Better Better

73 11 0
                                    

🔤

Hyunjin telah berdamai dengan pikiran negatif tentang Chaeyeon. Ia juga sudah berani menghubungi gadis itu melalui pesan singkat. Walau hanya pesan biasa layaknya teman lama yang menanyakan kabar. Hyunjin bersyukur, karena gadis itu membalas dengan baik setiap pesannya yang terkirim.

Agaknya Hyunjin memikirkan kalimat-kalimat Seungmin minggu lalu. Ia harus hidup dengan bahagia, dengan atau tidaknya ia berakhir bersama Chaeyeon. Namun Hyunjin masih mau berjuang, menguatkan harapan-harapan yang ia tanam dari awal agar tetap kokoh.

Dan lagi, mendapati kenyataan yang menimpa Chaeyeon. Ia mengaku bodoh dan berdosa akan masa lalunya. Ia dan si kakak tak ada bedanya, bahkan ia masih dengan seenaknya mempermainkan perempuan di awal masuk kampus.

Menemui fakta demikian, Hyunjin sebenarnya malu untuk kembali menghubungi Chaeyeon. Tapi ia kembali dengan pemikiran yang lebih baik. Yang akan ia tawarkan kepada Chaeyeon adalah masa depan. Jadi ia tak akan menengok masa lalu keduanya.

Besok harusnya Hyunjin menerima tamu, yakni kedua orang tuanya. Dan Hyunjin melupakan hal itu. Ia terlalu larut akan pekerjaannya semalam. Akibatnya, ia tak bisa menjemput orang tuanya di bandara.

"Jin, bangun nak."

Suara lembut perempuan memasukki pendengaran Hyunjin.

"..."

Hyunjin tak menjawab, ia perlahan membuka matanya dan terkejut mendapati orang tuanya ada di dalam apartemen.

"Mi."

"Hmm."

"Maaf Hyunjin lupa ini weekend, Hyunjin ketiduran dan gak jemput mami sama papi."

"Gpp sayang, kalau masih mengantuk lanjut tidur saja. Mami akan menyiapkan makan siang."

"Gak, mami aja yang istirahat. Udah jauh-jauh kesini masih juga Hyunjin repotin. Biar Hyunjin yang masak buat kalian."

"Kalau gitu kita pesan aja, kamu lanjut tidurnya. Mami juga mau istirahat."

Hyunjin mau tak mau mengangguk. Lalu apartemen itu hening. Seluruh penghuninya bersiap tidur walau matahari kian meninggi.

Pukul 1:31 siang, keluarga kecil itu berkumpul untuk makan. Walaupun sudah mandiri, Hyunjin masih dan selalu di anggap anak kecil oleh kedua orang tuanya. Karena ia merupakan anak tunggal sama seperti papinya. Sedangkan si mami adalah anak tengah.

"Jin, kamu agak kurusan sih."

Sang mami membuka suara setelah mengamati putranya yang lebih dari 3 bulan tidak di temuinya itu.

"Sama aja kali mi."

"Gak, mami paham betul kondisi kamu."

"Ya Hyunjin emang lelah akhir-akhir ini."

"Banyak pikiran ya?, kalau pekerjaan gak mungkin bikin kamu kaya gini."

"Ya gitu pi."

"Walau kamu udah dewasa, gpp cerita sama papi. Atau berdua sama mami, kaya kamu waktu kecil."

"Iya pi, nanti Hyunjin cerita kok. Tapi kita habiskan makanannya dulu."

Ucapan Hyunjin diangguki oleh papinya, lalu ketiganya fokus pada makan siang masing masing. Dan setelah semuanya benar-benar menghabiskan makanannya. Hyunjin buka suara, ia menceritakan dengan detail apa yang telah ia jalani beberapa tahun ini. Termasuk alasan besarnya menerima pekerjaan jauh dari kedua orang tuanya.

Hyunjin sebenarnya merasa bersalah. Ia bertindak berdasarkan egonya. Tak memperdulikan bagaimana perasaan orang tuanya lebih dahulu. Tapi semuanya sudah terjadi, maka Hyunjin hanya bisa meminta maaf. Sekaligus meminta saran serta do'a agar langkah-langkah yang akan ia ambil selanjutnya ada dalam jalan yang benar.

"Dibalik kesalahan yang kamu lakukan, ataupun kesakitan yang kamu terima. Papi tetap bangga sama keadaanmu sekarang Jin, selanjutnya hiduplah dengan bahagia. Maka papi sama mami otomatis akan lebih bahagia."

"Makasih pi, Hyunjin janji akan hidup lebih baik lagi. Hingga membuat kebahagiaan selalu menyertai mami papi."

"Berbahagialah nak, kamu satu-satunya kebanggaan mami sama papi."

"Iya mi, semoga."

"Ok, kamu udah baik-baik aja kan nak?."

"It's okay and be better." Hyunjin to his parent.

Hyunjin bangga, ia terlampau  beruntung. Memiliki orang tua yang menjunjung tinggi kebahagiaan dirinya diatas segalanya. Mempunyai teman yang baik hati serta memiliki pekerjaan yang menjanjikan.

Diusianya yang sudah dewasa ia tak bisa main-main lagi. Tak pula meratapi kesakitan yang menimpanya. Ia harus tegas kedepannya. Melangkah lebih jauh atau putar arah tanda dia mengikhlaskan seluruh pengorbanannya.

Apapun itu, semoga kehidupan Hyunjin lebih baik.

🔜

Song of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang