Rafli tersentak. Tidak ada gemuruh hujan bahkan petir, tiba-tiba Ra berbicara seperti itu padanya. Rafli berlari menyusul Ra. Setibanya di kelas yang ramai, beberapa siswa menyapa Rafli dan ia membalas dengan anggukan atau cengiran yang dipaksakan. Dari jauh, Ra tampak termenung. 'Ini sebenarnya kenapa sih?' Pikir Rafli. Baru saja ia merasa lebih dekat dengan Ra, tapi sikapnya mendadak berubah. Bel masuk tiba-tiba berbunyi, niat Rafli untuk meminta penjelasan harus ditunda terlebih dahulu.
"Singkatnya, Tembok Berlin dibangun untuk mencegah warga Jerman Timur lari ke Jerman Barat yang mana kondisi ekonomi dan kebijakan yang dianggap lebih baik, sehingga warga Jerman Timur yang mengalami kondisi kedodoran akibat perang memilih lari ke Jerman Barat. Untuk itu, pemerintah Jerman Timur membangun diam-diam tembok ini agar tidak lagi terjadi pelarian terutama kaum muda yang memiliki potensi bagi Jerman Timur supaya tidak menuju Jerman Barat."
"Bagus Ra, jawaban yang baik. Adalagi yang mau menambahkan." Ujar Bu Sulis, guru sejarah.
Rafli mengangkat tangan. "Ya, Rafli silahkan."
"Jerman Timur atau nama resminya Republik Demokratik Jerman atau RDJ merupakan negara Blok Timur selama periode Perang Dingin. Wilayah Jerman Timur sebelumnya merupakan wilayah Jerman yang diduduki oleh pasukan Soviet setelah berakhirnya Perang Dunia II yang disebut Zona Pendudukan Soviet sesuai dengan hasil Perjanjian Potsdam, yang berbatasan langsung dengan Perbatasan Oder-Neisse di sebelah timur. Tidak hanya itu Jerman Timur didirikan di Zona Soviet, sementara Jerman Barat didirikan di gabungan zona Amerika Serikat, Britania Raya, dan Prancis. Jerman Timur sering disebut sebagai negara satelit Uni Soviet." Jelas Rafli. Ra hanya melirik sekilas. Dan semua di kelas tersebut menatap takjud Rafli."Namun, kedua negara ini yang satunya dipegang Uni Soviet dan satunya Amerika dkk. Akhirnya juga dapat bersatu, persatuan negara ini dicapai saat stuasi ketika Jerman Timur dibubarkan dan dipecah menjadi lima negara bagian, yang kemudian bergabung dengan sepuluh negara bagian Republik Federal Jerman bersama dengan negara kota Berlin yang sejak itu bersatu kembali. Dengan penyatuan kembali Jerman Barat dan Timur, Republik Federal Jerman, yang sekarang diperluas menjadi enam belas negara bagian, dikenal sebagai Jerman." Rafli baru saja mau duduk, namun Ra menyela.
"Pembahasannya kan Tembok Berlin bukan sekedar Jerman" ketus Ra.
"Tapi subjek yang menciptakan tembok Berlin inikan warga Jerman." Sahut Rafli
"Bukan warga Jerman, melainkan warga Jerman Timur yang masih dibawah kendali Uni Soviet." Lanjut Ra.
"Cuma kurang Timur doang." Pancing Rafli.
"Tapi itu udah beda makna tau."
Siswa sekelas hanya bisa ternganga menyaksikan perdebatan langsung antara Ra yang mereka kenal paling pandai di sekolah ini dengan Rafli, anak baru yang belum satu bulan lamanya."Sudah... sudah, Ibu bangga kalau anak-anak Ibu bisa paham bahkan sampai bisa menjelaskan asal usulnya dan bagaimana akhir dari Jerman ini." Ujar Bu Sulis sambil tersenyum. "namun, memang benar yang dikatakan Ra tadi, kita membahas Tembok Berlin. Dan yang diucapkan Rafli juga sama pentingnya, Tembok Berlin tercipta, ada, atau dibentuk karena adanya subjek atau orang yang menginginkan. Jadi penjelasan kalian tapi saling melengkapi. Baik, sekarang kalian kerjakan uji kompetensi di halaman 102 sebagai tes kepahaman kalian dari materi ini."
Ra hanya mendengus, baru kali ini ada yang menyela dipelajaran favoritnya itu. Dan siapa lagi kalau bukan orang yang harus benar-benar ia hindari.
