ting tong! ting tong !
Bel rumahku berbunyi. membuatku segera beranjak dari tempat dudukku dan pergi menemui tamu tak diundang itu. sedari tadi aku hanya menempatkan diri disofa ruang tamu, sambil menonton tv.
"LILY!" seru lelaki aneh didepanku.
"ayo masuk."ujarnya. dia menarik tanganku, membuatku memasuki kembali rumahku.
"heh, sebenarnya yang tuan rumahnya siapa sih? gerutuku.
"dirimu. tapi jika kau mengatakan tuan rumahnya aku juga boleh." ia tersenyum lebar menunjukkan sederetan rata gigi-gigi putihnya.
"cepat buatkan aku teh seperti biasa." ia menduduki sofa tempatku duduk sedari tadi
"hah, tontonanmu payah sekali." ia mulai mengganti chanel tv dan bertingkah seakan dialah tuan rumahnya.
"LOUISSSS!!!!" teriakku.
"apa?ia menoleh dengan wajah tak bersalah.
"kau pikir aku babu mu? buat sendiri sana!" kataku murka dan merebut kembali remote tv mengubah kembali tontonanku yang kutonton tadi.
"kau ini pelit sekali, tamu adalah raja." cibir louis. suaranya pelan, hampir berbisik. mungkin agar aku tidak mendengarnya. tapi aku mendengar dan mengabaikan saja apa yang dia katakan barusan.
10 menit berlalu. louis memunculkan dirinya dari dinding dapur, dan menghampiriku.
"louis itu pena."ujarku ssaat melihat suatu benda di gelasnya. ia duduk didekatku.
"memang benar."louis membenarkan.
"jadi mengapa kau mengaduk teh dengan pena?
"hanya ada ini disaku celanaku."
"hm...dasar pe'ak kau bisa mengambilnya didapur."
"hehehee......."
"oh,iya saat ketahuan prof.tomlinson kau hampir membunuh burung beo-nya bagaimana? kau dan prof.tolimson tidak masuk kelas tadi. aku menunggu sendirian, tak ada kau tak seru!
"hahh.....kau tau dia melakukan apa denganku? dia menyuruhku mengeluarkan kembali biji jeruk yang dimakan burungnya. yang benar saja mana bisa dikeluarkan lagi. aku hampir gila dibuatnya apalagi saat dia menangis. kau tau? dia menangis! aku jadi tambah merasa bersalah." jelas louis panjang lebar.
"prof. tomlinson menangis??? hahah kau hebat lou, seorang guru kau buat menangis. tapi rasa cintanya pada burung beo itu benar-benar berlebihan."
"begitulah dia. saat berada diruangannya dia bercerita panjang lebar, dan itu membuatku meminta maaf berkali-kali. kau tau? seorang louis meminta maaf? apalagi berkali-kali." ia menggelengkan kepalanya lalu kembali lagi mengaduk tehnya.
"ahh, berlebihan sekali kau." aku meringis mengingat cara ia berbicara barusan.
"tapi lou, kau benar-benar tidak mengerjaiku kan dengan mengirimiku sms.... atau semacamnya." kataku meyakinkan.
"tidak." ia menatapku dengan serius. rasa ingin tahu nya meningkat 100 kali lipat.
"apa ada yang mengirimu pesan? siapa? wah sepertinya kau memiliki fans ahaha kau hebat." kata louis bersemangat.
"nada bicaramu terdengar seperti sedang mengejek. "memang ada yang mengirimiku pesan akhir-akhir ini. dan kau tahu? dia aneh, sama sepertimu? dan aku berfikir siapa lagi itu kalau bukan kau, karena kaulah satu-satunya orang aneh yang mengekoriku terus."
"what? enak saja kalau bicara. dengar yah, pertama aku tidak mengrimu pesan karena aku bukan fansmu meskipun bila nanti kau akan jadi artis holywood yang terkenal.dan kedua, apa-apaan ini? mengekorimu? lily kau tau kita selalu bersama sejak TK. itu terdengar seperti aku ini orang yang mengganggumu setiap hari." louis mengoceh panjang lebar, dan sedikit terkejut dengan pernyataanku barusan.
"heheheh.....kau marah? persis ibu-ibu tau."canda ku.
"aisshh...apalagi ini? ibu-ibu? kelak kau yang akan mejadi ibu-ibu. aku bapak-bapak.hahaa.....
"aku tidak bisa membayangkan bila suatu hari aku mempunyai kumis tebal. bagaimana menurutmu lily..?
"itu bagus. kau terlihat menyeramkan hahaah......."
"hahahahah.........."
"hahahah........."
sudah 5 jam dari kepulangan louis. aku seperti kesepian. sangat menguntungkan bila ada louis, dia bisa menjadi moodbosterku, meskipun dia aneh, dan apapun yang dilakukannya bisa terbilang 'gila' tapi kuakui itu juga menjadi suatu keseruan tersendiri untukku.
drrttttt.........drttttttttt...........
handphoneku bergetar. aku lebih suka membuatnya bergetar dari pada berdering, setiap ada pesan, ataupun telepon masuk.
unknow number :apakah kau senang?
me : tidak
unknow number : kenapa?
me: karena kau mengirimiku pesan
unknow number : hahah kau sensian sekali, baiklah aku akan cepat
me :cepat apa?
unknow number :menjelaskan padamu
me:tentang?
unknow number : syarat kedua, kau lupa?
me: maaf tapi aku benar-benar lupa
unknow number : butuh bantuan?
me: bantuan apa?
unknow number : apa saja
me: tidak terima kasih
unknow number :kau sedang apa?
me: menunggu syarat kedua darimu
unknow number : hahaha sepertinya kau menunggu lama
me: ya...
unknow number : baiklah aku beritahu sekarang
unknow number : aku akan memberimu clue untuk mengetahui siapa aku taapi tanpa peringatan ataupun tanda-tanda
me: maksudnya?
unknow number : pikir saja sendiri
me: kau menyebalkan
unknow number : tidak sayang haaha yasudah itu saja yang kukatakan seperti kataku tadi aku takkan lama. sampai ketemu disekolah. good night lily
me: kau terlihat waras malam ini. good night too
unknow number : maksudmu waras?
me: kau terlihat seperti dewasa. heyy sudahh sana tidur. kita sudah saling mengucapkan good night
unknow number : baiklah, aku tidur sayang... hahah
errrr....orang ini, sudah kubilang jangan memanggilku sayang. itu menggelikan, setiap kali membaca kata 'sayang' seperti ada sesuatu didalam perutku dan rasanya ingin keluar. menjijikkan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Freak Stranger
Short StoryDia yang mengatakan bahwa aku mengenalnya dia juga selalu mengirimiku pesan aneh di suatu hari dia mengetahui aktivitasku dan saat itulah kurasa dia adalah..... penguntit? #130 in short story