26. Angkringan

27 1 0
                                    

"Terimakasih sempat hadir di dalam hidupku, walaupun hanya
sekedar menggoreskan luka yang
pedih ini. Setidaknya, itu menjadi
bukti bahwa kehadiranmu
benar-benar nyata"

🦋🦋🦋

Vania masih mengingat hari pertama diri nya di beri kesempatan untuk dapat berboncengan motor dengan Zaki. Rasa nya masih sama seperti pertama kali ia di bonceng laki-laki itu, jantung nya masih berdetak tak karuan.

Hari ini Zaki kembali membonceng gadis itu. Mengantarkan Vania kerumah nya.

"Jangan langsung pulang, ya."

Zaki mengerutkan kening nya, mendengar samar-samar suara Vania dari jok belakang, "Apa?"

"Iya, jangan langsung pulang. Kemana dulu gitu." pinta Vania.

"Lo udah nggak apa-apa emang?" tanya Zaki memastikan.

"Iya gua udah baik-baik aja kok, udah nggak sepusing tadi kepala nya." jawab Vania.

Zaki menuruti permintaan Vania. Lagi pula hari ini di pondok sedang tidak ada acara, ia juga sudah izin untuk pulang telat kepada pengurus pondok tadi.

"Mau nggak, kalau ke angkringan?" tanya Vania.

"Jakarta emang ada angkringan?"

"Ada dong, banyak malahan."

"Gua baru tau."

"Iyaudah jalan aja, nanti gua kasih tunjuk jalan nya."

***

Hujan turun rintik-rintik membasahi jalanan ibukota. Untung nya kedua manusia itu sudah lima menit sampai di angkringan sebelum hujan mengguyur.

Vania dan Zaki duduk menghadap ke arah pemandangan. Menikmati kentang goreng dan dua cangkir lemon tea dan kopi dingin.

Tangan Vania bergerak, menyentuh tiap tetesan air yang turun dari langit, dan menikmati setiap tetesannya. Sedangkan Zaki hanya diam, memperhatikan tiap hal yang dilakukan Vania, gadis unik yang selalu membuat nya bahagia dengan hal-hal kecil.

Selang sepuluh menit, hujan belum juga reda. Mereka berdua masih sibuk dengan suara hujan yang selalu menenangkan.

"Zaki, lo pernah nggak kepikiran, kalau di dunia ini tuh ada satu cewek yang bener-bener kagum sama lo. Setiap apapun yang lo lakuin, selalu berhasil ngebuat dia tersenyum."

Zaki menatap ke depan, memandangi rintikan hujan yang turun sangat deras, "Nggak pernah, lagian nggak mungkin juga ada yang kagum sama gua."

Vania tersenyum tipis, gadis itu beralih menatap Zaki, "Kalau ada?"

"Enggak tau."

Kedua mata Zaki sangat indah, tatapan nya selalu teduh dan membuat siapapun nyaman jika bersama nya.

"Kalau tiba-tiba ada cewek yang bilang kalau dia suka sama lo, gimana?"

"Nggak tau, biasa nya cuma gua respons biasa aja. Perasaan kan nggak bisa di paksain."

"Iya benar juga sih," ucap Vania.

Kita dan Waktu (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang