Day 15: A Worker's Chirping

1 0 0
                                    

nowplaying; amazarashi - Love song


Nol rupiah. Layar biru menghantam realitaku hingga ke angan-angan. ⁣

Andai aku, andai orang tuaku, andai atasanku, gumaman tak jelas yang turut meramaikan antrean. ⁣

Pilihan di layar kembali muncul.⁣
Apakah Anda ingin membatalkan transaksi?⁣
"Tidak. Saya ingin melakukan tindakan kriminal."⁣
Bohong. Mana berani. ⁣
Memakan kerupuk lebih banyak satu buah pun tak sanggup. ⁣
Maka keluarlah aku dari antrean berbau keringat itu. ⁣Dan menyumpahi segala benda yang ada di rumahku.⁣
Andai bajuku yang itu, andai bukuku yang ini, andai makananku di kulkas, serapah demi serapah yang bising di telingaku. ⁣
Ah, iya, beginilah aku hidup.⁣
Apa kau juga demikian? Jangan sampai, ya. ⁣

Kalau kau punya banyak uangーaku tahu kata banyak itu relatif, tapi coba bayangkan sajaーapa yang akan kaubeli?⁣
Misalkan kau berbelanja di supermarket kehidupan, rak mana yang akan kaudatangi lebih dulu?⁣
Aku jadi berpikir apakah uang bisa membeli uang.⁣
Tapi mungkin, cinta bisa membeli cinta. ⁣
Kesehatan bisa membeli kesehatan. ⁣
Kebahagiaan bisa membeli kebahagiaan.⁣
Jangan menyilangkan hal itu sesuka dirimu. Di dunia ini, segala yang bersinggungan tak patut dilihat secara sekilas. ⁣

Jika kita tak pernah diberi opsi untuk membeli dan menjual, apakah kita akan mencuri?⁣
Mencuri uang dengan uang. Mencuri cinta dengan cinta. Mencuri kebahagiaan dengan kebahagiaan. ⁣
Kalau begitu, mata uang hanya tinggal dekorasi saja. ⁣
Ah, tapi mencuri tentu tindakan kriminal, bukan?⁣
Maka apa yang sebaiknya kita lakukan,⁣
membeli cinta, atau mencuri cinta?

30 Days JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang