"Dare!" Ujar seorang remaja pria dengan kisaran umur 17 tahun, yang kini sedana memakai seragam putih abu-abu, dengen lambang SMA NEGERI 1, dan nametag yang bertuliskan Abrian Mahendra.
"Goblok! Harusnya lo milih truth aja, elah! Fian kan kalau ngasi dare nggak pernah kira kira. Nyesel lo, Udin!" ujar Udin yang duduk disebelah Abi-Abrian Mahendra-sambil menempeleng kepala Abi dennen keras.
"Gak asah manggil diri sendiri, Bambang! Lagian, cowok itu harus berani sama tantangan. Masa gitu doang takut, sih" balas Abi sambil mendorong Udin hingga jatuh dari kursi yang didudukinya.
"Hush! Sesama Udin gak boleh, berantem!" Fian menengahi perdebatan antara Abi dan Udin.
"Dan untuk lo, Bi! Dare lo adalah nembak si Caramel Machiato dari kelas 11 IPA 1" lanjut Fian dengan senyum devilnya.
"Oke! Siapa takut! Ada rulesnya gak nih?" Abi dengan gaya pongahnya menerima tantangan dari Fian.
"Cuman dua, kok. Pertama, lo gak boleh jatuh cinta sama dia. Ke dua, lo harus ninggalin dia, kalas dia uddar cinta sama lo!"
"Anjir, Fi! Itu mah tega banget! Lo jangan gitu lah ke cewek. Inget! Lo punga adek cewek. Karma does exist bro!" Bantah Udin tidak terima.
"Ya salah itu cewek, lah. Kenapa dia nolak gue tahun kemaren. Mana di tengah lapangan, lagi. Kan gue malu!"
"Ya tapi kan-"
"Sshh sssh, Udah deh Din. Gue aja nerima kok, tantangan Fian. Kecil itu mah buat gue!" Perkataan Udin dipotong begitu saja, oleh Abi.
"Deal, ya?" Tanya Fian.
"Deal!"
*****
"Caca!" Panggil seorang gadis dengan rabut dikepang dan kacamata tebal-Adriana Mahendra- kepada seorang gadis dengan rambut panjang, poni menutupi dahi, bermata besar seperti boneka, dan sayangnya berwajah datar, yang bernama Caramel Machiato.
"don't call me 'caca' " Caramel mengatakannya dengan tatapan yang tajam menusuk, sehingga Riana-panggilan Adriana-menciut.
"Nggak usah gitu juga kali liatnya. Nama lo itu kepanjangan Caramel. Boros ah, Galo manggil panjang panjang gitu." Riana ceberut mendapat tatapan takam dari Caramel,
"Nggak ada yang nyuruh lo buat manggil gue!"
"Ya tapi kan gue pengen manggil lo. Ih, lo gimana sih. Kaku banget kayak kanebo kering. Gak seru" balas Riana sambil menggandeng tangan Caramel dan menariknya menuju Kantin Tengah, atau yang biasa di singkat dengan KT.
Caramel yang ditarik sepeti itu hanya bisa pasrah. Riana yang mengetahui sıfat Caramel tentu sudah tidal takut lagi. Caramel yang penyayang dan tidal tegaan. Caramel yang rapuh, dan menyembunyikan semua sakitnya hanya untuk dirinya sendiri. Caramel yang tidal pernah mau berbagi rasa sakitnya pada siapa pun.
Sepanjang lorong menuju KT, tentunya kedua gadis ini menjadi pusat perhatian, karena penampilan mereka yang berbanding terbalik. Banyak bisikan bisikan yang tidak menyenangkan terdengar. Salah satunya, adalah:
"parah deh, kenapa si Caramel mau jalan bareng sama itu Cupu, ya"
Riana yang mendengar itu hanya bisa menundukan kepalanya dan mulai melepaskan gandengan tangannya pada Caramel. Namun, Caramel yang merasakan gandengan Riana mulai lepas pun menahannya. Dan dengan pandandan mata yang tamam menusu, Caramel berjalan menuju siswi yang berbisik dengan suara kencang tadi.
"Lo nggak usah ngedrama, deh! Sok sok bilang temen gue, cupu. Otak lo tuh yang cupu! Sekali lagi gue denger lo ngomong kayak itu tentang Riana, abis lo!" Setelah berbicara panjang lebar, Caramel pun menarik tangan Riana agar melanjutkan perjalanan mereka menuju KT.
Dan kini, Caramel merasa ada yang memperhatikannya dari samping. Begitu menoleh untuk mencari tahu siapa yang menatapnya sedemikian rupa, Caramel dikejutkan dengan pemandangan wajah Riana yang menatapnya dengan mata yang berbinar binar.
"Jadi gue temen lo, ya Ca?"
"..."
"Ih, lo mah malu malu"
"Gue tadi cuman asal ngomong!" ujar Caramel yang kemudian melepaskan gandengan tangan Riana, dan berjalan cepat menuju KT .
"Ih, muka lo merah tau, Ca!"
"Teman kuuu! Caaa! Ih, kok gue ditinggal!"
Dan teriakan Riana lah yang menemani perjalanan Caramel, menuju kantin.
*****
"Ca, lo gak bosen ya makan siomay mulu, pas istirahat gini? Ganti ganti kek gitu. Sekali kali bakso atau nasi goreng gituu" seperti biasa, Riana pasti akan mengoceh selama meraka makan.
"Lo diem, atau gue jejelin nih cabe ke mulut, lo" Caramel mental Riana dengan tatapan tajamnya.
"Ih, galak banget deh lo!" Dumel Riana sambil menyuap bakso nya.
Ditengah kenikmatan Caramel dan Riana menyantap makan siang meraka, tiba tiba datang segerombolan siswa most wanted SMA NEGERI 1 yang beranggotakan 3 orang, yang tak lain dan tak bukan adalah, Adrian, Fian, dan Udin ke meja mereka.
"Halo Riana Caaaannntiiiikkk. Aa Udin disini dengan segenap cinta di dada yang siap Aa berikan kepada Adinda Riana nan jelita" Ujar Udin dengan lebaynya sambil merentangkan tangan seakan akan hendak memeluk Riana.
"Apa sih, ah! Minggat lo dari sini!" Balas Riana dengan sengit.
"Ih, mengapa Adında begitu kelam kepada Kakanda?" Udin kembali mendramatisir keadaan.
"Bacot deh lo, Din!"ujar Abi sambil menoyor kepala Udin leras.
"Heh, gak usah noyor noyor kepala gue lo, ya! Tiap tahun di fitrahin, ini!"
Dan jawaban Abi hanya mengangkat kedua bahunya tanda tidak peduli, kemudian duduk disamping Caramel yang nampak cuek dari tadi.
"Hai, kenalin. Aku Abi. Kamu Caramel kan?" Abi mengulurkan tangannya ke Sarah Caramel.
Namun sayangnya, uluran tangan Abi diabaikan begitu saja oleh Caramel sehingga Abi merasa malu sendiri.
Dan keadaan meja itu hening seketika. Fian dan Udin berusaha dengan leras menahan tawa mereka, sedangkan Riana menatap Abi dengan pandangan menyelidik.
"Gak papa kalau sekarang kamu gak mau kenlan sama aku. Tapi, aku ramal besok, kita bakalan ketemu lagi." Ujar Abi lagi dengan senyum manisnya.
"Kita situ sekolah, bego! Ya pasti ketemu, lah! Gak usah malu malin gue deh!" Ujar Udin sambil menoyor kepala Abi dengan semangat, sebagai pembalasan atas toyoran Abi tadi kepadnya.
"Diem lo, gigi badak!" Balas Abi sambil beranjak meninggalkan bangku kantin dengan telinga yang memerah karena malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Heart
Teen Fictionmemories are playing in my dull mind I hate this part, paper heart **** Hati manusia layaknya kertas. yang jika sudah remuk, tercoret dan lusuh tidak akan dapat kembali seperti semula. Lalu bagaimana memperbaikinya lagi? Apakah harus mendaur ulangny...