☆Pov Sadan
Allah adalah cinta terbaik, harapan terbaik, tempat terbaik. Aku kembali ke rumah dengan simbahan hati yang tersayat-sayat. Mataku panas dan memerah menahan sakit dan luka.
Aku ingat tentang Pak satpam dengan surat di tanganya. Aku segera masuk ke kamar Mamah. Aku sangat yakin surat-surat itu ada di sana.
"Mamah mana Pah"
"Oh Mamahnya ke Mall bersama Elisa. Baru saja pergi."
"Pah, Sadan izin mencari sesuatu di kamar Mamah"
Papah pun mempersilahkanku. Aku mencari di setiap laci meja dan lemari serta di bawah baju Mamah tapi tidak ada. Ada 2 laci yang terkunci, aku yakin surat-surat Aqirah di situ.
"Sadan, Mamah pulang", panggil Mamah dari luar
"Pah aku mohon pinjam kunci untuk dua laci ini"
"Ini Nak, sebenarnya ada apa?"
Aku langsung membuka laci pertama tanpa sempat menjawab pertanyaan Papah. Isinya hanya beberapa mutiara dan emas mahal serta surat-surat penting di rumah.
Lalu aku membuka laci kedua paling bawah.
"Sadan! Lagi apa", tanya Mamah terkejut. Aku tak menghiraukan itu
"Mamah menyembunyikan surat-surat dari Aqirah untuk Sadan", tuduh ku sambil memperlihatkan surat-surat dari laci itu
Mamah hanya terdiam dan kaget. "Ma.. mah ga maksut gitu Bang"
"Mamah tega sekali ke Sadan, betapa berat sekarang yang Sadan rasakan gara-gara surat ini tidak sampai! Dan sekarang Aqirah di pinang pria lain", ungkapku dengan bendungan kesedihan
Papah ku terkejut, "Kenapa Mamah gitu ke anak sendiri?", tanya Papah
"Kamu tau apa sih Pah tentang anak kita, aku tau yang terbaik untuk dia karena aku yang melahirkan dia", bentak Mamah kepada Papah
"Cukup Mah jangan bentak Papah!"
Aku segera keluar dari kamar itu menuju ke kamar ku. Aku melihat Elisa dia memandang ku dan tersenyum. Aku membuang wajah segera menaiki tangga dan masuk ke kamar.
"Ya Allah ... ini surat-surat Aqirah", aku meletakan surat itu di atas meja kerja ku
Lalu aku membacanya. Sungguh selama ini Aqirah menanggung rindu tanpa kabar yang berat sama seperti ku. Aku perhatikan bait-bait kalimatnya menunjukan prasaanya yang tulus untuk ku dari tulisan huruf-huruf yang melekuk ada kecamuk yang di rundungnya. Sembari membaca surat demi surat tak terasa Air mata yang ku tahan menetes.
"Ya Allah... kuatkan aku dan Aqirah"
_________________________
_____________Aqirah kembali menjalankan rutinitasnya. Hampir santri putri dan putra tau tentang pernikahanya dengan Gus Rofi'. Aqirah pun berusaha bahagia dan tersenyum demi nama baik dan kehormatan Kiyai dan Nyai. Aqirah tak mau sampai ada yang berfikir negatif karena kesedihan Aqirah menikah dengan Gus Rofi'.
"🌹Amboi Sadan ku...
Batapa sakit aku dalam sedih ini aku harus bahagia... dalam tangis ini aku harus tertawa... keadaan ku sangat mempontang panting syaraf-syaraf ku... tak berdahan, tak beranting, tak berdaun dan layu itu aku... aku bunga yang hidup di tengah gurun sahara yang panas... aku tak bisa mendapatkan air untuk hidup... aku kira kau musafir yang akan membagi air minum mu untuk menyiram ku... tapi malang kau hanya membuang air itu dan membuat kita sama-sama mati🍃", ungkap Aqirah dalam hati.Betapa Aqirah semakin tersiksa karena di tengah dukannya ia harus tersenyum. Di tengah pilunya dia harus tertawa. Di tengah sesaknya dia harus baik-baik saja. Bibirnya tersenyum tapi hatinya menangis. yah, itulah ungkapan yang paling tepat. Hanya Allah yang paling tau bagaimana hati Aqirah walaupun lisanya diam tapi hatinya bermunajat.
Aqirah ikhlas menerima segala takdir Allah, dia percaya bahwa Allah lebih tau apa yang terbaik.
"Aqirah", panggil Gus Rofi' di Ndalem saat Aqirah menyelesaikan tugasnya
Gus Rofi' menghampiri Aqirah dengan wajah berseri-seri.
"Kamu benar menerima aku Aqirah?""Iya Gus"
"Kamu tulus?", tanya Gus Rofi' dengan semangat
"Iya Gus"
"Kamu Senang?"
Aqirah terdiam sesaat "Iya Gus"
"Kamu bahagia?", tanya Gus pelan
Aqirah terdiam.
1 detik
2 detik
3 detikAqirah memberanikan diri untuk mengangkat wajah dan menampakan senyuman palsu
"Iya Gus"
Mata Gus Rofi' berbinar lalu menatap mata Aqirah. Sesaat wajah Gus Rofi' yang secerah mentari itu tiba-tiba redup tertutup mendung, senyumannya hilang.
"Kau bohong Aqirahhhh!!!", pekiknya di hadapan Aqirah
Aqirah kaget dan tak mengerti kenapa Gus Rofi' bersikap seperti ini.
"Aku tau semuanya Aqirah!, apa yang kalian biacarakan di ruang tamu", ungkapnya memalingkan wajah
"Aku anak piatu kan ? Ibu ku meninggal saat melahirkan ku... dan aku durhaka memusuhi ayah ku yang sabar itu. Akumembenci ibu yang tidak bersalah itu"
"Kenapa kau menerima ku Aqirah, kenapa ....?!seharusnya kau menolak dan katakan semua apa yang tidak aku ketahui itu...!", ungkap Gus Rofi' dengan sedih
"Ti... tidak Gus, jangan salah paham"
Bersambung....
#Hayo Jangan lupa
Vote☆ dan komen😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Ikhlas
Teen FictionSadan Haikal Sulaiman. ia seorang pilot muda yang kaya raya banyak di sukai wanita. Sadan mempunyai ayah yang agamis berbeda dengan ibunya yang lebih material. Namun Sadan lebih cenderung pada sifat-sifat Ayahnya yang budi pekerti. Disisi lain ada...