17. PELINDUNG KATANYA

5.6K 459 10
                                    

ㅡ ‹Down›ㅡ

▶▶

     " UDAH enak badannya? "

Perempuan dengan rambut terikat dan setelan casual ini menangguk yakin.

Setelah dua hari menghilang dari kehidupan kampus akhirnya Airin kembali lagi. Walaupun ia masih sedikit takut, takut ada orang yang mencoba menyelakai anaknya seperti Angel contohnya.

Sebelumnya Samudra sudah menelfon Diasy kalau perempuan itu dititah menunggu diparkiran agar istrinya bisa aman sampai kelas. Segitu posesifnya seorang manusia tengil padanya.

Untunglah pagi ini cuacanya teduh, hujan tidak panas juga tidak. Di perjalanan Airin memeluk tubuh suaminya erat.

Ckitt

" Rin "

Tidak ada jawaban, Samudra mencoba menoleh ke belakang.

" Rin udah sampe "

Perempuan yang kelepasan terlelap ini mencoba mengangkat kepalanya yang ada di bahu Samudra. Mengerjap beberapa kali terus menguap.

" Hoamm, udah sampe ya "

Ucapnya terus turun dari atas motor. Tidak lama orang suruhan Samudra sudah menujukan wujudnya.

" Bumil, makan belom? " Tanya Daisy sambil mencolek dagu Airin.

" Udeh "

" Si, gua nitip ya jagain baik-baik kalo ada apa-apa langsung hubungin gua " Ucap Samudra.

Sebelum berangkat Airin meminta uang jajan terus mencium tangan Samudra habis itu menggandeng tangan Daisy dan masuk kedalam lingkungan fakultasnya.

Pemandangan disini masih sama, sesekali ada orang yang menatap lama habis itu berbisik dengan teman disebelahnya.

Daisy berbalik menggenggam tangan Airin " Jangan diliatin biarin aja "

Airin menarik senyumnya sambil terus berjalan " Iya, gua juga gapeduli "
Mereka memilih mempercepat langkah sampai masuk kedalam ruang kelas.

Dari arah pojok terlihat Taro dan beberapa orang sudah berkumpul, saat Airin masuk orang disana juga menatap lama.

" Yu duduk " Daisy menuntun Airin unduk duduk disebelahnya.

Airin mengeluarkan kotak susu yang ia bawa dari rumah habis itu meminumnya, saat itu juga ada dua orang yang mendekat padanya.

" Ro, Cin " Sapa Airin, karna dua orang yang menghampirinya ini terlihat gusar.

" Ada apa ?" Airin bingung karna tiba-tiba Toro menarik dan menggenggam tangannya.

Dua perempuan yang ada di depan Airin ini terlihat kebingungan, entah ia juga tidak tau.

" Rin gue minta maaf " Ucap Toro yang masih menggenggam tangan Airin

" Gua juga " Sambung Cindy terus menunduk.

Airin yang bingung menoleh pada Daisy disebelahnya terus menatap dua orang dihadapannya lagi.

          

" Maaf? Untuk? " Mereka berdua tidak pernah berbuat kasar atau semacamnya, kenapa sekarang minta maaf.

" G ㅡgua, sebenernya gua yang ngepost berita tentang lu " Jawaban Toro membuat Airin beralih menatap objek lain, mencoba melepaskan tangan yang sedang menggenggamnya.

" Kita beneran gaada maksud apa-apa, ini semua Angel yang suruh dia kasih uang buat postingan itu "

" Rin maafin gua ya " Sambung Cindy.

Airin bukannya benci, tapi bisa-bisanya mereka melakukan ini hanya dengan alasan uang.

" Kalian jadi orang jahat dengan alasan uang? "

" Gua ga benci, gua ga marah tapi gua minta lu jangan buat kesalahan yang sama baik ke gua ataupun keorang lain "

Tono menarik tangan Airin dan ia peluk begitu disusul Cindy " Maaf ya, gua mau berenti nyebarin gosip mulai sekarang "

Airin melepaskan pelukan temannya ini " Yah kenapa? Nanti tweeter gua sepi tanpa gosip "

" Tau nih, jangan tutup akun dong. Gosip dari kalian menghiburku setiap hari " Timpal Daisy membuat Tono dan Cindy tertawa kecil.

" Gua ga marah, malah makasih karna sekarang orang-orang tau kalau gua hamil dan ada ayahnya itu berkat kalian " Memang kan, sejak Angel mendorongnya ia melihat ada satu postingan yang membeberkan kejahatan Angel. Dan itu masih di akun yang sama.

" Aaaaa suyung " Cindy mencubit dua pipi Airin terus membenarkan posisi duduknya.

" Eh Rin boleh pegang gak? " Sahut Tono sembari melihat ke arah perut Airin.

" Boleh dong "

Tono dan Cindy memajukan tangannya mengelus perut buncit Airin. Tono menarik senyumnya begitupun Cindy

" Maafin tante ya sayang " Ucap Cindy seolah sedang berbicara dengan Sarin mini.

" Iya tantee " Jawab Airin dengan sura yang sedikit dilagakkan seperti anak kecil membuat Tono dan Cindy tertawa gemas.

▶▶

Sudah setengah hari, Airin hanya duduk di kantin sambil memandangi orang-orang yang lewat, Daisy juga begitu.

" Gabut anying "

Perempuan berwajah korean yang tadi sedang menopang kepalanya dengan tangan beralih mengambil handphone dari dalam saku celana.

" Gua chat yang lain nih, siapatau mau diajak hangout "

Airin berdehem terus mengambil secuil roti yang sebelumnya ia pesan. Sangat bosan, jadwal kelasnya masih dua jam lagi dan sekarang hanya ngebangke disini.

Tidak lama Daisy menepuk tangannya.

" Anak-anak pada bisa nih, ngemall gimana? " Ucap Daisy membuat Airin kembali bersemangat.

" Ayo! Udah lama ga jalan-jalan "

Airin juga mau melihat-lihat baju untuk ibu hamil, siapatau nanti suaminya mau mengajaknya beli pakaian itu.

SARIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang