[TAMAT]
Sequel dari ▶️"Dyandra"◀️
▶️Geng Lion ◀️
Aku harap sebelum baca ini, terlebih dahulu baca Dyandra biar lebih kenal tokohnya. Tapi, baca terpisah juga bisa.
Gadis itu kembali ... akhirnya gadis itu kembali saat liburan sekolah selesai d...
"Semua akan merasakan, dimana kepercayaan kita terhadap orang lain diuji"
-Althaf-
Sekumpulan motor, memasuki area gerbang SMA Garuda yang sudah mulai ramai. Deruman motor itu manarik banyak pasang mata untuk melihat ke titik yang menjadi pusat perhatian. Lima motor yang memasuki gerbang utama berhenti di parkiran sekolahan tersebut yang masih renggang, diikuti lainnya yang mengelilingi motor itu. Perlahan, satu persatu baik yang mengendarai motor ataupun yang diboncengi turun dari motor.
Gadis berambut coklat tak lupa bandana hitam di kepalanya yang dia gunakan sebagai bando yang terkesan lucu dan keren secara bersamaan. Gadis itu turun dari motor dibantu cowok yang membawa motor tersebut. Dyandra turun perlahan dari motor Althaf, rambutnya dia biarkan terurai dan menggunakan outfitbaju putih ditambah celana levis yang menambah kesan cantiknya.
Seperti jadwal kemarin, Dyandra dan sahabat-sahabatnya berangkat menuju SMA Garuda untuk mendukung sekolahnya, mereka datang bersama dengan anak Lion lainnya mengikuti jadwal tim pemain basket. Jam 08.20 WIB mereka sampai di Garuda, tapi sebelumnya mereka kumpul di warung Mbok Tri dahulu sebagai titik perkumpulan.
"Bandananya emang pada sama ya berlima?" tanya Althaf yang baru saja melepas helmnya dan turun dari motor.
Althaf melirik bandana yang dipakai di kepala Dyandra, Rachel dipakai di lehernya, Desfi dipakai melapisi ikatan rambutnya, Najwa dipakai sebagai gelang, dan Shifa dipakai di dahinya.
"Iya, emang sengaja pake samaan, kenapa?" tanya balik Dyandra, menoleh ke Althaf yang sedang mengambil tas berisi baju basketnya.
"Engga apa-apa sih, nanya doang," balas Althaf, dia memakaikan topi hitamnya ke kepala.
Althaf menyampirkan tasnya ke bahu kanannya, sedangkan tangan kirinya merangkul Dyandra, "Ayo, ke sana!"
Teriakan histeris terdengar dari kaum hawa menghuni SMA Garuda itu, Althaf dan Dyandra menghampiri lainnya yang berkumpul. Mata kaum hawa terus melihat gerak-gerik Althaf dari jauh.
"Pinjem topinya dong," pinta Dyandra melihat Althaf memakai topi hitam.
"Barter sama bandana lo mau? Selama peminjaman doang," jelas Althaf.
"Boleh,"balas Dyandra sambil menghentikan langkahnya, Althaf juga melakukan hal yang sama.
Althaf melepas topinya, sama halnya Dyandra melepas bandananya. Tangan kanan Althaf menyelipkan anak rambut Dyandra ke belakang telinga gadis tersebut, lalu memasangkan topinya pada Dyandra yang sangat pas. Gadis itu melepas bandananya dan mengikat di lengan kiri Althaf.
"Ada yang panas, tapi bukan api"
"Gue kira cuma rumor doang mereka jadian, eh tapi asli. Huhu...sad hidup gue"
"Kalo lawannya Dyandra, angkat tangan gue gak sanggup!"
Dyandra bisa mendengar, tapi dia hanya acuh seolah tak mendengar apapun. Dyandra membenarkan posisi topi Althaf di kepalanya. Mereka berdua kembali berjalan menuju anak Lion lainnya.
Althaf berkata, "Udah semuanya?"
"Udah kayaknya Bang," balas Fahri mengabsen wajah anak Lion satu persatu.
"Nih dia, lo berdua kayak bintang aja ya. Gak di sekolah, di sekolah lain tetep aja jadi sorotan," ujar Arkana yang mendengar bisikan-bisikan siswi Garuda.
Dyandra terkekeh, "Gue gak minta juga," gadis itu tidak mengerti, kekehannya menarik pasang mata cowok anak Garuda.
"Masuk sekarang aja, sebelum rame banget nanti," ujar Arkie menatap sekeliling yang mulai ramai.
"Main dimana? Indoor atau outdoor?" tanya Rachel, tapi dipikir kalo outdoor penonton akan duduk dimana?
"Indoor, udah ayo!" ajak Anzero, dia menggendong tas baju basketnya dan berjalan paling depan.
Anak lion lainnya mengikuti Anzero, Dyandra berjalan di samping Althaf mengikuti langkah kaki lainnya. Dyandra merasakan banyak pasang mata yang melihatnya dan juga Althaf saat lewat jalan menuju lapangan basket yang indoor.
"Nanti jangan jauh-jauh ya, kita lagi di kandang lawan. Gue juga gak bisa di sekitar lo terus, anak warrior di sini banyak, jadi hati-hati," ujar Althaf membuka suara, kesal karena sedari tadi anggota Warrior melirik Dyandra. Apalagi nanti, pasti akan ada Uno dan Abram yang akan gencar mendekati Dyandra saat dia bertanding.
Dyandra menoleh ke arah Althaf yang ada di sebelahnya. Dia tau, sangat tau maksud dari perkataan Althaf jika dirinya tidak boleh sampai diganggu Uno ataupun anak warrior lainnya.
"Iya gak akan kemana-mana, kalo gak penting-penting amat," jawab Dyandra.
Mereka sampai di depan gedung olahraga yang dihias dengan kata penyambutan pertandingan basket untuk mempererat tali persahabatan, tali permusuhan sih iya. Jika Angkasa berhasil mengalahkan Garuda di kandang lawan, maka akan memperburuk permusuhan yang terjadi.
"Ini Bang, gedungnya?" tanya Toto yang berdiri dekat pintu masuk, matanya membaca spanduk yang terpasang di pintu.
"Iya ini, masuk sekarang," jawab Arkie lalu melangkahkan masuk.
Orang yang berada di dalam gedung tersebut, mengalihkan pandangannya pada sekelompok yang baru saja masuk. Tapi yang paling heboh adalah pada saat dua remaja yang paling terakhir. Anak Garuda yang sudah datang terlebih dahulu untuk mencari posisi nonton yang paling pas, heboh saat melihat Althaf dan Dyandra bersamaan. Althaf merasa tidak nyaman, ingin sekali mencolok mata yang meliriknya dan Dyandra.
"Kenapa pada heboh banget sih, kayak ngeliat siapa aja," keluh Althaf.
Dyandra tertawa, tangan gadis itu memegang tas kecil berisi sepatu Althaf yang tadi dia minta untuk membawakannya, "Ngeliat lo kan,"
"Lo juga tengil," ralat Althaf.
"Iya, kita berdua," sambung Dyandra.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.