Apakah benar?

16 1 0
                                    

Keesokan harinya...

Saat aku menyusuri koridor, lalu berpapasan dengan Ulya.

"Haii,"menyapa Ainin sambil melambaikan tangannya.

"Cihh, apa dia tidak merasa bersalah sama sekali? Atau ini jebakan dia?" ucapku dalam hati.

Aku hanya tersenyum sinis kepadanya,

Suasana dalam kelas yang masih sepi membuat Ainin merasa bosan. Lalu dia keluar dari kelas.

"Tumben mereka berdua lama datengnya, biasanya kan mereka dulu."ucapku.

Aku pun berpikir harus menemukan bukti selanjutnya, dan perlu menyelidikinya lebih dalam lagi. Sebelum semuanya terlambat,

"Oy, pagi gini dah melamun. Mikirin apa sih,"ucap Vina yang mengejutkanku.

"Eh lo,"balasku.

Vina pun tersenyum kepadanya, dan mereka pun masuk ke dalam kelas.

"Tumben si pinter blom dateng, biasanya kan dia awal banget ke sekolah."tanya Vina.

"Gue juga gak tau,"balasku.

"Oh ya, lo dah ada rencana belom." sahut Vina.

"Bingung sih mau mulai dari mana dulu, kalo ada Nisrin kan enak. Tapi dia belom dateng,"Aku pun mengerutkan keningnya.

"Oke deh,"kata Vina.

Tiba tiba Nisrin datang ke kelas sambil berlari,

"Kenapa Nis,"ucapku.

"Napa sih,"ucap Vina berbarengan denganku.

"Hmmph,(sambil menghela nafas) Oke jadi gini..."

*Kemarin malam*

"Apaan sih, lepasin gue."ucap suara perempuan.

"Gue gak mau masalah ini makin kacau gara gara lo,"ucap suara cowo.

Dan Nisrin yang baru pulang dari rumahAinin pun mendengarnya, dan mendekati suara tersebut agar lebih jelas. Dan ingin mengetahui siapa mereka itu,

"Gue gak nyangka ya sama lo, orang baik kaya lo ternyata dalam dirinya berjiwa psikopat."ucap sang cowo.

"Ehehe, emang lo siapa? Kenapa gue harus nyerah ditengah jalan. Tujuan gue udah semakin dekat,"balas suara perempuan tersebut.

Setelah Vina memerhatikan tingkah mereka, tak sengaja dia melihat wajah sang cowo. Ternyata dia adalah Fazal.

"Jadi gitu guys, gue sempet syok tapi dia berusaha mencegah cewe itu. Sayangnya gue gak liat mukanya, karena dia menyadari ada yang memerhatikan mereka. Jadi gue keburu kabur,"jelasnya.

"Trus lo ngapain lari tadi?"tanya Vina.

"Gue kira dah telat,"sambil melihatkan senyumannya.

"Oke, gue ngerti. Jadi kita tetap memfokuskan untuk menyelidiki Ulya terlebih dahulu, kita ketemuan setelah usai sekolah."ucapku.

"Okee,"balas Vina dan Nisrin bersamaan.

Tidak lama kemudian Fazal datang,
Dengan wajah yang datar dan dingin.

"Oke anak anak kita mulai pembelajarannya, mengenai...."

Kegiatan belajar mengajar pun dimulai...

          

"Eh, gue mau nanya"senggolku ke Fazal.

"Apa"yang wajahnya tetap fokus ke depan.

"emm, kemaren lo kenapa gak masuk kelas?"tanyaku.

"Gue ada urusan,"ucapnya.

"Lo bisa kan ngomong sambil liat mata gue,"Aku pun kesal karena merasa seperti berbicara dengan patung.

Fazal pun menghadap ke Ainin dan mendekatkan wajahnya,

"Adik gue masuk rumah sakit," ucapnya.

"Sorry, gue gak tau."Aku pun merasa bersalah.

Lalu Fazal kembali memerhatikan pelajaran.

Tak ada percakapan lagi...

Menit permenit pun dilalui, tak lama bel istirahat berbunyi.

Nisrin dan Vina pun menghampiri Ainin,

"Yuk kantin,"Ajak Nisrin.

Fazal pun langsung pergi keluar kelas. Ainin pun memerhatikan Fazal sampai punggung dia tidak terlihat.

"Oooy, ayo makan. Gue dah laper nih," sahut Vina.

"Oh okee,"balasku terkejut mendengar suara Vina.

Saat mereka hendak menyusuri kantin,

"Yaelah lu, masa segini aja sih semangetnya. Lo yang gue kenal gak akan kek gini,"ucap Farhan yang sedang menepuk bahu Fazal.

Ainin yang berada dari kejauhan merasa semakin bersalah, karena dia tidak mengetahui jika Fazal sedang dalam keadaan rumit.

Lalu Fazal pun menengok ke arahnya.

Mata yang saling menatap....

"Ekhm, sapa tuh ampe segitunya." ucap Farhan.

"Apaan sih lo,"lalu dia pun meninggalkan Farhan.

"Gada terimakasihnya banget ni orang, ninggalin gue sendiri pula."ucap Farhan.

"Uuu, aku mau ko temenin bang Farhan biar gak sendiri."ucap Vina yang bergumam.

"Hadehh, ayolah makan. Laper nih gua,"sahut Nisrin.

Lalu mereka pun makan...

"Eh,Ai. Lo gimana sih makannya, masa garpu dijadiin sedotan sih." Nisrin yang sedari tadi memerhatikan Ainin pun memberi tahunya.

"Eeh,aduh gue lagi ngantuk ini. Gue mau pesen minum dulu ya,"ucapku.

"Okee,"ucap Vina dan Nisrin berbarengan.

Lalu Ainin pun berjalan ke tempat minuman,

"Macha satu bang!!!"suara Ainin pun berbarengan dengan Fazal.

Saling menengok...

"Coklat aja bang!!!"jawaban yang sama sekali lagi.

About Is LoveHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin