1.Awal jumpa

59 23 41
                                    

Mentari pagi seolah olah ingin memberikan semangatnya pada seorang gadis yang tengah berlari menyusuri jalanan untuk sampai ke sekolahnya.
Dia adalah Rindu Putri Ardiyan.
Gadis cantik,baik,dan ramah. Berasal dari keluarga kaya raya tidak membuatnya angkuh dan sombong. Justru dia merasa bukan dari keluarga kaya raya karna setiap harinya ia harus menaiki angkutan umum untuk sampai di sekolahnya.
Tidak seperti kebanyakan orang kaya lainnya yang biasanya di antar jemput oleh supirnya atau mengendarai mobil pribadi sendiri.

"Hossh..hossh..duh bisa telat nih aku kalo gini caranya,mana disini gk ada angkot lagi"Ujarnya sembari melirik kanan dan kiri.
Hingga matanya menatap satu objek yang tiba tiba berhenti disampingnya. Yaps dia adalah Gibran Dwi Andika seorang pria yang dikenal dengan sifat dingin yang melekat didalam dirinya serta kalimat pedas yang sering ia lontarkan untuk orang lain.

"Naik" perintah Gibran.

"Naik kemana?" tanya Rindu.

Ditengah kebingungan yang dialami oleh rindu tiba-tiba saja ada tangan yang menariknya untuk menaiki motor itu.

"Ehh..ehh kamu mau ngajakin aku bareng atau mau ngajakin perang aku sihh,kasar bener gk ada halus halusnya sama sekali" ucap Rindu sembari memasang wajah masam karna ulah gibran.

"Buruan gk usah ceramah bentar lagi bel bunyi." ujar si es batu alias Gibran.

"Iya iya sabar dongg nih motor kamu tinggi banget,susah tau naiknya." Ucapnya

"Nih" ucap Gibran sambil megulurkan tangan kirinya.

Brummm Brumm Brumm..
Deru motor gibran memenuhi jalanan ibu kota. Tk banyak yang memakinya karna ugal ugalan dijalan tapi itu semua tk berpengaruh untuk seorang Gibran Dwi Andika cowok berparas tampan yang sudah biasa mendapat teguran dari pengguna jalan lain karna kelakuannya.

"Turun" perintah Gibran

"Makasih." Ucap Rindu sambil menuruni motor kebanggaan seorang gibran itu.

"Gerbangnya udah ditutup mending lu panggil tuh si botak." Teriak Gibran ketika motor kesayangannya sudah tiba di gang kecil samping sekolahnya.

"Lah si Gibran mau kemana kok gk masuk juga sih"gumam Rindu sambil melirik punggung gibran yang sudah tk terlihat.
Kemudia ia melanjutkan langkahnya yang sempat terhambat karna teriakan dari seorang gibran.

"Mang toha bukain gerbangnya dong,Rindu mau masuk nih." Ucapnya sambil menggoyangkan gerbang yang menjadi penghalangnya dengan satpam berkepala gundul itu.

"Aihh si eneng,tumben telat? Kenapa bisa telat? Pasti semalem begadang sambil nonton drakor yaa?" Cerocos pak satpam alias mang toha atau yang biasa dipanggil tuyul pensiun oleh siswa siswi SMA GARUDA.

"Wawancaranya nanti aja ya pak, rindu udah capek banget ini mau langsung masuk kelas aja"ucapnya kemudian melenggang pergi ketika gerbang yang ia nanti sudah terbuka lebar.
Baru aja dia melangkahkan kakinya di koridor tapi langkahnya harus terhenti karna teriakan nyaring,melengking bak toa masjid nabawi.

"Rinduuuuu,,,berhenti disitu."

Teriakan fenomenal yang sudah sering dia dengar tapi entah mengapa teriakan kali mampu menghipnotisnya. Kaki yang tadi nampak ringan digerakkan sudah tidak bisa lagi gunakan.author lebay amat yakk.

"Punya jam gk?" Tanya Bu' Indah guru bk yang galaknya ngalahin singa lahiran di ragunan.

"Punya bu'".jawab Rindu sambil melirik bu' indah dengan ekor matanya.

"Lari keliling lapangan 5 putaran sekarang juga"perintahnya sembari menekan kata sekarang.

Tanpa menjawab rindu langsung berlari ke arah lapangan untuk melaksanakan hukuman dari bu endut alias bu indah Wkwk.


RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang