Tay sedang duduk di ruang TV ketika Natcha datang dan duduk dipangkuannya, mereka duduk saling berhadapan, mau tidak mau pandangan Tay yang awalnya fokus ke TV kini harus menatap wajah gadisnya.
"I miss you, Tay" ujarnya pelan lalu mendaratkan ciuman di bibir dan kedua pipi Tay,
Tay tersenyum, lalu kini gantian menjadi dirinya yang menginisiasikan deep kiss untuk mereka,
Natcha baru saja terbuai hanyut dalam ciuman Tay dan merangkulkan dua tangannya pada leher Tay, ketika Tay perlahan menarik diri sambil terkekeh kecil, "Kita tidak boleh melakukannya terlalu jauh, aku ada flight ke Makao subuh nanti" bisiknya dan mencolek ujung hidung Natcha,
Kini Natcha cemberut, lalu membenamkan wajahnya di bahu Tay. Tay menggeliat begitu merasakan nafas Natcha di lehernya, "Geli tahu~" serunya,
"Jadi kapan kau punya waktu kosong?" Tanya Natcha dengan nada merengek,
"Hm.. Bulan depan?" Jawab Tay meragu,
Natcha makin cemberut setelah mendengar jawaban Tay,
"Sabar ya sayang, kan aku bekerja juga demi masa depan kita, kau mengerti itu kan?" ujar Tay lalu mengecup dahi Natcha.
**
Natcha dan Tay adalah sepasang kekasih yang sudah menjalani hubungan selama 4 tahun dan baru beberapa bulan kemarin memutuskan untuk bertunangan dan tinggal serumah. Dalam dua tahun ini memang lebih sering berada jauh satu sama lain karena Tay yang sibuk mengembangkan bisnisnya ke berbagai negara sehingga keduanya sudah terbiasa dengan keadaan long distance relationship, Natcha pindah ke condo Tay 6 bulan terakhir dengan alasan agar lebih bisa mengurus Tay jika ia pulang dari luar negeri, Tay juga setuju dengan ide itu agar pacarnya tidak perlu membayar uang sewa condo lagi.
Menjadi kekasih seorang Tay, Tawan Vihokratana yang notabenenya adalah salah satu pembisnis muda yang sukses di Bangkok membuat Natcha harus banyak bersabar untuk banyak hal diantaranya adalah tantangan jarak karena alasan bisnis sering membuat Tay jauh darinya, berikutnya adalah godaan gadis lain dalam circle pertemanan Tay yang terbilang high-class sementara dirinya hanya karyawan kantor biasa. Sering di terpa gosip tentang Tay yang melakukan perjalanan bisnis dengan beberapa gadis yang juga berkecimpung dalam dunia bisnis, Natcha sudah terbiasa sampai-sampai tidak peduli lagi, yang ia tahu adalah ia sangat mempercayai kekasihnya yang sudah berjanji setia padanya.
*
Natcha terbangun ketika bunyi alarm terdengar sangat berisik dan mengganggu tidur mereka. Jam di dinding menunjukkan pukul 3.30 dini hari. Ia melihat Tay disampingnya masih terlelap dalam tidur.
"Tay" panggil Natcha halus dan menyentuh pipi Tay, tetapi laki-laki itu tak bergeming,
"TAYYYY!!" seru Natcha setengah berteriak, membuat Tay terkesiap bangun dari tidurnya, matanya mengerjap-ngerjap sambil meraba tangan Natcha yang ada di pipinya,
"Bangun sayang, kau bilang penerbanganmu jam 5 pagi. Ayo segera mandi dan bersiap!" seru Natcha,
Meski dengan mata yang masih tertutup karena terasa berat, Tay tersenyum dan mengangguk pelan mendengar titah kekasihnya, "Iya.. iyaa. Tolong siapkan bajuku ya, di taruh di koper yang kecil saja, aku cuma 3 hari di Makao. Oh iya, tolong masukkan berkas dalam map hijau dan biru di meja kerja bersama buku agenda" pinta Tay sebelum beranjak menuju kamar mandi.
Sementara Tay mandi, Natcha pun melakukan apa yang diminta laki-laki itu tadi, memilih kemeja dan jas hingga dasi yang cocok, setiap pasangnya dipakai untuk satu hari kerja. Beranjak menuju meja kerja Tay, Natcha tersenyum melihat jejeran bingkai foto kecil Tay dan keluarganya juga foto-foto kebersamaan mereka selama pacaran. Natcha pun memasukkan map yang diminta Tay, lalu melihat agenda laki-laki itu, tertulis rinci jadwal pertemuan dan kontak investor. Tay memang menyenangi cara konvensional ketimbang membuat catatan di tablet. Natcha menarik tali penanda buku agenda dan di halaman itu menemukan foto dan kontak seseorang.
Hin
Kyoto, Japan.
+8163625946
Dalam foto yang ada Tay sedang memegang kue ulang tahun dan diserahkan pada seorang laki-laki, ketika membalik foto itu Natcha menemukan tulisan "Ulang tahun Hin ke-24. Ku doakan bahagia selalu!",
"Nat, apa yang kau lakukan?" Tanya Tay yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk yang dililitkan di pinggangnya, tangannya ia gunakan untuk menggosok-gosokan handuk kecil dikepalanya,
"Tay, aku tidak sengaja melihat ini. Apa dia temanmu? baru pernah lihat" Tanya Natcha,
Mata Tay membelalak kemudian dengan cepat merebut foto itu dari tangan Natcha, membuat gadis itu terkejut dengan reaksi Tay,
"Hanya teman lama yang menghilang" ujarnya singkat dan mengambil buku agenda dari tangan Natcha dan meletakan foto itu asal di salah satu halaman buku,
"Kau menulis ia berada di Jepang",
"Itu keterangan beberapa tahun lalu, aku tidak tahu dimana dia sekarang",
"Aku paham kalau kau tidak ingin menceritakannya, tapi kau sudah bereaksi berlebihan hanya untuk sebuah foto. Aku minta maaf kalau lancang membuka barangmu",
Tay tidak berkata apa-apa dan hanya berlalu untuk segera memakai pakaian. Setelah selesai berpakaian rapi, Tay berjalan sambil menggeret kopernya ke pintu ditemani Natcha. Mereka mengulangi adegan ini seperti yang sudah-sudah sebelumnya. Natcha dan Tay bertukar pandang, hal yang sedikit berbeda adalah Natcha tak memberi pandangan hangat pada Tay, wajahnya menyiratkan kecewa yang ditutupi senyum palsu yang terasa canggung sambil melipat tangan di depan dada. Tay peka pada situasi itu, gadis itu pasti kesal dengan keadaan tadi.
"Kau akan membiarkan ku pergi seperti ini?" Tanya Tay yang sedikit menunduk untuk mempertemukan pandangan mereka dari mata ke mata, lalu mengupayakan senyum manis yang selalu dapat meredam amarah gadis itu dalam segala situasi,
Natcha membuang muka, mencoba untuk menjadi tidak luluh dengan perlakuan Tay,
"Hei, aku tidak akan bisa bekerja dengan tenang jika berpisah denganmu seperti ini" ujar Tay yang mengupayakan wajahnya ada dalam pandangan gadis itu,
Natcha menghela nafas berat, menyadari sekali lagi ia kalah dari laki-laki dihadapannya, mana tahan ia marahan sama Tay. "Euh.. sudah, sana berangkat!" usirnya,
"Senyum dulu" pinta Tay,
Natcha pun memaksakan senyumnya,
"Tidak ikhlas!", "Kor thot na.. " ujar Tay dan mengelus puncak kepala Natcha, *maaf ya
Natcha mengangguk pelan, "aku tidak marah lagi.. hati-hati di perjalanan ya, semoga semua urusanmu dilancarkan",
Tay tersenyum, "ini baru Nat tunanganku", lalu membawa gadis itu kepelukannya dan mengecup puncak kepalanya. "Tunggu aku pulang" ujarnya dan melepas pelukan,
Natcha meraih leher Tay untuk dipeluk lalu mendaratkan ciuman singkat di bibirnya, kemudian memasang mimik wajah kecewa untuk kebersamaan mereka yang singkat,
"Aku paham kau masih ingin berlama-lama seperti ini, tapi kita lanjutkan saja nanti sepulangku dari Makao ya! Siap-siap ku cium sampai pingsan!" seru Tay,
Natcha tersipu mendengar perkataan Tay lalu memberi pukulan pelan di dada laki-laki itu,
"Uhh gemasnya tunanganku ini" ujar Tay dan mencubit pelan pipi Natcha, "Ya sudah, aku benar-benar berangkat kali ini".
bersambung..
huaa part 1 aja udah banyak cipokannyaaa :v emang pas nulis ini imajinasiku sedikit liar wkwkwk
yuk halu lagi, OC is youu😏🤣🤣jangan lupa vote dan komentarnyaa