~Sesuatu yang buruk akan dibalas lebih buruk. -Setan manusia.
*******
"Soal masalah lo personal sama Kevin kali, lo pada tahu sendiri kan ketuanya di sana Kevin dan rasa solid mereka tinggi banget, lo buat masalah sama Kevin, Le? atau ketemuan berdua gitu?" tanya Epot dengan wajah serius.
Kale mencoba biasa saja. "Nggak, emang muka lo nantangin jadi mereka pada greget."
"Setuju!" ucap Jawa dengan suara meninggi.
Epot berdecak kesal. "Serius Le, orang sebelum pisau itu kena tangan gue, mereka interogasi gue. Nanya ada masalah apa salah satu geng lo sama ketua kita? Ini hal mudah buat ditangkap otak gue dan langsung mikir ke lo, karena lo yang selalu punya masalah dengan Kevin."
"Bagus, Le. Sering-sering aja buat masalah sama tu orang." Jawab Bule yang merebahkan dirinya di sofa, sungguh kepala Bule kini dipenuhi oleh kondisi Anisah.
Kale membuka jaketnya lalu berjalan menuju dapur. "Sakit?" tanya Jawa mencoba memegang tangan Epot.
Dengan cepat Epot menepisnya. "Perih, kaya luka kena oli."
Jawa langsung bergidig ngeri. "Ishhh."
"Terus kenapa lo bisa masuk ke klinik hewan, urat lo masih nyambung kan?" tanya Bule tanpa merubah posisinya.
"Gawat lah anjir, itu sepi banget jalan. Darah gue semakin banyak kalau pergi kerumah sakit jauh, kebetulan aja jalan sepi itu deket rumah sakit hewan dan ternyata dirumah sakit hewan juga ada perban buat manusia." Tutur Epot.
"Kenapa nggak telpon gue?" tanya Kale yang datang membawa beberapa gelas dan air es.
"Cocok juga nih jadi babu." Celetuk Bule.
Kale hanya menoleh sekejap pada Bule lalu berjalan keluar rumah Epot tanpa bicara. "Anjir baperan!" ucap Bule lalu berlari mendekati Kale.
"Ciaaaahhhh, gue bercanda Le masa iya tampang cakep jadi kacung." Kata Bule.
"Bagus ngaku." Jawab Kale lalu melanjutkan langkahnya, dengan cepat Bule tahan.
"Ya ... ya ... yaudah jangan marah lah Le." Kata Bule panik.
Kale meronggoh saku celana panjangnya dan mengeluarkan handphone lalu ia tunjukan pada wajah Bule. Ternyata sang Bunda telah menyuruh Kale pulang.
Bule menyengir kuda. "Monggo." Ucapnya.
Kale berjalan menuju mobil dan meninggalkan pekarangan rumah Epot. Setelah pulangnya Kale, Bule menyusul pulang, moodnya malam ini semakin memburuk.
"Jaket siapa ni?" Ucap Bule lalu memakainya. "Angin malam diluar bikin dingin."
"Yang Kale." Balas Jawa.
"Gue balik duluan ya, mau belajar." Ucap Bule yang mendapat gelak tawa dari kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALE [END]
Teen Fiction[Series stories F.1 familly] ⚠️Bisa dibaca terpisah⚠️ Tamat☑️ [Start: 19:07:20] [Finish: 26:11:20] Luka terdalam bisa saja disebabkan oleh orang yang kita anggap spesial.