🐺 || 10

20 3 19
                                    

Mulmed : Without me - Halsey
.
You don't have to say just what you did
I already know
I had to go and find out from them
So tell me how's it feel
.
.
.
.
Happy Reading eprione, epritwo

(kalo kata jekey)
.
.
.
.




💜💜✨

"Panggilan kepada Siswi Damianos atas nama Azelva Adeesa Ganendra untuk menuju ruang BK sekarang juga. Sekali lagi, kepada siswi Damianos atas nama Azelva Adeesa Ganendra untuk menuju ruang BK sekarang juga. Terimakasih."

"Sama-sama," balas Azel yang mendengar namanya disebut. Benar-benar membuat nafsu makan berkurang.

"Masalah apa lagi dah lo?" Veca langsung melayangkan tatapan mengintrogasi ke Azel.

"Gak tahu sumpah," Azel langsung membuat tanda peace di tangan kanannya.

"Lo macem-macem lagi bakal gue lapor Bunda, Zel. Liat aja." ancam Veca.

Azel benar-benar tidak tahu apa kasusnya hari ini. Ia bahkan merasa tidak melakukan hal aneh apapun, memang ia harus bersikap baik agar segala fasilitasnya diberikan lagi. Maka dari itu sebisa mungkin Azel tidak melakukan kesalahan dan berhenti sementara untuk membuat rusuh. Anehnya, ketika ia sedang mencoba untuk menjadi baik malah dipanggil BK. Mendingan nakal aja lah kalau tau kayak gini. Toh, sama-sama dipanggil.

"Mungkin uang sekolah lo berlebih kayak bulan lalu," Mocca mencoba berpikir positif.

Bulan lalu, uang sekolah Azel berlebih beberapa digit angka nol dibelakangnya. Tidak heran karena yang men-transfer uang sekolah adalah Azel. Bisa dibayangkan lah Azel seperti apa kelakuannya, mungkin matanya sedang kemasukan kriuk ayam makanya sedikit mengabur.

"Gak ah, belum bayar uang sekolah gue."

"Somplak udah tanggal segini!" Veca langsung berteriak kaget.

Azel yang sedang mengupil tak kalah kaget "Suka-suka lah."

Jangan kalian pikir karena Azel adalah anak dari pemilik sekolah lalu serta merta dia tidak membayar uang sekolah. Oh tidak bisa, ia malah membayar uang sekolah dari uang jajannya. Aksa, Lando dan juga Arion pun demikian.

"Yaudah sana, nanti titisan singa mengeluarkan taringnya." Mocca berkata dramatis.

"Kurang ajar lo ngatain Miss titisan singa." Veca sok-sok baik memperingati Mocca "Tapi mirip sih."

"Sama aja lo pada. Gue cabut dulu ya, bai babu!" Azel melap bekas upilnya ke pipi Mocca dan Veca bergantian.

Lalu berbalik lagi, melihat ke Calsie. "Jangan kangen gue. Muah." Azel mengecup puncak kepala Calsie. Entah kerasukan jin darimana Azel sampai bersikap seperti itu. Yang jelas bukan Kim Seok Jin.

Lalu dengan berjalan santainya Azel berjalan menuju ruangan BK. Sesekali ia hanya tersenyum tipis atau mengangkat sebelah alisnya ketika ada siswi atau siswa yang menyapanya.

Perihal pertengkaran Azel dan Arion kemarin sudah diselesaikan dengan baik oleh Aksa dan Bara. Bara membantu menjelaskan kepada Arion perihal perasaan yang Azel maksud. Aksa juga menjelaskan bahwa diantara mereka berdua tidak ada yang salah dan benar, disini hanya kesalah pahaman karena saling tidak mendengarkan satu sama lain. Arion tak paham apa yang dimaksud Azel begitupun Azel yang tak mengerti perasaan Arion.

"Misi Miss," Azel mengetuk pintu ruangan BK. Memperlihatkan senyum semanis mungkin agar terlihat jadi anak baik.

"Masuk!"

Wolverine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang