Selamat Membaca✨
Note: lebih baik membaca part ini mojok aja deh biar kerasa feelnya :v
°
°
°Camping Ground yang terletak di Gunung Salak, Cibatok, Bogor, Jawa Barat. Tempat yang sangat cocok untuk perkemahan dengan pohon-pohon pinus yang memberikan sensasi udara sejuk. Selain itu tak jauh dari lokasi Camping, kita juga di suguhkan dengan pemandangan air terjun kecil yang memiliki kolam untuk kita berenang atau sekedar berendam. Tempat ini terletak tidak jauh dari Kota Jakarta hanya dengan waktu tempuh kurang lebih 3-4 jam. (kalo salah di koreksi ya, aku cuma cari referensi di beberapa web).
Kesan pertama kali saat menginjakan kaki di tempat ini adalah udara yang sejuk dan dingin, pemandangan cantik dari pohon pinus yang tumbuh menjulang tinggi. Dan sekarang beberapa tenda sudah berdiri beberapa jam yang lalu.
14.00 WIBBelum malam tapi udara di sini sudah dingin. Vanesha dengan setelan crop top putih di padukan dengan jaket jeans juga celana panjang saja masih merasakan udara yang dingin.
"Huh dingin banget ya di sini." keluh Vanesha yang sedang bermalas-malasan di dalam tenda dengan kedua sahabatnya.
"Iya nih dingin."
Suara peluit yang di tiup dengan sangat kuat menandakan mereka harus berkumpul membuat seluruh siswa-siswi yang tengah bermalas-malasan keluar dan berkumpul di tengah. Termasuk Vanesha begitu juga dengan Iqbal.
"Semuanya sudah kumpul?" tanya Pak Danu saat melihat muridnya sudah berhambur merapat.
"Sudah pakk." ujar semuanya serempak.
"Baik agenda hari ini cukup bersih-bersih lingkungan dulu, dan nanti malam di lanjutkan dengan jurit malam. Besok kita akan mengadakan beberapa kegiatan kepramukaan dan malamnya di lanjut dengan acara Api Unggun dan beberapa pensi dari kalian. Dan lusa siang kita sudah kembali lagi ke jakarta." jelas Pak Danu menuturkan agenda Perkemahan ini.
"Ada yang mau di tanyakan?" lanjutnya bertanya.
Vanesha mengangkat tangan kanannya, "Kalau tidak ikut jurit malam boleh pak?"
"Boleh tapi nanti nilai pramuka kalian C dan tidak bisa naik kelas."
"Lo takut, Cha?" bisik Iqbal yang berdiri di sebelah kanannya.
Apa? Vanesha takut? Tentu saja dia takut. Bagaimana tidak, dia kerap mendengar cerita dari teman-temannya yang sudah pernah mengikuti jurit malam. Ada yang bilang lihat hantu, ada yang kesurupan, suara-suara mengerikan, bau-bau aneh. Oh tidak! Membayangkannya saja sudah membuatnya takut, bagaimana jika dia mengalami semua itu?
Vanesha menelan saliva-nya dengan susah payah ketika mengingat cerita-cerita itu, "Siapa bilang? Gu-gue berani kok!" elak Vanesha.
Iqbal hanya terkekeh pelan ia tau Vanesha hanya gengsi untuk mengatakan 'takut'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks Iqbal [Hiatus]
FanfictionSeorang cowok terbelit kisah kasih masa lalunya dan berusaha mengikhlaskannya. Namanya Iqbal, dia sedang berusaha Move On! Usahanya sangat keras untuk bisa terlepas dari bayangan kisah masa lalunya. Ia merasakan hal yang berdeda ketika bertemu denga...