****
Sejak pukul 4 di lantai bawah sebuah rumah mewah, orang - orang sibuk kesana kesini untuk mempersiapkan keperluan pernikahan.
"Catering udah dibilang kan jam 7 harus sudah datang?"
"Sudah Bu"
Kesibukan di lantai bawah, berbanding terbalik dengan tokoh utama hari ini yang masih bergelung manja di dalam selimut tebal.
"Allahu Akbar manten nya aja jam setengah enam belom bangun coba" wanita paruh baya itu memukul pantat anak perempuan yang masih tertidur pulas diatas kasur "YUMNAAAAAA"
Mendengar teriakan yang menggelegar, si empunya malah hanya membuka matanya sedikit lalu berbalik badan melanjutkan tidur. Wanita yang sudah rapi dengan balutan kebaya tersebut langsung menarik kaki sang gadis sampai gadis itu memekik karena kaget.
"Apa sih Ma, ini kan masih pagi " rengek gadis itu sambil terduduk. Matanya masih terpejam, bibirnya mengkerut ke bawah.
"Pagi apanya, ini sudah setengah 6. Bangun, mandi, sholat, MUA nya udah nunggu daritadi YUMNAAA"
"Hmm" hanya gumaman yang diberikan membuat wanita berkebaya murka. Langsung saja kembali kaki anak itu di tarik.
"Iya iya iya" ucap Yumna kesal. Setengah marah ia bangun, menuju kamar mandi.
Selepas mandi dan melakukan kewajibannya, disinilah Yumna berada. Masih di kamarnya, dengan sudah mengenakan kebaya putih, ia duduk di depan kaca berlampu dengan banyak alat make up di depannya
"Kita mulai ya manten"
Yumna mencebik melihat kelakukan sepupu nya. Thalia, anak dari adik mamanya yang berprofesi sebagai MUA . Yumna diam saja saat wajahnya diusapkan kapas yang terasa dingin. Lalu setelah itu sepupunya memoleskan entah apa di wajahnya yang Yumna tak tahu namanya. Ingin penderitaan ini segera selesai, Yumna memilih memejamkan mata, menormalkan denyut jantungnya yang menggila.
"Sudaaaah.. buka mata kamu Na"
Sesuai instruksi sepupunya, Yumna membuka mata perlahan. Ia langsung melotot, begitu melihat pantulan dirinya di kaca. Demi apa ini dirinya? Reflek ia menengok ke arah sepupunya yang sedang tersenyum puas.
"Keren kan aku. Kamu jadi cantik begini" ucap Thalia bangga.
Yumna kembali mencebik, namun dalam hati ia merasa bahwa hasil karya tangan sepupunya memang luar biasa. Lihat saja, tadi pagi gadis di depan kaca itu masih bau iler, sekarang gadis itu tampak cantik dengan make up yang tidak terlalu tebal namun terlihat menawan.
"Baru jam 7 Na, siger nya dipake nanti aja ya, biar kamu engga keburu pusing. Sekarang aku mau ke kamar Tante Purna dulu. Oke" ucap Thalia sambil membereskan perlengkapan make up nya.
"Iya" jawab Yumna singkat. Ia masih duduk di tempatnya semula. Tubuhnya mendadak gemetar setelah melihat pesan baru dari Henry
"Kita udah siap"
Melakukan inhale exhale, Yumna membuka pintu kamarnya sedikit. Saat dirasa aman, kembali pintu itu di tutup lalu di kunci. Mengeluarkan untaian kain panjang, Yumna membawanya ke arah balkon. Menatap situasi bawah balkon kamarnya yang sepi, Yumna langsung menurunkan ikatan kain tersebut ke bawah dengan mengikat kuat ujungnya di tiang balkon kamarnya. Setelah dirasa ikatan sudah kuat, ia mulai mengangkat kain kebaya yang di pakai, bersiap turun.
"Na!!" teriakan dari bawah menghentikan aksi Yumna yang akan memanjat pagar balkon. Setelah memastikan bahwa suara tersebut berasal dari bawah, ia langsung mengumpat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK KAWIN ( SLOW UPDATE)
RomanceYumna Putri Larasati baru berusia 17 tahun saat diminta sang ibu untuk menikahi pria dewasa bernama Damar Restu Abhiyasa, seorang pria dewasa berusia 28 tahun. Perbedaan usia yang cukup jauh mampu membuat Yumna menolak mentah - mentah ide gila ters...