26. Davin si Cabe Kiloan

111 9 0
                                    

Happy Reading....

Masih butuh koreksi dari readers

❤❤❤

"Sesulit-sulitnnya aku untuk memahami materi Fisika,
Lebih sulit lagi bagiku untuk memahami dirimu"

❤❤❤


Jadi rencananya gue mau di anter Davin pakai sepeda gitu? Aaaa so sweet, ternyata dia bisa romantis juga ya," ucap Fina dalam hati sambil senyum-senyum sendiri seperti orang gila yang baru keluar dari rumah sakit jiwa.

"Gak usah kegeeran!" Ucap Davin tiba-tiba, ntah sejak kapan ia telah berada di samping Fina.

"Kok dia bisa tau fikiran gue? Apa mungkin dia itu anak indigo ya?" Tebak fina dalam hati.

"Bukan anak indigo, tapi anak Ki Joko Bodo" ucap Davin asal, sengaja saja ingin mengerjai Fina.

"L-lo denger semuanya?" Tanya Fina dengan gugup.

Davin mengeluarkan senyum smirknya, ia berencana mengerjai gadis polos seperti Fina ini, ya hitung-hitung bisa jadi hiburan di siang bolong yang super panas kali ini.

"Iya gue denger, emang kenapa?"

"Ng-nggak apa-apa kok hehe," ucap Fina gugup kemudian tersenyum kuda menutupi kegugupannya, tetapi tetap saja kelihatan.

Davin mulai menaiki sepeda Fina sebagai supir, ya anggap saja seperti itu.

"Heh, naik! Diem aja kayak manekin rusak." Celetuk Davin seenak jidatnya saja.

"Maenkinnya bagus sih, tapi kenapa harus pake kata rusak sih?" Protes Fina dalam hati.

"Emang lo nggak keberatan nganter gue bagiin bingkisan sama undangan?" Tanya Fina dengan mencicitkan suaranya.

"Apa? Gue budek, jadi gak bisa ngomong sama orang yang pita suaranya rusak!"

Uhhh, sudah berapa kali Davin mencoba menghina Fina dalam sekali pertemuan saja?, ntah lahh biarkan saja ia seperti ini dulu, karena Fina akan mendekatinya secara perlahan, dan menemukan kunci agar bisa membuka pintu hati Davin.

Karena sudah tak tahan lagi Fina pun sedikit melawan.
"Kenapa lo tiba-tiba sok baik sama gue?!" Jawab Fina sedikit meninggikan suaranya.

"Gue memang orang baik kali, lo aja yang selalu berfikir buruk ke gue. Dan gue fikir lo itu beda sama yang lainnya, yang cuma nganggep gue itu nggak baik, ternyata lo sama aja kayak mereka."

Ucapan Davin kali ini membuat Fina merasa bersalah, ia fikir dengan ia mengatakan hal itu maka mereka impas, karena tadi Davin sudah menghinanya beberapa kali, kini giliran Fina yang memebalasnya. Tetapi semuanya malah berujung seperti ini.

"Maaf" ucap Fina dengan suara yang sangat kecil, dan sangat sulit didengar.

"Udah gue bilang gue itu budek, jadi kalo ngomong sama gue tuh harus pake volume yang full, lo ngerti nggak sih?!" Ucap Davin mengulangi ucapannya tadi.

"IYA... GUE... DENGER DAVIIIIIIN!" Ucap Fina dengan mengeraskan suaranya, seperti yang di katakan Davin barusan, jadi berbicara dengannya harus menggunakan volume yang full, dan Fina sudah melakukannya.

"Udah, buruan naik, ntar kesorean!"

Fina segera menaiki tempat duduk yang berada di belakang Davin sambil membawa semua bingkisan beserta undangan yang akan ia hantarkan ke rumah tetangganya dan juga teman-teman dekatnya.

Ku Titip Pada BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang