Bab 3

4.8K 630 184
                                    

Hari sabtu adalah hari yang dinanti-nantikan oleh anak muda jaman sekarang karena biasanya mereka akan mengunjungi rumah sang kekasih atau pergi berkencan kemanapun asal berdua.

Tapi terkecuali untul Haechan karena ia sedang berdiam dikamarnya yang bernuansa baby pink. Jangan coba meledek lelaki manis ini karena menyukai warna tersebut, dipastikan kalian akan merasakan pukulan keras dari pemilik kamar tersebut.

Suara ketukan pintu terdengar dari luar, Haechan memalingkan wajahnya dan segera membukakan pintu. "Ada apa, Bu?" tanya Haechan malas. Ternyata yang menganggu ketentramannya adalah sang ibu.

Plak

"Kau ini bagaimana sih! Sekarang malam minggu! Kenapa berdiam dirumah saja? Pergi sana, ajak kencan perempuan agar kau segera punya kekasih!" Omel sang ibu pada Haechan.

Sudah berapa kali Haechan mendengar omelan ibunya yang selalu membahas tentang perempuan, kencan dan kekasih. Ia sangat sangat sangat bosan!

"Malas sekali bu! Mending aku tidur saja!"

Plak

Sebuah pukulan mendarat ke lengan Haechan. "Aw, sakit ibu! Kejam sekali padaku!" pekik Haechan.

Sebenarnya ibu Haechan bukan kejam atau semacamnya, ia hanya kasihan melihat anak lelakinya sendirian dan tidak punya kekasih. Sang ibu juga iri melihat anak tetangga yang sudah memperkenalkan perempuan pada ibu ayahnya. Kapan Haechan melakukan itu?

"Sudah sana keluar! Kapan kau mendapatkan kekasih kalau kerjaanmu hanya berbaring tidak jelas? Ibu ingin punya mantu ya!" delik sang ibu.

"Ibu tidak jelas sekali! Aku masih SMA ya! Ibu mau aku menghamili anak orang?!"

Plak

"Bodoh sekali kau! Pokoknya ibu tidak mau tahu, kau harus keluar dan cari kekasih!"

Sumpah, Haechan sungguhan malas mendengar ocehan sang ibu! Lebih baik ia iyakan saja agar ibunya tidak mengomel lagi. "Iya iya bu, aku siap-siap dulu." kata Haechan pasrah.

Sang ibu tersenyum dan menepuk kepala Haechan pelan. "Berdandanlaj yang tampan! Gaet perempuan diluar sana sebanyak mungkin!" Setelah mengatakan itu, ibunya pun pergi meninggalkan Haechan sendirian.

"Aku kan maunya Mark, bukan perempuan, huh menyebalkan!"

***

Disinilah Haechan, ditaman kota sendirian. Ia bingung harus melakukan apa. Sedari tadi ia hanya duduk bersila memandang air mancur yang dihiasi lampu warna-warni.

Tak luput dari pandangannya banyak sepasang kekasih yang lewat dengan mesranya dihadapan Haechan. Ah, coba saja ia bisa melakukan hal tersebut bersama Mark, pasti ia akan sangat bahagia!

Tapi apa daya, hubungan antar lelaki untuk sebagian orang masih tabu dan banyak yang memandang jijik. Apa salah jika mereka mencintai satu sama lain? Mereka juga ingin bahagia tanpa harus mendengar hujatan dari banyak orang.

"Ah, coba Mark ada disini pasti akan sangat romantis." guramnya pelan. Ia memandang langit yang bertabur banyak bintang.

Tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya pelan, itu menbuat Haechan kaget. Ia segera menoleh dan memandang tak percaya.

Apakah tuhan mendengarkan doanya?

Apakah hari ini akan berubah menjadi hari keberuntungannya?

Apakah benar yang dihadapannya adalah Mark Lee, orang yang ia suka- ah cintai?

Haechan mengusap matanya pelan, ia takut hanya berhalusinasi. Ia juga menampar pipinya keras. "Aw." jeritnya.

Sedangkan Mark didepannya pun terkekeh pelan lalu mengusap pipi yang kemerahan tersebut. "Kenapa kau menampar pipimu?" kata Mark.

"Kau betulan Mark? Mark Lee?" kata Haechan masih tak percaya. Mark pun mengangguk pelan.

"Iya, ini aku. Kenapa terkejut begitu?" tanya Mark heran.

"Ahh- tidak aku hanya terkejut saja kenapa kau sendirian disini. Ku kira kau pergi berkencan bersama Mina. Kalian kan pasangan baru." kata Haechan santai, namun jangan lupakan hatinya yang sedikit sakit saat mengatakan hal tersebut.

"Ah, aku malas pergi dengannya, lebih baik pergi denganmu." kata Mark sambil merangkul bahu Haechan.

Tidak tahu saja perbuatan Mark membuat pipi Haechan merona. "Nanti kekasihmu merengek dan malah memutuskanmu bagaimana?" kata Haechan.

Biasa gan, mancing dulu.

"Tinggal aku iyakan saja. Sudah jangan dipikirkan, lebih baik kita bersenang-senang." kata Mark sambil menarik tangan Haechan agar mengikutinya.

"Eh-eh mau kemana?"

"Ke suatu tempat yang indah, daripada disini tidak jelas."

Haechan hanya bisa menghela nafas pasrah. Ia hanya bisa mengikuti Mark yang menariknya entah kemana.

Ah, ternyata mereka menaiki motor milik Mark. Kemana kira-kira Mark mengajak Haechan?

"Ini pakai helm mu." Mark memberikan helm pada Haechan.

"Ini helm siapa? Kenapa kau membawa dua helm?" tanya Haechan penasaran.

"Ini helm khusus untukmu. Sudah cepat pakai." Mark gemas dengan Haechan yang terlalu banyak tanya! Ia kan ingin cepat-cepat berduaan dengan Haechan. Kalau mereka berduaan di taman kota nanti banyak yang melihat mereka berdua.

Mark paling tidak suka privasinya diganggu oleh orang lain.

Mark juga tidak suka miliknya dilihat oleh orang lain.

Eh, miliknya?

Siapa?

-tbc-

Selamat membaca anak onlenku~

Jangan lupa komennya! Wkwkw.

Moma seneng liat komen kalian,huhuhu

KEN & BARBIE [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang