(21)

2.2K 167 26
                                    

*
*
*
*

Di taman belakang nyonya Cho duduk di ayunan sambil berpikir tentang masalahnya, dia merasa tertekan dari kedua sisi.

Bayangan panjang menjulang dan menghalangi sebagian tubuhnya, nyonya Cho mendongak dan melihat Ruhi mengulurkan tangannya memberi sesuatu. "Nyonya Cho, aku punya hadiah untukmu, kita memiliki musuh yang sama. Jadi anggap saja bantuan kecil ini sebagai balas dendamku pada Ji Shi An,"

Nyonya Cho tidak mengerti tapi tangannya menerima memory card yang di berikan Ruhi. "Di dalam sana ada banyak jenis dan bukti kejahatan Ji Shi An, aku percaya anda pintar, anda pasti tahu apa yang harus di lakukan dengan itu. Tapi sebelum itu saranku tetap sama, beritahu Kyuhyun masalahmu." ujar Ruhi.

Nyonya Cho tidak mengerti mengapa Ruhi membantunya, jelas jelas dirinya selalu menunjukan sikap yang tidak ramah pada menantunya ini.

Setelah itu Ruhi pergi, Hwan-hwan berlari begitu melihat Ruhi dan memeluk kakinya menempel di sana seperti gurita.

Ji Shi An bersama dengan Minjia berdiri tidak jauh dari Ruhi. Ji Shi An tersenyum tapi matanya tidak menunjukan keramahan apapun.

"Mini, Hwan-hwan begitu bahagia hidup bersama ibu dan ayahnya. Apa kau tidak ingin hidup bahagia seperti Hwan-hwan, memiliki ayah dan keluarga yang lengkap."

Mini menatap ibunya, bagaimanapun Mini hanyalah anak kecil, dia akan ter provokasi saat keinginan besarnya di kibarkan. "Mommy, aku akan bicara dengan Hwan-hwan untuk melepas  paman Kyuhyun, bagaimanapun paman Kyuhyun seharusnya menjadi ayahku kan?"

"Umh,,, itu benar."

Ji Shi An merasa puas, bagaimanapun harus ada perselilihan antara Hwan-hwan dan Mini, dengan begitu akan lebih mudah untuk menendang Ruhi dari keluarga Cho.

Ruhi menyadari kolusi antara anak dan ibu, dia memegang tangan Hwan-hwan dan berjalan menuju keduanya, senyumnya yang lembut dan mempesona menghilang setelah mereka berhadapan satu sama lain. Hwan-hwan pria kecil yang imut melilit kaki Ruhi dan menatap Minjia, dengan tatapan seolah mengatakan. JANGAN MENYENTUH IBUKU.

"Ji Shi An, kasihanilah putrimu," ujar Ruhi.

Ji Shi An mengerutkan alisnya, jelas dia tidak suka dengan kata kata Ruhi.

"Aku, memangnya apa yang aku lakukan?,"

Ruhi merasa akan segera menjdi gila bila berhadapan dengan orang yang tak tahu malu seperti Ji Shi An, namun mau bagaimana lagi. Ji Shi An datang dan mengganggu kehidupan bahagianya.

"Berhenti mempengaruhi anak kecil yang tidak berdosa, apa kau pikir dengan memperalat Minjia kau bisa mendapatkan apa yang kau mau. Ji Shi An, Cho Kyuhyun tidak pernah menyukaimu di tempat pertama, kedua ataupun ke tiga."

"Jika kau berpikir Kyuhyun akan kembali padamu dengan menyingkirkan aku, maka itu salah besar. Karena Kyuhyun akan selalu mencariku dan akan berhenti untuk hidup saat aku tidak ada."

Kata kata Ruhi jelas, dia menunjukan bagaimana posisinya di hati Kyuhyun. Selama ini Ruhi terlalu lembek dan tidak tegas, maka kali ini Ruhi tidak ingin lemah dan membiarkan wanita lain merebut Kyuhyun.

Ruhi memegang tangan Hwan-hwan yang gemuk dan berjalan melwati Ji Shi An yang terpaku karena kata kata Ruhi.

Genggaman tangan Ji Shi An mengencang di tangan Minjia, Minjia menjerit karena rasa sakit.

"Mommy,"

Ji Shi An sadar dan segera melepaskan tangan Minjia. "Mini, maafkan mommy. Mommy tidak sengaja melakukannya sayang,"

Minjia meniup niup kulitnya yang merah. Ji Shi An ingin mengambil tangan Minjia, tetapi Minjia menolaknya dan air mata terbendung di pelupuk matanya.

"Mommy jahat. Mommy tidak sayang Mini,"

Kamu akan menyukai ini

          

Minjia menangis dan berlari ke kamar atas.

"Minjia, dengarkan mommy... Minjia, Minjia, Minjia,"

"Argghhh.... Sial! Kenapa jadi seperti ini."

Di kegelapan Kyuhyun tersenyum tipis, tapi senyumnya bahkan tidak mencapai mata, yang ada hanya kebencian dan kedinginan.

*
*
*
*
*
*

Keluarga kecil Kyuhyun menginap di rumah tua Cho, atas perintah kakek Cho, Ruhi dan Kyuhyun tidak bisa menolak.

Si kecil tidur di tengah tengah antara ibu dan ayahnya. Ruhi menepuk nepuk pantat si kecil dan wajah si kecil bersembunyi di dada Ruhi. Kyuhyun tidak mengatakan apapun tetapi tatapan matanya terus tertuju pada Hwan-hwan meringkuk di pelukan Ruhi.

"Jangan menatap putramu seperti itu," tegur Ruhi.

Kyuhyun ingin menarik si kecil agar sedikit menjauh dari istrinya, tetapi Ruhi menghentikannya dan berkata. "Apa yang kau lakukan?."

Kyuhyun mendengus kesal. "Tentu saja menjauhkannya, dia sudah besar tetapi dia bersikap seperti anak kecil," ujar Kyuhyun.

Ruhi tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Kamu yang tidak dewasa, anak anak harus dekat dengan ibunya,"

Kyuhyun membalikan badannya berbaring memunggunginya, bibirnya menggumamkan sesutu sebagai protesan karena Ruhi yang lebih memilih putranya.

Ruhi tidak ingin membujuk suaminya, dia memejamkan matanya dan tertidur setelah cukup lama memejamkan matanya.

Kyuhyun merasa kesal sendiri, dia bertanya tanya. Apa yang terjadi pada istrinya, kenapa dia tidak membujuknya dan malah mengabaikannya.

Kyuhyun bingun dan berjalan keluar dari kamarnya, di luar kamar sangat sunyi karena para penghuninya telah tidur di kamar masing masing.

Tiba tiba bayangan muncul berikut sosok putih yang kini berdiri di depannya, Kyuhyun mengerutkan keningnya dan melihat ibunya yang beridiri dengan wajah sedih.

"Bu," panggil kyuhyun.

Nyonya Cho terlihat gugup dan takut, dia memberanikan diri menatap Kyuhyun dan berkata. "Nak, bisakah kita bicara berdua saja?."

Kyuhyun mengerutkan keningnya, walaupun dia tidak mengiyakan ataupun menolak, Kyuhyun berjalan menuju ruang belajar dan di ikuti oleh nyonya Cho.

Kyuhyun dan ibunya duduk saling berhadapan, mereka belum mengatakan apapun karena Kyuhyun memang belum ingin bertanya sebelum nyonya Cho mengatakannya.

"Nak, emh...emhh ibu ingin mengatakan sesuatu,"

"Katakan."

Nyonya Cho yang gugup masih berusaha menahan dirinya, tetapi mengingat apa yang di katakan Ruhi nyonya Cho kembali mengumpulkan keberaniannya.

"Kyuhyun, beberapa tahun lalu aku....."

Nyonya Cho mulai menjelaskan apa yang terjadi pada tahun ketika seorang wanita membawa seorang anak laki laki yang beberapa bulan lebih muda dari Kyuhyun, saat itu nyonya Cho sangat marah, kesal dan tidak berdaya. Dia pergi ke klub malam dan tanpa sengaja tidur bersama seorang pria, hingga saat ini Ji Shi An memegang bukti apa yang terjadi tahun itu, dan bukti itu di dapat dari ibunya Ji Shi An.

Di belakang punggungnya Tuan Cho menghianatinya hingga memiliki anak haram.

"Kyuhyun, ibu tidak bermaksud untuk melakukan itu, malam itu ibu mabuk dan ibu tidak ingat apapun... Saat ini Ji Shi An memiki bukti video dan memeras ibu untuk membuatmu menikahinya, sungguh Kyuhyun, ibu....."

"Bu, jangan di lanjutkan. Aku akan membantu ibu mengurus ini, tapi tetap saja ayah harus tahu apa yang terjadi. Jika ayah tahu ini dari orang lain, ayah akan marah padamu. Mungkin apa yang tidak bisa ibu bayangkan ayah akan melakukannya."

Nyonya Cho menangis tersedu sedu, bagaimana dia bisa mengatakan pada suaminya tentang insiden itu, untuk mengatakan segalanya pada Kyuhyun, nyonya Cho Juga butuh keberanian lebih.

"Bu kembali ke kamarmu,"

Nyonya Cho ingin mengatakan sesuatu tetapi kata katanya tertahan di tenggorpngkannya, dia menyerah dan meninggalkan Kyuhyun sendirian.

Setelah kepergian nyonya Cho, Kyuhyun hanya duduk dan menatap pena yang ada di atas meja. Ji Shi An benar benar mengganggu kehidupannya, Kyuhyun harus segera bertindak untuk membuat Ji Shi An meninggalkan kehidupannya.


*
*
*
*

Keesokan harinya.

"Mommy, Mommy, Mommy, bantu Hwan-hwan memakai ini," Hwan-hwan berdiri di depan Ruhi dan memeberikan hoodie putoh dengan gambar dua larva merah dan kuning.

Ruhi membantunya, tubuh tambun Hwan-hwan membuat dia kesulitan memakai hoodie, Kyuhyun yang melihat ibu dan anak kesusahan mentertawakannya. "Hwan-hwan, mulai sekarang diet, tubuhmu sudah gemuk,"

"Ayah," Hwan-hwan kesal di ejek Kyuhyun.

Minjia berlari dan berdiri di depan Hwan-hwan. "Hwan-hwan, kamu tidak gemuk, walaupun kamu gemuk kamu tetap tamapn,"

"Minjia...."

Minjia menunduk dia merasa salah berbicara. "Hwan-hwan, aku...."

"Jangan panggil aku gemuk,"

Minjia mengangguk lalu dia memberi satu bungkus coklat yang tersembunyi di belekang punggungnya. "Hwan-hwan, maafkan aku,"

Hwan-hwan mengerucutkan bibirnya. "Aku tidak mau coklat, coklat membuat orang gemuk."

Minjia menyembunyikan kembali coklatnya, dia tidak memiliki apapun lagi untuk membujuk Hwan-hwan.

"Aku akan memaafkanmu. Tapi, jangan mencoba merebut mommy dan daddyku,"

"Umh, aku janji, sebenarnya aku tidak menginginkn ayahmu,  aku hanya suka bermain dengannya,"

"Baik,"

Hwan-hwan mengangguk lalu dia merapikan hoodienya.

"Mommy, siapa yang lebih tampan di antara aku dan Daddy,"

Pertanyaan ini lagi, pertanyaan yang membuat Ruhi dilema.

"Kamu yang paling tampan, mommy cinta kamu..."

Muach... Muach... Muach...

Di sisi lain si besar dalam susana hati yang buruk, haruskah dia bersaing dengan putranya untuk mendapatlan perhatian istrinya?

Tbc


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 15, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cold boss nation's husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang