mencari

6 0 2
                                    

Pagi begini, Aku sudah berada di ruang kelas. Tak seperti biasanya yg sepi, Kelas sudah ramai. Sesekali aku melirik kearah arloji di tangan kiriku. 'apakah aku salah masuk kelas atau apa jam di tanganku rusak' berbagai pertanyaan sejenis itu muncul dikepala. Kelas yang biasanya kosong sebelum dosen lebih dulu masuk kini sudah ramai.

"Kenapa kau bengong aja dri tdi?"

"Agak pening aku, kurang tidur kurasa" jawabku

"Yaudah nanti aku aja yang jaga. Kau pulang aja kerumah"

Aku menggeleng kecil dan menatapnya horor "yah gak lah. Gak mungkin ku biarkan kau jaga sendiri"

"Hallah, rayuanmu gk mempan hahaha. Kalok kau sakit, semua pening ham kau buat." Ucapan Edo membuatku tertawa kekeh

"Ih.... Bahagia kali kau ham"

"Kau yang buat lucu dodol"

Kami tertawa berbarengan. Tak berapa lama dosen masuk. Aku menyiapkan alat tulis dan beberapa keperluan lain untuk mengisi mata kuliah ini hingga dua jam sudah terlewati. Segera ku langkahkan kaki keluar. Kaca mata min yang digunakan turun saat kakiku berayun di tangga.

"Kantin dulu kita, masih pagi ini satu matakuliah lagi kan" ajak Edo dan aku mengangguk

Memasuki kantin ini yang di gabung dengan fakultas ilmu bahasa, semua mata tertuju pada ku. Edo terkekeh ketika aku masih saja diam ditempat. Kantin ini ramai, menjual stand makanan dan minuman. Banyak sekali lelaki yang duduk manja disini untuk Mabar. Perempuan juga tampil modis dengan pakaian serba mewah sedang mengobrol. Rasanya kantin ini tak begitu cocok untuk ku yang masih bnyk hutang.

"Ayok ham, ngapai kau disana kayak patung"

Aku berdehem mengurangi rasa gugup di tatap dri atas kepala sampai bawah oleh bnyk pasang mata. Ku dudukan pantatku pada satu kursi orange dengan meja bulatnya sebagai tempat tas dan juga minum. Edo sudah memesan kopi ternyata.

"Kekmana?"

"Apanya?"

"Perempuan yang kau tabrak"

"Belom" ucapku pelan

"Penasaran aku jadinya kau buat. Kekmana mau nyarik dia. Kau aja gk tau namanya. Minimal fakultas apa atau prodi apa."

"Kalok aku tau udah aku sendiri yg nyari. Gk ku ajak kau lgi"

"Kaupun Cemen kali, gak kau tanyak pulak namanya atau apa"

"Dia langsung pigi gitu aja kok"

"Kau kejar lah ham, laki laki itu kodrat nya mengejar bukan menunggu. Pakek gamis aja kau sana, kalok kau mau nunggu terus"

"Muncungmu jaga."

Edo tertawa karena nada suaraku agak berubah tak bersahabat. Aku merasa sedikit tersinggung dengan ucapannya. Ditengah rasa frustasiku kini, yang Sudah dua bulan berlalu sejak hari itu, aku tak juga menemukan setitik pun petunjuk tentang nya.

Novel terjemahan luar negri itu juga sudah ku beli di toko buku untuk ku berikan padanya jika bertemu dan Setiap hari selalu ku bawa. Lalu bagaimana dengan layar ponselnya yg retak, sudah disiapkan uang setengah juta jika nanti bertemu dengan nya.

Makanan kami dtang, aku memesan ayam penyet dan Edo memesan nasi goreng. Perutku lapar lgi padahal tdi pagi mamak sudah masak sarapanku dan bahkan aku di bungkusi makanan siang. Sepertinya makanan dri mamak ku makan di sore hari saja waktu berjaga nanti.

"Ohya ham"

"Hmm"

"Penampilan kau kan dah kayak mapala gitu. Kau juga kutengok sering kali kan Bawak orang liburan ke paropo, Samosir, Toba, tomok, Sibayak dll."

KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang