Kringg kringgTepat pukul 09.00 bel istirahat berbunyi, membuat para murid dengan kecepatan tiada tara berlari menuju kantin sekolah tempat yang tidak pernah sepi setiap harinya.
Berbeda denganku yang berjalan dibawah terik matahari menuju masjid sekolah untuk melaksanakan shalat dhuha.
Jika melihat lingkungan sekolahku, sudah dapat dipastikan biaya yang dikeluarkan para wali murid setiap bulannya dapat untuk membeli dua buah motor atau lebih.
Jangan tanyakan seberapa mewahnya sekolahku, biar kalian sendiri yang menilainya.
Dering benda pipih disaku seragam mulai membuyarkan lamunanku, ternyata terdapat notifikasi dari Anna teman sebangkuku yang bisa dibilang cukup akrab denganku.
Anna nanana
Din, mau titip gk lo?
Nggak deh, belum laper
Thanks btw
Ok, jangan lupa makan nantiii
Ingett!!
Siapp
Setelah menempuh perjalanan yang hanya memakan waktu sekitar lima menit, akhirnya sampai didepan masjid ar - rahman
Baru saja aku selesai melepas sepatuku ada seorang lelaki yang menghampiriku, lengkap dengan rambut basahnya yang sepertinya sudah berwudhu.
Dan siap untuk menunaikan shalat dhuha.
***
Rey
Sudah menjadi kebiasaan untukku untuk selalu shalat dhuha saat jam istirahat begini disaat yang lain memilih untuk mengisi perut, aku memilih untuk bercengkrama dengan penciptaku.
Sebenarnya, bukan kebiasaan hanya saja sudah beberapa hari ini ada sesosok bidadari yang terus mengganggu pikiranku dan hanya satu kali aku melihatnya didepan masjid ini saat dia memasuki masjid pada waktu dhuha.
Itu alasan mengapa beberapa hari ini aku rajin melakukan shalat dhuha.
Setelah selesai berwudhu aku melangkahkan kaki menuju pintu masuk masjid bagian laki - laki yang letaknya bersebelahan dengan pintu masuk perempuan.
Mashaallah, gerakanku terhenti ketika melihat sesosok bidadari berwujud manusia lengkap dengan seragam putih abu-abunya dan hijab putih miliknya.
Dia, sang bidadari yang beberapa hari ini terus mengganggu pikiranku.
Mataku tak berkedip, jantungku memompa dengan sangat cepat dan ini mungkin pertama kalinya aku merasakan seperti ini, setelah dua tahun bersekolah disini di SMA ini.
Dengan segera aku menghampirinya, tanpa berpikir dua kali tidak peduli apa yang terjadi.
Dengan napas terengah-engah aku mencoba bersuara " hai, boleh kenalan?" sang bidadari mengerutkan keningnya heran, Mashaallah kayak gitu aja udah cantik.
Dengan penuh kepercayaan diri aku menepuk dadaku " pasti tau gue kan?" ujarku sembari menaikkan sebelah alisku " gue Rey, tau kan?"
Bukannya sombong ya, tapi satu sekolah pasti tau aku Reynaldi mbayang si cowok ganteng tiada tara, ramah dan satu yang paling penting ketua tim basket. Bayangkan, siapa yang tidak kenal?
" serius nggak tau gue? Ketua tim basket yang paling ganteng itu lho"
***
DindaAku masih mengkerutkan kedua alisku heran, cowok ini sehat kan?
" maaf, permisi " ujarku jutek, aku berlalu memasuki masjid tanpa mempedulikan panggilan cowok aneh yang sepertinya sedang butuh obat.Dengan segala tingkat kepedeannya dia mengajak seorang perempuan berkenalan didepan masjid, tepatnya tangga menuju pintu masjid.
Sebelumnya, belum ada lelaki yang berani mengajakku berkenalan seperti itu, mungkin karena banyak yang tau sifatku yang cuek terhadap lawan jenis.
Tapi, entah kenapa jika dengan lelaki itu rasanya aku ingin tertawa saja melihat tingkah anehnya.
Seperti biasa, aku melakukan shalat dhuha sebanyak delapan rakaat, berkeluh kesah dengannya dan meminta yang terbaik untuk aku dan orang sekitarku yang aku sayangi.
Hatiku terasa tenang setelah sholat, benar-benar nikmat bersujud diatas sajadah.
Setelah selesai, kulipat mukena biru yang bermotif awan ini dan segera keluar karena sekitar lima belas menit lagi bel akan berbunyi.
" hai!! kita jodoh ya?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DISEPERTIGA MALAM
Teen FictionIni hanya kisah cinta antara dua insan biasa Dua insan yang selalu bangun disepertiga malamnya. Dua insan yang bersatu karena sepertiga malam Dan ini hanyalah cerita biasa kisah kasih para remaja CERITA REIN