#De-Nuca01
#Aditama02
#1 tulus 31/08/2020-18/09/2020
#1 gf 19/09/2020-24/09/2020
Kayrin Kenia Aditama.
Hidupnya bak putri dongeng dengan kekayaan berlimpah, tak lupa pula wajah cantik yang ia miliki mampu membuat semua lelaki di sekolahnya memandang...
Tere hanya terdiam menatap ke arah Sesil yang tersenyum ke arahnya, sedangkan Ayrin yang mendengar nama Sesil pun dengan cepat mengangkat kepalanya.
"Shit!" Gerutu Ayrin saat mendapat senyuman dari Sesil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalau ada Typo mohon di koreksi:)
"Sesil kamu boleh duduk di depan Ayrin." Pinta sang guru dengan senyum yang belum luntur dari wajahnya.
"Makasih, Bu." Balas Sesil setelah menundukkan sedikit kepalanya,
Dengan langkah santainya, Sesil berjalan mendekati Ayrin dan juga Tere yang sudah mengusap peluh di dahinya.
"Mampus, perang dunia ketiga makin dekat." Gumam Tere sambil menatap langkah Sesil yang semakin mendekat ke arah mereka.
"Hai Ayrin." Sapa Sesil dengan wajah imutnya, tak lupa memberikan senyum manisnya pada Ayrin yang menatapnya dengan tatapan penuh permusuhan.
Melihat tatapan tajam dari Ayrin membuat Sesil menghela pelan nafasnya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Tere yang kini menatap keluar jendela.
"Hai, sepupu." Sapa Sesil yang langsung membuat Tere menatap kaget ke arahnya,
"Hai, Sesil." Balas Tere dengan mata bulat dan pipinya yang memerah.
Setelah mendapat balasan dari Tere, Sesil memilih untuk duduk di tempat yang tadi di tunjuk oleh sang Guru.
Meskipun mereka pernah bermusuhan, dan saling membenci. Ayrin, Sesil, dan Tere pun tetap pernah menjalin status persahabatan yang mampu membuat orang-orang di sekitarnya iri karena kedekatan mereka.
Bayangkan saja, dulu saat mereka masih menjalin hubungan persahabatan, mereka menggunakan barang-barang yang sama setiap harinya, termasuk tas, sepatu, anting, dan gelang. Tapi sayangnya semuanya sirna hanya karena satu orang, yakni Azka.
Sudah dua jam berlalu, Ayrin masih tetap menatap diam ke arah pulpen yang berada di tangannya, begitu pun Tere yang tampak menumpukkan kepalanya pada meja dengan wajah yang menghadap keluar jendela.
"Baiklah, anak-anak. Mungkin sampai sini dulu pembelajaran kita hari ini. Sampai jumpa minggu depan." Ucap sang guru sebelum tersenyum lalu keluar dari ruang kelas.
"Ayrin!" Teriak seorang lelaki yang baru saja masuk ke dalam kelas mereka. Mendengar teriakan itu spontan membuat Ayrin menggeser sedikit tubuhnya.
"Azka." Gumam Sesil saat melihat lelaki tampan yang pernah mengisi hatinya selama dua tahun.
Seperti biasa, penampilan Azka selalu mengundang tatapan kagum dari kaum hawa. Rambut yang di cat ungu, kaos kebesaran berwarna hitam tak lupa pula kalung berwarna putih yang ia gunakan, menambah kesan gagah di dalam dirinya.
Cerita yang dipromosikan
Kamu akan menyukai ini
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
"Apa kabar, Sesil?" Tanya Azka sambil menatap ke arah Sesil. Demi Tuhan, kerja jantung Azka kini bertambah dua kali lipat.
'Mamposs, makin cantik aja nih cewek.' Batin Azka tak lupa meneliti penampilan Sesil yang lebih glowing dari terakhir mereka bertemu, dua tahun yang lalu.
"Baik Kak, kalau Kakak?" Tanya Sesil tak lupa menampilkan senyum mautnya yang lagi-lagi mampu membuat Azka terpaku oleh senyuman itu.
"Hm, baik." Jawab Azka sebelum menjilat bibirnya pelan. Ayrin yang sedari tadi mengamati interaksi kedua manusia gila di depannya langsung melempar buku tulisnya ke arah Azka.
"Apaan sih?" Kesal Azka sambil menatap ke arah Ayrin yang kini ikut menampilkan senyumnya.
'Kenapa harus senyum sih Ayrin.' Batin Azka setelah mengamati bibir berisi milik Ayrin yang masih tersenyum ke arahnya.
"Kenapa lo dateng ke kelas gue?" Tanya Ayrin sebelum kembali mendudukkan bokongnya.
"Sini deh." Ajak Azka sambil menarik lembut lengan baju milik Ayrin. Oh! Itu sudah menjadi peraturan mereka, jika Azka masih ingin di ladeni oleh Ayrin, ia tidak boleh menyentuh kulit Ayrin di area mana pun.
"Kenapa?" Ayrin yang memang sudah pasrah di tarik oleh curut tampan itu pun hanya bisa mengikuti kemana lelaki itu melangkah.
"Ada siswa baru di kelas gue." Bisik Azka setelah berada di ujung kelas.
"Gitu doang?" Tanya Ayrin setelah menghela kasar nafasnya. Demi boneka barbie yang di curi oleh Ayron, ini bukan berita yang penting. Dan dia harus merelakan waktunya terbuang hampir satu menit untuk informasi tidak berguna seperti ini.
"Ardo." Satu kata yang di keluarkan oleh Azka mampu membuat Ayrin memutar kembali tubuhnya untuk menghadap ke arah lelaki berambut ungu itu.
"Adelardo Dhanurendra." Jelas Azka yang membuat Ayrin mengalihkan pandangannya ke arah Sesil yang kini sedang meminum susu coklat kesukaannya.
"Seriusan?" Bisik Ayrin setelah kembali mendekat ke arah lelaki tampan itu.
"Cowoknya ganteng." Ucap Azka yang mampu membuat Ayrin yang tadi tersenyum kembali mendatarkan wajahnya.
"Lo tahu Mita? Dia duduk di samping Ardo." Dengan ekspresi sinisnya, Azka kembali mengeluarkan kalimat singkat yang mampu membuat Ayrin naik pitam.
"Terus sekarang, Mita lagi ngajarin Ardo jawab soal matematika di kelas." Azka yang memang memiliki kemampuan membuat seseorang naik pitam, kembali menjalankan aksinya. Kapan lagi melihat gadis cuek seperti Ayrin mengamuk?