Tiga Belas

26.7K 3.3K 130
                                    

"Perempuan, kalau udah berantem pasti sasarannya rambut, atau enggak, ya, fisik lain yang bisa dijangkau. Parahnya lagi, nyinyir. Gitu."

-Kekasih Halal-

💠💠💠

"Ih, Alan!!" seru Athaya.

Alan yang berulang kali dipanggil oleh Athaya hanya bisa menunjukkan senyumnya. Ia tidak akan membalas seruan yang akan gadis itu lontarkan.

"Ih, Alan! Masa aku pakai celana olahraga di pelajaran bahasa Indonesia!" seru Athaya. Lagi, gadis itu mencubit pipi Alan agar Alan mau membalasnya.

"Alan!!!" rengek Athaya.

Alan meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Athaya. Menyuruh gadis itu untuk diam dan menahan suaranya sebentar.

"Kenapa? Kan kamu imut kalau gini." Alan berujar sambil menatap tampilan Athaya yang berdiri di hadapannya.

Bibir Athaya langsung maju beberapa senti ke depan. "Tapi gak pake celana kamu juga! Kebesaran! Lagian aku gak tau ini udah kamu cuci atau belum!" rengek Athaya.

Alan menahan senyumnya. "Daripada pakai rok basah, mending itu, kan?" tanya Alan.

"Gak mauu! Alan ijinin aku aja, gak mau masuk kalau begini! Malu Alan!" rengek Athaya. Ia masih tidak terima dengan penampilannya.

Alan mengusap kepala Athaya dengan sayang. "Ya udah, baik-baik di sini. Jangan keluyuran gak jelas, kalau udah pulang, aku jemput di sini. Tas kamu biar aku yang ambil," katanya.

Athaya tersenyum dan mengangguk bahagia. Tangannya terulur ke depan dada Alan. "Hp," pintanya.

Alan mengambil hp Athaya dari saku celananya. Namun tidak diberikan pada Athaya, melainkan disimpannya ke saku yang lainnya. Kemudian mengeluarkan ponselnya sendiri.

"Ini."

Athaya memiringkan kepalanya. "Kok hp kamu?"

"Banyak pesan masuk. Kuotanya juga lebih banyak dari kamu. Begitu pun baterainya. Lakukan sesukamu."

Walaupun tidak mengerti sepenuhnya, Athaya hanya mengangguk dan melihat kepergian Alan. Cowok itu terus melangkahkan kakinya menuju kelas Athaya. Dan saat sudah sampai,

Tok! Tok!

Bu Tia, selaku guru Bahasa Indonesia di sekolah ini langsung menghentikan aksi mengajarnya. Wajahnya ia tolehkan ke pintu.

"Masuk."

Alan berjalan masuk dengan tubuh tegapnya. Setelah berdiri di depan Bu Tia, ia menunjukkan senyum tipis.

"Saya mau mempermisikan Athaya Zhalisa Maharani, Bu. Saat istirahat kedua, ia mengalami kecelakaan kecil yang membuatnya tidak bisa bergerak bebas. Maka dari itu, saya mohon agar Ibu memberikan ijin."

"Oh, terima kasih informasinya Alan. Ibu ijinkan."

Setelah mengucapkan terima kasih, Alan pergi ke kelasnya. Tangannya menyentuh ponsel Athaya dan tersenyum tipis. Entah apa maksudnya, hanya Alan yang tau.

***

"Pulang nanti aku harus suruh Alan ganti nomor hpnya. Gak bisa dibiarin. Masa banyak banget yang chat!" gerutu Athaya.

Tangannya masih setia men-scroll pesan masuk di ponsel Alan. Sejak awal, bibirnya terus menggerutu. Bagaimana tidak? Pesan masuk di ponsel Alan lebih dari seratus orang. Dan parahnya lagi, sembilan puluh sembilan persen, yang chat duluan adalah perempuan. Gimana gak kesal?

Kekasih Halal [END] [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang