Doyoung terus mengelus pelan rambut Chaeyeon yang kini memakai selang oksigen. Chaeyeon sendiri masih cukup syok, kecelakaan terakhirnya saat kelas tiga SMP. Waktu itu ia hanya menabrak pot dan lututnya berdarah, tak lebih.
Luka Chaeyeon yang tersebar di seluruh badan sudah diobati, untungnya perawat wanita itu cukup ramah. Dokter juga sudah mengecek kondisinya terkait nafasnya yang sesak.
Dokter mengatakan, dada Chaeyeon memang terbentur dan membuatnya sesak nafas. Dada Chaeyeon yang semula hanya menampakkan luka lecet kini mulai berubah menjadi keunguan, itu hal yang wajar kata dokter.
Yang dikhawatirkan dokter justru jari dan kaki Chaeyeon yang sangat bengkak, bahkan Chaeyeon tak bisa menekuk telunjuknya yang bengkak itu. Dokter menyarankan Chaeyeon untuk dirontgen di telunjuknya.
Chaeyeon masing berbaring di UGD sambil menatap jarinya yang terasa aneh, ia bahkan tak bisa memegang ponselnya. "Sakit banget ya?"
Chaeyeon menggeleng, "Cuma aneh, rasanya kaya ketarik gitu. Tapi nggak bisa aku tekuk jarinya." Chaeyeon mencoba menggerakkan jarinya. "Heh, jangan! Yang lain ada yang sakit?"
"Kakiku bengkak banget deh, mas. Tadi dokternya ngeceknya pakai dihitung segala, tapi nggak tau kalau buat jalan gimana." Chaeyeon menunjuk kaki kanannya yang terbalut selimut. Doyoung meringis, satu satunya bagian tubuh gadis itu yang tidak terluka hanya kaki kirinya.
"Mari mbak saya antar ke buat rontgen." seorang perawat pria nampak bersiap dengan kursi rodanya, Doyoung kenal pria itu, namanya Yoseob.
"Boleh jalan sendiri aja nggak, pak?" celetuk Chaeyeon. Doyoung menggelengkan kepala, lelaki itu memaksa Chaeyeon dengan cara menggendong Chaeyeon supaya duduk di kursi roda. "Saya aja yang dorong, pak." Doyoung mengambil alih kursi roda yang sudah diduduki Chaeyeon.
"Mbaknya tadi kecelakaan dimana?" tanya perawat itu basa-basi. "Di katering di jalan oriza sativa pak." jawab Doyoung. "Ealah mau nikah? Terus janinnya gimana?" Chaeyeon yang sedang meringis menahan sakit jadi terkejut. "Maksud bapak?"
Perawat itu nampak sedikit terkejut dengan balasan Doyoung. "Saya nikahnya bukan karena MBA kok, pak." balas Chaeyeon. Perawat itu menunduk malu. "Maaf, mas, mbak. Saya kira karena itu, soalnya mbaknya masih muda banget." balas perawat yang kemudian berbelok ke sebuah ruangan.
"Mas bisa tunggu disini saja, saya bawa mbaknya masuk untuk rontgen." perawat itu meminta Doyoung menunggu.
"Emang Chaeyeon cewek apaan bisa bisanya dikatain MBA?!" gerutu Doyoung.
Chaeyeon keluar tak lama sejak itu, mereka masih menunggu hasil rontgen sebelum kembali ke IGD.
Doyoung sibuk mengabari Chaeryeong yang nampak khawatir. Sedangkan Chaeyeon asyik menyenandungkan lagu lagu ambyar di salah satu stasiun televisi yang ditonton oleh satpam.
Doyoung melirik sekilas. "Udah nggak sakit memang?" Chaeyeon menggeleng meskipun dahinya masih terasa nyeri jadi ia hanya bisa bebas menggerakkan jari jari kirinya.
Perawat itu kembali sambil membawa hasil rontgen dan mengajak Doyoung untuk kembali dan menemui dokter di IGD.
Untungnya dokter bilang kecelakaan itu hanya berdampak pada otot jarinya, tulangnya tidak bermasalah sama sekali. Doyoung lega sekaligus meringis, jari telunjuk Chaeyeon bahkan lebih besar dari ibu jarinya.
"Nanti saya beri resep obat untuk penghilang rasa nyeri untuk nona Chaeyeon. Atau mau disuntik saja pak?" tawar dokter. "Kalau disuntik gimana ya dok?"
"Efeknya lebih cepat kalau disuntik. Nanti saya beri resep obat untuk mempercepat pemulihannya juga." Doyoung menatap Chaeyeon yang melayangkan tatapan pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Muda
Fanfiction[Kos Mami Chaeyeon Universe] "Bapak ganteng sih, masih muda juga, tapi galak kan maba pada takut pak." "Ada akhlak kamu bilang kaya gitu ke dosen?!"