"Lo kenapa bro?" Tanya Samuel ke Jisung yang sedang duduk di tepian dengan wajah kosong. Sedetik kemudian pemuda itu menoleh.
"Tiba-tiba homesick gue," Ucap Jisung. Semalam ia dikirimi foto oleh ibunya yang sedang liburan keluarga. Lebih tepatnya hanya ibunya, ayahnya, dan adik kecilnya yang masih 3 tahun.
"Dehh kirain kenapa, lah emang Yuna mana?" Tanya Samuel lagi. Jisung pun menghela nafas lalu tersenyum.
"Biasa, OSIS dulu sampe sore, makanya ini gue tungguin," Ucap Jisung. Samuel pun hanya ber o ria lalu menendang bola yang sedari tadi ia pegang ke lapangan.
"Gue denger-denger ada yang suka lo, adek kelas," Ucap Samuel. Ia tidak menghiraukan bola yang ia tendang tadi.
"Siapa?"
"Adek kelas, Wonyoung namanya," Ucap Samuel lagi. Jisung pun mengangguk, ia tau siapa yang dibicarakan Samuel.
Perempuan dengan tubuh bongsor sejak dini. Gak heran sih, soalnya dia juga kayak gitu.
Setelah lama ngobrol-ngobrol sama Samuel, Jisung bisa liat di dekat gedung sekolah ada Yuna lagi lari-larian sambil bawa karton besar.
Mereka berdua pun papasan, tapi Jisung gak punya niat bantuin sama sekali.
Yuna yang tau Jisung gak mau bantuin pun berhenti lalu memukul Jisung dengan karton yang ia bawa.
"Aduh, kok gue dipukul?" Tanya Jisung gak terima sambil megangin pundaknya.
"Cowok tuh peka kek," Ucap Yuna lalu meninggalkan mereka berdua gitu aja.
"Cewek peka juga dong," Ucap Jisung meniru gaya bicara Yuna. Hal itu membuat Yuna kesel habis itu berbalik menatap tajam Jisung.
"Gue peka kok lo itu lagi nganggur makanya gue suruh bantuin gue," Ucap Yuna gak kalah.
Setelah itu Yuna jalan lagi. Jisung gak nyusul. Samuel yang liat sahabatnya masih duduk disebelahnya pun bingung.
"Gak lo bantu?"
"Males, lagian dia udah ninggal tuh," Ucap Jisung. Samuel gak habis pikir sama ini anak satu.
Setelah Yuna balik dari kelas, Jisung pun nyamperin Yuna habis itu ngulurin tangannya.
Yuna yang melihat itu hanya menatap tangan dan Jisung dengan raut wajah yang bingung.
"Ngapain?"
"Sini gue bawain," Ucap Jisung sambil menunjuk karton yang lain dari yang tadi di tangan Yuna.
"Udah selesai daritadi, ga butuh," Ucap Yuna sambil melotot. Pingin rasanya dia tonjok ini anak satu kalo gak inget pacarnya.
"Gak peka salah, peka salah,"
***
Dikost nya Jisung, dia lagi-lagi enak ngegame malah diganggu sama ketokannya Taehyun.
Jisung pun berdecak lalu bangkit. Ia membuka pintu tepat saat Taehyun mengetuk lagi. Jadilah wajah Jisung gak sengaja diketuk sama Taehyun.
"Goblok!" Reflek Jisung lalu memegang matanya yang kena tangan Taehyun.
Taehyun yang mendengar teriakan Jisung pun menoleh lalu meminta maaf. Buru-buru ia masuk lalu mengunci pintu.
"Ngapain sih?!" Tanya Jisung heran sama nih anak satu. Gak pagi, siang, malem hobinya nyingit mulu di kamarnya.
Nyingit=sembunyi.
"Sumpah gue tadi lagi nonton film horor di kamar, pas noleh ke pintu ada perempuan bulet wajahnya putih," Ucap Taehyun masih dengan tubuh yang sembunyi di balik selimut.
Mendengar itu Jisung pun memutar mata malas lalu mengintip keluar. Bisa dilihat dari sini kalau perempuan yang dimaksud Taehyun adalah ibu kost yang lagi maskeran.
"Lo ngapain takut, orang itu ibu kost," Ucap Jisung. Taehyun berdecak lalu menatap Jisung.
"Ya makanya itu gue takut, takut ditagih uang sewa, gue kan belum bayar 3 bulan,"
"Makanya jan bucin mulu, sok kaya lagi,"
"Heleh, lu juga bucin ye,"
"Kapan?"
"Namanya Yuna aja lu tulis ayang Yuna pake lope-lope 2, lo kira gue gak tau?"
Jisung pun melotot lalu melihat username Yuna di hpnya. Dia gak merasa pernah nulis kayak gitu kecuali Yuna sendiri.
"Anjim!" Betul ternyata Yuna yang nulis.
Author's note:
Ini nggak terlalu aku revisi karena menurut aku yang nggak hancur-hancur amat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Page [REVISI]
FanfictionKita punya keinginan, Semesta punya kenyataan. ft.sungna ©goldenjun, 2020