Rowoon, menggenggam tangan pria itu menandakan dirinya ada di sana.
"Ah Inseong-i." Rowoon mengenali suara itu, dengan hati yang berharap, terlontar sebuah pertanyaan yang sebenarnya dia tau jawabannya akan seperti apa.
"Danoh-neun?"
Mereka bertiga berpandangan, menyerahkan kepada siapa yang akan menjawab pertanyaan Rowoon, merasa tidak mendapatkan jawaban dari teman-temannya, Rowoon menyimpulkan bahwa wanita itu tidak datang menengoknya.
Segitu tidak berartinya kah diriku untukmu, Eun Danoh..
"Pasti dia tidak datang, bukan?" Ujarnya kecewa.
"Ah geu.." Youngbin terbata menjelaskan.
"Sudahlah, tidak usah dijelaskan, Soobin-neun?"
"Pergi! Katanya ada urusan yang harus dikerjakannya," jelas Hwiyoung membuat Rowoon mendesah, tidak seharusnya Soobin berbuat seperti itu.
Walaupun pertunangan mereka hanya sebagai status, tapi tidak benar Soobin memperlakukannya seperti ini, meninggalkan dia di saat matanya baru saja dioperasi.
"Woon-ah, jangan terlalu dipikirkan, minumlah kamu pasti haus bukan?" Inseong menyodorkan botol yang berisi teh madu ke arah bibir Rowoon, menyesap rasa teh itu membuat Rowoon teringat rasa teh ini sama dengan yang selalu dibuat Danoh tiap hari untuknya, apakah itu berarti?
"Kalian jangan berbohong, apakah Danoh benar-benar tidak ke sini!" tegas Rowoon.
"Anu.. itu.." Hwiyoung menggaruk kepalanya yang tak gatal, sementara itu, Inseong dan Youngbin saling menyenggol bahu masing-masing.
"Jawablah!" desak Rowoon tak sabar, saat merasakan keheningan di antara mereka.
"Datang! Dia datang kok tapi langsung pergi lagi," jawab Hwiyoung.
Rowoon tersenyum simpul, ternyata Danoh benar-benar peduli padanya, buktinya dia mau datang ke sini dan menengoknya, berarti dirinya punya arti lebih buat wanita itu. Rowoon meminum teh itu dengan semangat dan senyum yang terus terukir dibibir tebalnya, membuat ketiga sahabatnya ikut tersenyum.
Sampai senyuman itu terusik dengan kedatangan Soobin, wanita itu langsung menggenggam tangan Rowoon, membuat laki-laki itu berhenti tersenyum.
"Ada yang lucu? Aku lihat kalian dari tadi tersenyum, kenapa sekarang tiba-tiba berhenti?" tanya Soobin tanpa melepaskan pegangan tangan Rowoon.
"Tidak Soobin-ah, tidak ada," elak Rowoon.
Soobin tak percaya begitu saja, pandangannya menatap tajam ke arah Hwiyoung yang terkenal akan kejujurannya.
"Hwiyoung ada apa? Tadi aku liat kalian asyik tersenyum giliran aku tiba senyum kalian tiba-tiba berhenti, ada apa?"
"Rowoon hanya merasa senang kalau tadi Danoh sempat mengunjunginya."
Hyeyoon, mengunjunginya, tanpa minta izin dulu padanya, apa-apaan ini? Soobin menggeram dalam hati.
"Oh.. mungkin wanita itu hanya ingin berpamitan padamu Woon-ah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You, Me, and Him
Romance"Sadarlah Hye yoon-ah, dia itu kekasih dari temanmu sendiri, bagaimana bisa kau berpikir mencintai dia." Hye yoon merutuki dirinya sendiri. "Kim Rowoon, jangan sampai kedekatanmu dengan gadis itu membuat kau jatuh cinta padanya, dia itu tidak lebih...