-Kyuhyun-
Malam ini hujan turun sangat deras, sialnya tadi aku berkunjung ke rumah Heechul noona (sepupu yang sekaligus atasanku), makanya di beri tugas sampai selarut ini. Karena sore tadi cerah, aku dengan percaya diri memarkirkan mobilku di cafe dan berjalan kaki menuju gedung apartemen. Lalu, berakhirlah aku di sebuah halte.
Aku tidak bisa memaksa berlari ke mobil, karena ada berkas penting di tanganku untuk rapat besar besok.
Udara yang dingin berhembus berkali-kali sampai membuatku merinding. Suasananya memang tidak menyeramkan hanya saja, sampai kapan aku harus berdiam di sini.
Tap
Tap
Tap
Derap langkah kaki yang memecah jalanan basah terdengar jelas di telingaku. Aku melihat seorang gadis yang selalu aku pandangi setiap hari datang dengan pakaian setengah basah.
Ia membawa tas besar, di tambah napasnya juga terengah. Aku mengenalinya, tapi, mungkin ia tidak mengenaliku. Karena aku hanya salah seorang penonton setianya.
Dari jarak sedekat ini, aku dapat melihat tubuhnya yang lebih pendek dariku. Surainya panjang dan berwarna terang, sepertinya ia juga sedang mengikuti tren terbaru. Tubuhnya kecil dan kurus, mungkin dapat ku rengkuh dengan satu tangan.
HEI, APA YANG AKU PIKIRKAN?!
Akhirnya ia pun menoleh padaku, lalu tersenyum.
Lihatlah, senyuman itu, hampir saja membuatku mimisan. Aku yang kikuk ini membalas senyumannya dengan kaku.
Ini adalah kesempatan emas aku bisa mengajaknya berkenalan. Ya, paling tidak ini adalah suasana paling normal ketika dua orang terjebak dalam hujan.
"Hai, aku Cho Kyuhyun."
Keberanian itu muncul begitu saja dan kemudian membuat wajahku panas seketika. Tak kusangka ia tersenyum.
"Aku Kim Ryeowook. Oh ya, sepertinya aku sering melihatmu di cafe."
Kehadiranku yang sering pasti sudah ia sadari. Terlebih lagi aku suka melamun ketika ia sedang memainkan instrumen dengan sangat indah.
"Iya, aku sangat suka penampilanmu." Tanggapku yang bersusah payah mengeluarkan suara.
.
.
"Hei, Kyuhyun!" Aku tersentak ketika suara melengking khas Changmin seperti menendang gendang telingaku. "Jangan buang waktuku dengan menjelaskan proposal ini berulang-ulang ya!" Dia terdengar sewot.
"Aku menyimaknya. Kau tenang saja..."
Kami adalah dua sahabat sejak sekolah. Hampir semua kesukaan kami sama, kecuali dalam hal wanita. Shim Changmin sangat suka mengencani banyak wanita dalam satu waktu.
Wajar saja, wajahnya yang rupawan, bertubuh atletis, di tambah pekerjaan yang mapan. Wanita mana yang menolaknya.
Kami sama-sama bekerja di Perusahaan milik pamanku. Tawaran yang menggiurkan datang ketika kami baru saja lulus kuliah. Bekerja di perusahaan besar dengan banyak cabang, terlebih lagi, kami di tempatkan di kantor pusat.
Hal itu membuatku bisa menabung dengan cepat dan membeli semua yang ku inginkan tanpa meminta pada kedua orang tuaku.
"Jadi, kapan kita mau bertemu dengan para investor ini?" Tanya Changmin dengan nada pasrah.
Aku tersenyum jahil, "Bagaimana kalau sabtu?"
Aku sengaja memilih hari Sabtu, karena itu adalah jadwal Changmin mencari mangsa di klub malam. Eh, maksudku, teman kencan baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreaming
FanfictionMeski tak seindah angan, aku akan tetap bersyukur bisa memandanginya di sela waktu terindahku.