21. The Acceptance

5.4K 719 179
                                    

Running From Romeo

.

.

A JaeDo Fanfiction

Disclaimer : They belong to themselves.

KueUltahDot (Dot).

.

Read it, enjoy it, and give your vote + comment!

.

Keheningan menguasai mereka sepenuhnya. Hanya bunyi detakan jarum jam yang terdengar dalam ruang depan tersebut. Di sana, Doyoung masih tetap diam menunggu respon dari Jaehyun yang tampaknya masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Terus begitu hingga beberapa saat setelahnya, Jaehyun berdiri dari sofa dan melangkah mendekat ke arahnya.

Kemudian, tanpa aba-aba Doyoung merasa dibawa ke dalam sebuah dekapan hangat.

Sontak saja Doyoung sedikit berjengit kaget. "Jaehyun...?" panggilnya meminta penjelasan atas perlakuan tersebut.

Tak mendapat sahutan, Doyoung mendorong-dorong kecil tubuh besar Jaehyun, tetapi pria itu malah semakin mengeratkan pelukannya. Dahinya berkerut, bingung akan sikap Jaehyun. Detik berikutnya, Doyoung merasakan kecupan lembut di pucuk kepalanya.

"Terimakasih."

Suara bariton Jaehyun mengalun rendah seperti bisikan dalam pendengaran Doyoung. Ia berkedip lambat, mencerna baik-baik satu kata yang diucapkan Jaehyun. Ribuan tanda tanya semakin memenuhi kepala Doyoung. Sekali lagi Doyoung mendorong tubuh Jaehyun dan begitu pelukan itu terlepas, Doyoung lantas mendapati lagi senyuman sumringah yang terpatri pada wajah rupawan tersebut.

Jaehyun terkekeh kecil melihat ekspresi linglung dari Doyoung yang menurutnya amat menggemaskan. Ia beralih menangkup kedua pipi pria manis itu lalu melayangkan kecupan lembut di dahi. "Terimakasih banyak, sayang," ucap Jaehyun dibarengi dengan kecupan lagi. Hanya saja kali ini Jaehyun melayangkannya pada bibir ranum itu.

Otak Doyoung berputar, mencoba mencerna maksud dari ucapan terimakasih Jaehyun padanya. Beberapa saat kemudian, ekspresi Doyoung berubah menjadi tak percaya. "Ka-kau... Kau menerimanya...?" tanya Doyoung lirih, sedikit takut Jaehyun akan berubah pikiran dan mencampakkannya begitu saja.

Dahi Jaehyun berkerut mendengar reaksi Doyoung. Mengapa pria manis itu sampai tak bisa percaya ucapannya? Sebegitu brengseknya kah ia sampai-sampai sulit untuk dipercaya? Memang Jaehyun salah menunjukkan ekspresi ketika pria itu memberitahukan tentang kehamilannya. Harus Jaehyun akui, ia sangat terkejut. Sama sekali tak pernah menyangka jika Doyoung akan benar-benar hamil karenanya. Gelenyar kesenangan bergemuruh dalam dada Jaehyun. Dengan begini, Jaehyun berarti telah memiliki Doyoung sepenuhnya. Pria manis tersebut tidak akan pernah lepas darinya.

"Tentu saja, manis. Kenapa kau berpikir aku akan menolak anakku sendiri?" tanya Jaehyun sembari membelai pipi Doyoung. Sekarang, ia mengerti mengapa tunangannya ini terlihat lebih tembam.

Doyoung berkedip lambat sebelum akhirnya tertawa dengan begitu bahagianya, lalu tiba-tiba melompat ke arah Jaehyun seraya melingkarkan lengannya pada leher pria itu, dan Jaehyun dengan senang hati menggendongnya lalu memutar tubuhnya di udara. Beberapa saat setelahnya, Jaehyun merebahkan tubuh Doyoung pada sofa panjang sebelum menindih pria manis itu, membawa Doyoung berada dalam kungkungan lengan kokohnya. Kecupan-kecupan ringan dari Jaehyun menghujani Doyoung, membuat sang tunangan tertawa geli karenanya.

"Terimakasih," ujar Jaehyun begitu tulus.

Doyoung mengangguk kecil sebagai jawaban kemudian menyengir lucu. Rasanya benar-benar membahagiakan. Doyoung selalu berpikir jika hatinya telah mati semenjak Taeyong meninggalkannya luluh lantak, namun bersama dengan Jaehyun, Doyoung kembali hidup. Kini, ia merasa dunianya berputar lagi dan segala keputusasan lenyap dari dadanya.

Running From RomeoWhere stories live. Discover now