CONFUSED'13

126 22 5
                                    

"Ra. Gue balik duluan sama Ebi, lo sama Haje kan?"

Arasya membereskan peralatan alat tulisnya sambil sesekali melirik sahabatnya yang sedang menunggunya. "Iya. Hati-hati ya kalian, besok jangan lupa kita jogging pagi-pagi di komplek nya Ebi."

"Oke. Lo juga jangan lupa bawa makanan yang banyak, soalnya gue ga ada duit buat traktir kalian."

"Ye Ebi mah pelitnya kumat. Cuma beli es krim, telur gulung, cilor, tanglor, roti, sama cilok aja susahnya minta ampun tuh duit keluarnya." Kata Riri.

"Kan lo holkay Bi. Gue kan misquin." Ara tertawa melihat wajah Ebi yang seolah-olah ingin muntah.

"Enak banget kalian ngemengnya, sekali-kali Ara lah yang traktir. Duit gue mau gue tabung buat nanti pas camping, biar ada lebih nya gitu pas gue pulang."

"Oke fine. Gue traktir kalian besok, cuma traktir jajan doang gue gak bakal jatuh miskin."

"Sip lah hwehehe."

"Kita duluan ya Ra. Kalo ada apa-apa langsung telfon aja ya."

Ara mengacungkan jempolnya. Setelah temannya pulang, Ara berjalan ke arah halte sambil mengirim chat ke Hyunjin.

Arasya
Sayang
Dimana??

Arasya
HYUNJIN!!
HYUNJIN!!
HYUNJIN!!
😤

Prince Hwang
Di lapangan Ara
Stop nyepamnya

Arasya
AYOO PULANG!!
AKU GAK MAU KE LAPANGAN
DISANA PASTI ADA ABANG KAN??

Prince Hwang
Caps lock lagi gue block

Arasya
Jahat😤

Prince Hwang
Pulang sendiri aja

Arasya
Kenapa sih kamu kalo ada janji gak pernah nepatin?
Kenapa kamu selalu ngeselin?

Ara memasukkan HP nya ke dalam tas. Sekarang matanya terasa panas, dadanya terasa sesak. Matanya sudah berkaca-kaca, sekali saja matanya berkedip maka air matanya akan turun membasahi pipinya. Hyunjin selalu membuatnya menjadi gadis cengeng seperti sekarang.

Ara memandangi sepatunya pink nya dengan perasaan yang tak menentu. Rambutnya yang tergerai berjatuhan menutupi wajah cantiknya yang memerah karena gadis itu sedang menahan tangis. Hyunjin hanya tidak jadi mengantarnya pulang, kenapa dirinya menjadi secengeng ini. Ara harusnya mengerti karena Hyunjin sedang sangat sibuk dengan basket dan olimpiade renangnya.

"Mau pulang ya?"

Suara itu membuat Ara mendongakkan kepalanya. Bukan, bukan Hyunjin. Melainkan seorang yang tidak Ara kenali sama sekali.

Ara lebih dulu menghapus air matanya sebelum dia beranjak berdiri dan menjauh dari cowok yang tidak ia kenali kini.

"Pulang sama gue yuk?" Kata cowok itu sembari tersenyum.

Ara malah semakin menjauh. "Jauh-jauh dari gue! Jangan sok kenal."

"Ya makanya gue mau kenalan dulu."

Kamu akan menyukai ini

          

Ara berjalan dipinggiran jalan raya. Cowok itu mengikutinya dari belakang. Ara tidak menanggapinya sama sekali. "Gue gak mau kenalan sama lo."

"Tapi gue mau kenalan sama lo."

"Yaudah. Nama gue Arasya. Udah kan?"

Ara melanjutkan langkahnya menyusuri pinggiran jalan raya, tapi dia tidak melihat saat ada pot bunga kecil yang ada disana sehingga kakinya tersandung dan dia jatuh terduduk dengan lutut yang bertubrukan dengan bebatuan.

"Awshh sakitttt! Huaaaa." Tangis Ara pecah detik itu juga.

"Lo gak papa?"

Tidak ada tanggapan dari gadis itu, Ara terus saja menangis sembari melihat lututnya yang mengeluarkan darah.

"Gue anterin lo pulang." Chani- nama cowok itu membantu Ara berdiri dan memapah gadis itu sampai mobilnya.

🎀

Hyunjin memutar-mutar kunci mobilnya sembari kakinya terus berjalan memasuki pekarangan rumah bertingkat tiga di depannya.

"Loh Hyunjin tumben main kesini?" Ghea yang sedang menyiram bunga menyapa Hyunjin yang berhenti tepat di sebelahnya.

"Iya Tan. Arasya ada?"

"Ada di dalem kok. Kamu ke lantai dua aja, Ara ada dikamarnya."

"Makasih Tan."

Hyunjin berjalan memasuki rumah Ara lalu menaiki tangga untuk sampai dilantai dua. Setelah sampai di lantai dua, pandangan Hyunjin menyorot tajam sebuah kamar dengan pintu yang di desain girly berwarna pink dengan hiasan gantungan lumba-lumba di depan pintu kamar itu.

Tanpa mengetuk, cowok itu perlahan memutar knop pintu. Setelah masuk, Hyunjin tetap membiarkan pintu kamar Ara terbuka.

Gadis itu sedang tertidur lelap dengan kedua tangan yang sedang memeluk dua boneka sekaligus. Hyunjin duduk dipinggir tempat tidur Ara, ia menyingkirkan rambut Ara yang menutupi wajahnya. Lalu tanpa sengaja pandangannya jatuh pada lengan Ara yang memerah dengan goresan-goresan kecil di sekitarnya. Hyunjin mengusapnya lembut. Entah apa yang Ara lakukan sampai lengan gadis itu lecet seperti ini.

Mata Ara mengerjap, gadis itu terusik saat merasakan sakit pada lengannya karena Hyunjin terus saja mengusap lukanya.

"Udah bangun?"

Ara menyorot sinis Hyunjin, tangannya ia gerakkan agar tangan Hyunjin terlepas dari tangannya. "Bagus banget, ganggu tidur orang." Katanya seraya beranjak duduk.

"Kamu ngapain kesini sih? Ganggu tau gak?!"

"Loh kok marah?" Hyunjin mengambil boneka Llama yang terjatuh karena Ara tidak sengaja menyenggolnya dengan lengannya. Hyunjin tidak tau mengapa Ara mengoleksi banyak boneka Llama.

"Gara-gara tadi gak pulang bareng ya? Makanya marah?" Tanya Hyunjin.

"Tau gak tadi itu aku jatoh terus lutut sama lengan aku luka-luka. Sakit banget, kamu gak ada perhatiannya." Omel si gadis.

"Mana yang luka?"

Ara menunjuk luka yang ada di lututnya yang sudah di kasih obat merah. Hyunjin mengernyit. "Gini doang?"

"Iya tapi sakit banget."

"Kan udah diobatin nanti juga sembuh,"

"Sayang nya mana?" Tanya Ara sambil mengerucutkan bibirnya. Hyunjin mengepalkan tangannya, nyatanya dia semakin jatuh pada Ara. Setiap waktu yang dilewatinya bersama gadis ini, Hyunjin benar-benar tidak bisa mendeskripsikan perasaannya sendiri. Semuanya terlalu abu-abu. Antara niatnya yang ingin Arasya menderita dan perasaannya yang semakin lama semakin berubah.

"Hyunjin lutut aku luka tapi aku pengen belajar renang, minggu depan aku ada penilaian renang. Aku mau belajar renangnya sama kamu,"

"Iya, tapi nggak sekarang. Besok atau lusa aja."

"Oke."

"Gak usah pake janji-janji segala, nanti kamu gak nepatin lagi. Aku gak suka."

Hyunjin mengedarkan pandangannya. Banyak lukisan dirinya dengan berbagai macam gaya dan juga outfit yang menurut Hyunjin sering dia pakai. Selain itu ratusan boneka Llama yang terjejer rapi membuat Hyunjin ingin bertanya. "Kenapa kamu ngoleksi boneka Llama?"

"Karena kamu suka Llama."

Hyunjin mengalihkan pandangannya menjadi terpusat ke wajah cantik di hadapannya. Hyunjin memang menyukai hewan langka itu, tapi mengoleksi boneka Llama sebanyak ini benar-benar tidak ada di dalam rencananya sama sekali.

Arasya.
Perempuan ini sudah terlalu jauh.














































Haiiiii.
Ada yang baca story gaje ini ga?

Confused - Hyunjin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang