Tentang Merelakan

60 2 1
                                    

selepas hari hari dan malam malam panjang dengan didampingi air mata dan kesedihan, aku mulai belajar untuk membuka diri. sedikit belajar untuk menuruti permintaan angga, sebagai shania yang fokus mengejar masa depan dan mimpi mimpi.

malam ini ditemani rembulan yang berkedip seolah memberiku sebuah semangat, bersama secangkir coklat kesukaan ku, dimeja belajar yang disitu masih terpampang foto angga,

penaku mulai sedikit sediikit mencuri waktu untuk meluapkan isi hati.

" shania - tentang merelakan "
" aku pernah terbawa terbang yang sangat tinggi
berangan dalam dalam
hingga kini tersiksa untuk sulit melupakan

kini tiadaa kitaa
kini tiada aku, kamu bahkan saya
sirnah begitu saja
entah bagaimana

agustus
kita hampir menjadi utuh
namun belum genap semua
raga dan hatimu sudah harus kembali pada peraduannya
kau tahu
melupakan adalah perihal tersulit bagiku
merelakan adalah perihal yang bahkan tak mampu kulakukan

ceritamu banyak
kenanganmu membekas
mimpi dan angan kita untuk bersama seolah mengikatku untuk ttp disana
kalaupun raga dan hatimu pergi, bolehkah bayangmu ttp menemaniku disini?

dekapmu pernah hangat
usap kecil dipipi yg selalu menciptakan senyum
bolehkah kupinjam tangamu, lagi?
sekali lagi, sblm semua benar benar pergi dan merelakan

entah harus ku taruh dimana lagi rindu ku
semua telah terampas oleh waktu

kita telah usai
kamu dengan kmu
aku dengan aku

hati hati ya pada jalanmu
merelakan butuh waktu sembuh dalam pemulihan
kusayangkan...
waktu perlahan merampas
dan kini waktu sudah mengharuskan aku untuk melupa

sampai bertemu nanti, jika tuhan memang menakdirkannya kembali
untuk laki laki yg telah menemaniku tumbuh bersama
terimakasih telah mengajarkanku arti dewasa
untuk tidak egois dan berpikir terlalu dalam

kalau nanti ada apa apa
aku masih tetap ada pada posisi yang sama

kamu akan selalu menjadi karakter favorit dalam ceritaku
kamu hebat, kamu lucu, kamu sempurna

dulu malam malam kita tentang kebersamaan
kini malam malam kita tentang kesendirian

aku tak akan benar benar pergi
aku tidak munafik, karena sampai saat ini aku meyakini bahwa separuh ragaku ttp ada kamu

laki lakiku kini harus sudah kembali
perannya telah usai kini
ia sudah sampai pada tujuan
sedang aku masih menetap pada peraduan

menyebutmu dalam doa
mengaharapkan mu dalam angan
dan menjagamu dari kejauhan "

tulisan ini menjadi kata terakhir yang aku ungkap untuk sebuah pengakuan.
Terimakasih Angga :)

My Ketos My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang