⭐Part 5⭐

351 21 2
                                    

Akhirnya sepasang suami istri tiba di rumah kediaman Pradipta. Yuda mengetuk pintunya terlebih dahulu, bagaimana pun dia tetap menghormati penghuni rumahnya. Amat sangat tidak sopan jika dia langsung masuk.

Tok.. Tok.. Tok..

"Assalamu'alaikum Bun," salam Yuda seraya mengetuk pintu rumahnya.

Tidak lama kemudian pintu di buka dari dalam oleh sang empu, "Wa'alaikumsalam. Loh kok mau ke sini ngga ngabarin Bunda dulu sih?" tanya Bunda Dira heran melihat pasangan di depannya datang secara tiba tiba.

Afra dan Yuda langsung menyalami punggun tangan Bunda Dira, "Baby ada Bun?" tanya Yuda seraya melangkahkan kakinya ke dalam rumah, diikuti Bunda Dira dan sang istri dibelakangnya.

"Dia belum pulang. Semalem nginep di rumah temennya, ngerjain tugas."

"Ehh gimana perkembangan cucu Bunda?" tanya Bunda Dira setelah mendudukan sofa di ruang keluarga.

"Alhamdulillah, baik Bun." jawab Afra tak kalah riang dengan sang Bunda.

Yuda yang baru datang dari dapur langsung menyela percakapan kedua nya, "Baik sih baik Bun. Tapi ngidamnya itu ya MasyaAllah." gerutu Yuda mengingat bagaimana nasibnya kemarin ketika sang istri menyuruhnya untuk makan sushi.

"Wah udah ngidam? Ih seneng deh Bunda dengernya. Emang kamu ngidam apa nak?" Bunda Dira jadi semangat mendengar gerutuan putranya.

Dipastikan sang istri mengidam yang menyulitkan putranya. Sebelum menjawab, Afra menyengir terlebih dahulu, "Hehe, gini Bun. Kemarin ceritanya aku pengen makan sushi sama ramen tapi harus Mas Yuda yang bikin. Berhasil tuh Bun karyanya Mas Yuda. Tapi waktu aku udah makan sushinya satu potong, engga tau kenapa aku pengen Mas Yuda yang makan. Yaudah aku suruh makan aja. Aku lupaa, kalo lambungnya dia alergi sama makanan jepang." jelas Afra.

Bunda Dira langsung menghadap ke putranya, "Endingnya kamu muntah gitu Mas?" sebenarnya dia tau endingnya, dipastikan sang putra akan memuntahkan seluruh isi perutnya. Tanpa menyisakan sedikit pun. Entah dia menurun ke siapa, padahal suaminya dan putri bungsunya amat menyukai makanan jepang.

"Ya Bunda pasti tau lah endingnya." Yuda langsung bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kamar sang adik.

Bunda Dira dan Afra hanya menatap ke mana Yuda akan berjalan. Benar tebakan Afra, pasti sang suami langsung menuju kamar adiknya. Mumpung sang empu kamar sedang tidak ada.

Sedangkan bunda Dira, mengernyitkan dahinya heran ketika melihat Yuda langsung masuk ke dalam kamar Baby.

"Tumbenan itu anak," gumam bunda Dira yang masih bisa di dengar oleh Afradi sampingnya.

"Eehh, itu Bun. Mas Yuda tadi pagi ke pengen banget katanya tidur di kamar Baby. Kata nya dia pingin nyium aroma kamar Baby." mata bulat Bunda Dira langsung terbuka lebar mendengar penjelasan menantunya,

"Seriusan kamu nak? Ya Allah, padahal yaa dulu tuh dia musuh banget sama kamarnya Baby. Malah kalo Bunda suruh bangunin Adeknya, dia selalu ngehindar mulu." ucap Bunda Dira menggebu gebu kaget dengan apa yang diinginkan sang putra.

"Bee," teriak Yuda dari dalam kamar Baby. Walaupun kamar Baby ada di atas tapi teriakan Yuda tetap membahana di dalam rumahnya.

Afra meringis malu di depan mertuanya dengan teriakan sang suami yang tanpa ada rasa malu meneriaki namanya. Bunda Dira tersenyum, "Udah gak papa kamu samperin aja yaa. Bunda juga mau ke dapur dulu. Mau angkat kue dari oven." Keduanya bangkit secara bersama, tapi berpisah. Afra berjalan menaiki tangga sedangkan Bunda Dira ke arah dapur.

Ceklek,

"Apaan sih Mas. Malu maluin tau, aku tuh lagi ngobrol sama Bunda. Pake teriak teriak segala." dumel Afra tak urung dia juga tetap memasuki kamar adik iparnya. Afra menelisik kamar Baby, hanya sedikit yang berubah. Hanya ada tambahan dispenser beserta galonnya yang sudah disarungi dengan sarung berwarna pink dan tatanan ruangan yang berubah.

DOSGAN ~(After Maried)~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang