um

2.4K 193 38
                                    

[ Mature Content.
Don't Like Don't Read. ]

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••

Pandangannya semakin terasa memburam. Kedua pipinya dipenuhi bekas air matanya yang telah mengering. Bahkan suaranya pun sudah hilang lantaran terlalu sering berteriak untuk melampiaskan rasa sakitnya.

Kedua matanya menatap langsung ke arah cermin panjang disebelahnya. Cermin tersebut memantulkan dirinya sendiri yang kini tengah disetubuhi oleh sesosok pria yang saat ini sedang asyik memaju-mundurkan pinggulnya dari atas tubuhnya.

"Sudah nggak lagi berteriak minta berhenti, hm?" Pria itu bertanya, kemudian mengeram rendah begitu keduanya telah sampai pada pelepasan yang entah sudah keberapa kalinya. "Sayang sekali, padahal saya ingin mendengar suara merdumu saat meneriakkan nama saya selama seharian penuh."

Ia jadi bertanya-tanya, apa sebenarnya sebutan yang pantas untuk dirinya saat ini? Yang pasti ia merasa sudah tidak lagi bisa mencintai dirinya sendiri. Orang-orang mungkin tidak akan tau jika sosoknya yang selama ini mereka banggakan, ternyata tidak lebih dari seorang lelaki yang mudah sekali menyerahkan diri untuk tunduk dibawah kuasa sang ayah.

Mempunyai orang yang dicintai pun rasanya percuma, ia sendiri sudah tidak lagi mengharapkan akan hal itu. Mengingat posisi menyedihkannya saat ini membuat dirinya merasa rendah.

Kepalanya bergerak ke sisi yang berlawanan. Bibir yang terkatup rapat kembali terbuka begitu tatapannya bersinggungan dengan sepasang mata yang menatapnya tanpa berkedip dan tidak lupa ekspresi terkejutnya yang kentara sekali seakan tidak percaya akan apa yang saat ini ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.

"Jangan lihat,"

"Pergi dari sini!"

Ia memekik dalam hati. Mata bulatnya kembali basah. Di saat seperti ini, pria di atasnya ini kembali memasukkan miliknya ke dalamnya. Namun, rasanya jauh lebih menyakitkan dibandingkan yang sebelumnya.

"Kamu suka dengan apa yang kamu lihat, sayang?" Tanya pria itu kepada sosok yang tengah berdiri mematung di depan pintu.

Mengapa ia harus berada dalam posisi hina seperti ini?

••





180720

note:  ini bukan sequel ya, bestie. kesamaan cuman dijudul, sisanya bakal beda banget, kok sama fic yang pertama.

Limerence +Sangju Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang